Gejala mata minus tidak hanya ditandai dengan penglihatan kabur saat melihat objek yang berjarak jauh, tetapi juga bisa berupa kepala pusing dan mata lelah. Keluhan tersebut tentunya akan mengganggu aktivitas sehingga perlu ditangani dengan tepat.
Mata minus dalam istilah medis disebut sebagai miopia. Kondisi yang juga dikenal sebagai rabun jauh ini merupakan suatu gangguan ketajaman penglihatan yang membuat penglihatan penderitanya tidak dapat fokus pada objek yang berjarak jauh. Akibatnya, objek akan terlihat kabur.
Gejala mata minus biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti membaca dengan jarak yang terlalu dekat dengan mata, jarang melakukan kegiatan di luar ruangan, dan kebiasaan menatap layar gawai terlalu lama. Selain itu, orang yang memiliki keluarga dengan miopia juga lebih rentan mengalami kondisi yang sama.
Gejala Mata Minus
Beberapa gejala mata minus yang mungkin dialami penderitanya adalah sebagai berikut:
- Penglihatan kabur saat melihat objek yang berjarak jauh
- Sakit kepala
- Mata tegang
- Sering menyipitkan mata untuk melihat objek yang jauh
- Mata lelah ketika melakukan aktivitas yang membutuhkan penglihatan jarak jauh, seperti saat mengemudi atau berolahraga
- Kecenderungan untuk duduk lebih dekat dengan layar TV atau komputer
- Sering memegang benda dekat dengan wajah
Biasanya, orang dewasa dengan mata minus akan merasakan ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas yang melibatkan kemampuan visual. Kondisi ini kemudian akan disadari sebagai masalah dengan penglihatan mereka.
Sementara itu, kondisi mata minus pada anak-anak akan lebih sulit dikenali karena mereka biasanya tidak menyadari gejalanya. Oleh sebab itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengetahui adanya gejala mata minus pada anak.
Ada beberapa tingkah laku anak yang mengindikasikan gejala mata minus, misalnya menyipitkan mata terus-menerus, berkedip berlebihan, sering menggosok mata, bahkan penurunan prestasi di sekolah.
Cara Menangani Gejala Mata Minus
Berbagai gejala mata minus akan membaik saat kondisi ini ditangani dengan baik. Meskipun mata minus merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, gejala mata minus dapat ditangani dengan beberapa cara berikut:
1. Menggunakan kacamata
Cara paling umum yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala mata minus adalah dengan menggunakan kacamata. Pembuatan kacamata untuk penderita mata minus adalah dengan menggunakan lensa korektif yang dirancang untuk dapat membelokkan cahaya saat memasuki mata.
Dengan begitu, cahaya akan jatuh tepat pada retina dan memperjelas ketajaman penglihatan.
2. Menggunakan lensa kontak
Jika Anda tidak menyukai kacamata, Anda juga dapat mengatasi gejala mata minus dengan menggunakan lensa kontak. Lensa kontak terbuat dari bahan khusus yang lembut dan fleksibel karena dirancang untuk menempel langsung pada kornea. Cara kerjanya pun sebenarnya sama dengan kacamata, yakni dengan membelokkan cahaya agar jatuh tepat pada retina.
3. Menjalani bedah refraksi
Bedah refraksi merupakan prosedur operasi mata dengan menggunakan laser. Prosedur operasi ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk kornea mata sehingga cahaya yang masuk bisa jatuh dengan tepat pada retina dan memberikan penglihatan yang jelas.
Ada beberapa prosedur bedah refraksi yang dapat dilakukan dokter, seperti laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK), photorefractive keratectomy (PRK), dan small incision lenticule extraction (SMILE). Namun, prosedur ini tidak bisa dilakukan pada semua orang dan memiliki beberapa efek samping, seperti mata kering, mata merah, dan infeksi.
4. Menggunakan metode orthokeratology
Orthokeratology atau Ortho-K merupakan prosedur nonbedah yang dilakukan dengan cara menggunakan lensa kontak saat tidur. Metode ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki bentuk kornea mata untuk sementara.
Meskipun lensa kontak Ortho-K hanya dipasang saat tidur, kornea mata dapat mempertahankan bentuk barunya sepanjang hari. Dengan begitu, Anda dapat melihat dengan jelas tanpa menggunakan kacamata atau lensa kontak.
5. Menggunakan tetes mata atropin dosis rendah
Selain beberapa cara di atas, gejala mata minus juga dapat diatasi dengan menggunakan obat tetes mata atropin dosis rendah. Biasanya, obat ini digunakan untuk melebarkan pupil sebelum pemeriksaan dan operasi mata. Namun, metode ini juga dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan mata minus pada anak-anak dan remaja.
Nah, itulah beberapa gejala mata minus dan penanganannya. Namun, pencegahan tetap menjadi hal terbaik yang dapat Anda lakukan.
Untuk mencegah mata minus, Anda disarankan untuk membatasi waktu penggunaan gawai. Setiap 2 jam melihat layar, istirahatkan mata setidaknya selama 15 menit. Hindari membaca dalam gelap atau pencahayaan yang minim serta cukupi asupan vitamin A, vitamin C, dan lutein.
Tidak kalah penting, periksakan mata Anda secara rutin ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan mata dan mencegah gejala mata minus menjadi lebih buruk.