Gigantomastia adalah kelainan pada payudara wanita sehingga ukurannya menjadi sangat besar. Gigantomastia dapat menyebabkan penderitanya menghadapi kesulitan dalam kehidupan sosial dan mengalami gangguan kesehatan lainnya.
Gigantomastia atau hipertrofi payudara merupakan pertumbuhan jaringan payudara yang sangat cepat dan tidak seimbang. Pada kondisi ini, salah satu atau kedua payudara mengalami pertumbuhan yang terus-menerus, bisa dalam hitungan minggu atau tahun. Namun, jaringan payudara pada gigantomastia tidak bersifat kanker.
Meski bersifat jinak, payudara yang sangat besar (>1,5 kg) bisa menyebabkan gangguan yang signifikan, baik secara fisik maupun psikologis. Meski jarang, gigantomastia juga dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan gagal jantung.
Penyebab Gigantomastia
Gigantomastia diduga terjadi akibat perubahan hormon di dalam tubuh dan gangguan genetik sehingga memicu pertumbuhan jaringan berlebihan pada payudara. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gigantomastia:
- Perubahan hormon ketika pubertas (juvenile gigantomastia)
- Perubahan hormon saat kehamilan (gestational gigantomastia)
- Kelainan genetik
Pada beberapa kasus, penyebab gigantomastia tidak dapat ditentukan secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gigantomastia, yaitu:
- Obesitas morbid
- Penyakit autoimun, seperti lupus atau rematik
- Konsumsi antibiotik jenis tertentu
Gejala Gigantomastia
Gejala utama gigantomastia adalah pembesaran payudara yang terjadi secara cepat sampai menjadi sangat besar. Berikut ini adalah gejala yang dapat muncul bersama gigantomastia:
- Nyeri di leher dan punggung
- Postur tubuh yang buruk
- Nyeri payudara (mastalgia)
- Sesak napas
- Payudara mati rasa
- Luka dan infeksi pada payudara
Kapan harus ke dokter
Jika Anda atau orang terdekat mengalami pembesaran payudara yang tidak wajar, terutama bila disertai dengan nyeri dan luka, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Jika masih ragu untuk ke dokter, konsultasi bisa dilakukan secara online melalui Chat Bersama Dokter. Lewat konsultasi, dokter akan menjelaskan dengan lengkap tentang kondisi Anda, mulai dari penyebab sampai rencana penanganan.
Tidak hanya itu, dokter juga bisa memberikan rujukan ke dokter spesialis yang keahliannya sesuai dengan kondisi Amda.
Diagnosis Gigantomastia
Untuk mendiagnosis gigantomastia, dokter akan bertanya kepada pasien kapan ukuran payudara mulai berubah, gejala apa saja yang dialami, kondisi kesehatan saat itu, dan obat-obatan yang dikonsumsi. Setelah itu, dokter juga akan menanyakan penyakit yang pernah diderita, baik pada pasien maupun keluarganya.
Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti USG atau MRI. Tujuannya adalah untuk mendeteksi keberadaan tumor atau jaringan kanker di payudara.
Pengobatan Gigantomastia
Metode pengobatan gigantomastia akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Namun, penanganan perlu dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi.
Jika gigantomastia masih tergolong ringan, dokter akan memberikan saran perawatan di bawah ini untuk mencegah payudara makin membesar:
- Obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan payudara, seperti tamoxifen medroxyprogesterone, danazol, dan bromocriptine
- Obat-obatan untuk mengurangi nyeri dan tegang pada otot punggung dan pundak
- Support bra untuk mencegah nyeri punggung
- Olahraga untuk menguatkan otot punggung
- Terapi psikologis untuk menangani gangguan mental yang bisa muncul akibat rasa malu atau tidak percaya diri dengan penampilan
Namun, jika ukuran payudara sudah terlampau besar, penanganan di atas mungkin tidak cukup untuk mengatasi keluhan. Pada kondisi ini, dokter akan menyarankan operasi pengecilan payudara (mammoplasty).
Pada pasien yang sudah menjalani pengobatan dan mammoplasty tetapi tidak berhasil atau kambuh, dokter dapat melakukan mastektomi atau operasi pengangkatan seluruh payudara.
Komplikasi Gigantomastia
Jika tidak ditangani dengan baik, gigantomastia dapat menimbulkan komplikasi di bawah ini:
- Kesulitan bergerak dan bernapas
- Gangguan produksi ASI
- Gagal jantung
- Perdarahan dari payudara
- Radang pada kelenjar susu
- Nekrosis payudara jika terjadi luka dan infeksi yang tidak tertangani dengan tepat
Selain komplikasi di atas, penderita gigantomastia juga bisa mengalami tekanan mental dan sosial yang negatif, seperti:
- Stres karena perubahan pada tubuhnya yang cepat dan merugikan dirinya
- Body image negatif (merasa penampilannya buruk karena berbeda dengan orang pada umumnya)
- Tidak percaya diri
- Menjadi korban catcalling
- Fobia sosial karena takut dihakimi orang lain
- Depresi
Pencegahan Gigantomastia
Karena gigantomastia terkadang tidak diketahui penyebabnya, belum ada cara yang bisa mencegah kondisi ini sepenuhnya. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan mengendalikan faktor risikonya. Upaya yang bisa dilakukan antara lain:
- Mengonsumsi obat yang diberikan dokter dan melakukan kontrol secara rutin jika memiliki kondisi autoimun
- Menjaga berat badan ideal
- Tidak sembarangan mengonsumsi obat keras tanpa resep dokter
- Berkonsultasi dengan dokter jika mengalami pembesaran payudara yang signifikan, terutama jika ada keluarga dengan kondisi yang sama
Selain langkah pencegahan di atas, orang yang sudah mengalami gigantomastia perlu kontrol rutin dan mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter. Hal ini untuk mencegah perburukan penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi.