Gigi keropos adalah kerusakan gigi akibat pengikisan pada lapisan terluar gigi atau enamel. Kondisi ini umumnya diakibatkan oleh zat asam yang berasal dari makanan atau minuman. Bila terlambat terdeteksi atau tidak segera ditangani, gigi keropos bisa menyebabkan gigi mudah patah dan hancur.
Gigi memiliki beberapa lapisan, yaitu lapisan terluar (enamel), lapisan tengah (dentin), dan saluran akar gigi (pulpa). Normalnya, enamel gigi memiliki tekstur keras yang fungsinya adalah untuk melindungi dentin dan pulpa dari kerusakan.
Pada gigi keropos, enamel terkikis dan menjadi lebih rapuh. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari gigi sensitif, gigi berlubang, hingga gigi patah dan hancur.
Penyebab Gigi Keropos
Penyebab gigi keropos adalah pengikisan pada lapisan luar gigi. Berikut ini adalah sejumlah hal yang dapat menyebabkan gigi keropos:
- Sering mengonsumsi makanan yang tinggi gula, bertepung, dan memiliki rasa masam
- Sering mengonsumsi minuman bersoda yang mengandung asam sitrat dan asam fosfat
- Menyikat gigi terlalu keras
- Memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur (bruxism)
- Menderita penyakit asam lambung atau GERD
- Memiliki kondisi mulut yang kering (xerostomia), misalnya akibat diabetes
- Minum obat-obatan yang dapat memperlambat produksi air liur, seperti obat antihistamin dan aspirin, dalam jangka panjang
- Menderita kelainan genetik yang membuat enamel tidak berkembang dengan sempurna, misalnya enamel hypoplasia dan amelogenesis imperfecta
- Mengalami gangguan makan, seperti bulimia, yang membuat gigi lebih sering terkena asam lambung
Gejala Gigi Keropos
Pada tahap awal, gejala gigi keropos yang umum terjadi antara lain:
- Perubahan warna gigi menjadi kekuningan atau gelap
- Gigi sensitif terhadap makanan atau minuman dingin, panas, asam, atau pedas
- Cekungan kecil pada permukaan gigi
- Bagian ujung gigi menjadi tumpul
- Warna gigi, terutama bagian ujung, terlihat transparan
Jika makin parah, penderita gigi keropos dapat mengalami keluhan-keluhan berikut:
- Retakan pada area tepi gigi
- Bagian ujung gigi yang tampak cekung
- Gigi sangat sensitif sehingga menimbulkan sakit atau nyeri yang tajam dan seperti menusuk di mulut maupun rahang
- Gigi patah
- Gigi kehitaman
- Gigi menjadi lebih kecil atau lebih pendek
Kapan harus ke dokter
Periksakan kesehatan gigi dan mulut Anda atau anak Anda ke dokter setidaknya setiap 6 bulan sekali atau sesuai saran dokter. Kontrol mungkin perlu dilakukan lebih sering jika ada kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya gigi keropos, gigi berlubang, atau penyakit gusi.
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala di bawah ini:
- Gigi sensitif
- Gigi tampak berlubang atau terkikis
- Gigi berubah warna
Diagnosis Gigi Keropos
Untuk mendiagnosis gigi keropos, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut kepada pasien:
- Gejala yang dialami
- Penyakit lain yang sedang diderita
- Pola makan yang dijalani
- Kebiasaan menyikat gigi
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan gigi menyeluruh. Gigi keropos yang sudah parah dapat langsung terlihat melalui pemeriksaan awal. Untuk gigi keropos yang masih ringan, dokter akan memeriksa ketahanan atau kekuatan dinding gigi, serta perubahan pada permukaan gigi.
Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan foto panoramik gigi. Tujuannya adalah untuk melihat kerusakan gigi atau kondisi rahang secara lebih detail.
Pengobatan Gigi Keropos
Pengobatan gigi keropos akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Jika kerusakan enamel baru saja terjadi, pasien dapat diberikan fluoride topikal untuk dioleskan ke gigi. Fluoride bermanfaat untuk memperkuat enamel gigi dan mencegah pengeroposan gigi berlanjut atau makin parah.
Namun, perlu diketahui bahwa enamel gigi yang telah terkikis tidak dapat tumbuh atau terbentuk kembali seperti semula. Dengan kata lain, tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah kerusakan berlanjut.
Jika pengeroposan gigi berlanjut atau bertambah besar, dokter akan menanganinya dengan beberapa metode berikut:
- Bonding gigi atau filling, untuk menambal gigi yang keropos menggunakan bahan resin, porselen, emas, atau perak
- Veneer gigi, untuk menutup permukaan depan gigi yang rusak dengan memasang cangkang khusus atau veneer yang sesuai bentuk gigi
- Crown gigi, untuk menutup gigi yang keropos menggunakan mahkota gigi buatan
- Root canal treatment, untuk mengobati kerusakan pada pulpa akibat infeksi bakteri
Komplikasi Gigi Keropos
Gigi keropos yang tidak ditangani lama-kelamaan dapat menyebabkan beberapa komplikasi di bawah ini:
- Kesulitan makan
- Perubahan lafal saat berbicara
- Tidak percaya diri karena penampilan yang berubah
- Nyeri yang berat jika saraf pada akar gigi mengalami kerusakan berulang-ulang
- Infeksi pada gigi yang keropos dan penyebaran infeksi ke tempat lain, seperti rahang atau leher
Pencegahan Gigi Keropos
Pencegahan gigi keropos adalah dengan menghindari hal-hal yang bisa menyebabkannya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Membatasi konsumsi makanan yang manis, asam, dan minuman beralkohol
- Menyikat gigi 2 kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride
- Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi atau dental floss, setidaknya 1 kali sehari
- Berkumur dengan air setiap setelah makan besar maupun makan camilan
- Tidak langsung menyikat gigi setelah makan, tetapi tunggu setidaknya 30 menit sebelum menyikat gigi
- Berhenti makan 3 jam sebelum tidur
- Mengunyah permen karet bebas gula setelah makan untuk meningkatkan produksi air liur
- Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter, setidaknya 2 kali dalam 1 tahun
- Minum air putih dalam jumlah yang cukup jika memiliki kondisi mulut kering atau air liur yang sedikit
- Menjalani pengobatan untuk penyakit yang diderita, misalnya GERD atau bulimia