Ramsay Hunt syndrome dan Bell’s palsy sekilas memiliki gejala yang serupa. Keduanya sama-sama membuat salah satu sisi wajah mengalami kelumpuhan. Akan tetapi, kedua penyakit ini sebenarnya berbeda, lho.
Ramsay Hunt syndrome (sindrom Ramsay Hunt) atau disebut juga dengan nama herpes zoster oticus adalah penyakit yang disebabkan oleh aktifnya kembali virus Varicella Zoster. Virus Varicella Zoster merupakan virus penyebab cacar air dan herpes zoster.
Sementara, Bell’s palsy adalah kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot salah satu sisi wajah yang belum diketahui pasti penyebabnya, tetapi sering dikaitkan dengan infeksi virus tertentu, termasuk Adenovirus, Epstein Barr, hingga Virus Mumps.
Perbedaan Ramsay Hunt Syndrome dan Bell's Palsy
Jika dilihat sepintas, Ramsay Hunt syndrome dan Bell’s palsy memang memiliki kemiripan gejala. Namun, jika diperhatikan lebih detail, ada beberapa perbedaan dari kedua kondisi ini, yaitu:
Perbedaan berdasarkan gejalanya
Walaupun gejalanya sama-sama kelumpuhan pada salah satu sisi wajah, sindrom Ramsay Hunt umumnya akan dibarengi dengan kemunculan ruam merah atau lepuh yang berisi cairan pada salah satu sisi area telinga.
Selain itu, Ramsay Hunt syndrome juga bisa disertai dengan sakit telinga, telinga berdenging, vertigo, atau gangguan pendengaran lain.
Sedangkan pada Bell’s palsy, lemahnya otot salah satu sisi wajah tidak akan dibarengi dengan kemunculan ruam merah atau luka lepuh. Lumpuhnya satu sisi wajah akan terjadi tiba-tiba dan umumnya akan memberat dalam 48 jam sejak gejala awal muncul.
Selain itu, penderita Bell’s palsy juga bisa merasakan sakit pada satu sisi wajah atau kepala.
Perbedaan berdasarkan penyebabnya
Ramsay Hunt syndrome terjadi karena aktifnya virus Varicella zoster. Saat terinfeksi virus ini, pada beberapa orang, walaupun gejala sudah sembuh, tetapi virus tidak sepenuhnya hilang. Saat virus teraktivasi kembali dan menginfeksi saraf yang ada di wajah dan telinga, maka akan muncul Ramsay Hunt syndrome.
Risiko teraktivasinya virus ini akan meningkat seiring pertambahan usia, terutama pada usia 60 tahun ke atas, dan ketika sistem kekebalan tubuh sedang lemah atau terganggu, misalnya akibat menjalani kemoterapi atau stres berkepanjangan yang tidak ditangani dengan baik.
Berbeda halnya dengan Bell’s palsy, kondisi ini belum diketahui penyebab pastinya. Namun, beberapa penyakit dan kondisi, seperti autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, cedera yang melibatkan wajah, sindrom Guillain Barre, myasthenia gravis, hingga infeksi herpes simplex, sering dikaitkan dengan kemunculan Bell’s palsy.
Menurut data yang ada, kelumpuhan otot akibat Ramsay Hunt syndrome lebih parah dibandingkan dengan Bell’s palsy. Apabila terlambat ditangani, peluang kesembuhannya akan semakin kecil.
Namun, jika penanganannya segera dilakukan, maksimal 3 hari setelah gejala muncul dan tidak banyak kerusakan pada saraf, Ramsay Hunt syndrome bisa sembuh total dengan pengobatan selama beberapa bulan.
Kalau kamu mengalami gejala yang mengarah ke Ramsay Hunt syndrome atau Bell’s palsy, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter agar penyebabnya dapat dipastikan dan diberikan penanganan yang tepat.