Glauseta adalah obat untuk mengatasi glaukoma, yaitu tekanan berlebih pada saraf mata akibat penumpukan cairan. Obat ini akan mengurangi tekanan di dalam mata dan mencegah perburukan glaukoma yang dapat menyebabkan kebutaan.
Tiap tablet Glauseta mengandung 250 mg acetazolamide. Obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas protein bernama carbonic anhydrase. Cara kerja ini akan menghambat penumpukan cairan di dalam organ tubuh, termasuk pada mata. Oleh karena itu, obat ini dapat bermanfaat untuk mengatasi glaukoma.
Selain untuk glaukoma, Glauseta dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain akibat penumpukan cairan, seperti gagal jantung kongestif. Obat yang mengandung acetazolamide juga bisa diresepkan dokter untuk mengatasi kejang atau keluhan saat berada di ketinggian (altitude sickness).
Apa Itu Glauseta
Bahan aktif | Acetazolamide |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Diuretik |
Manfaat | Mengatasi glaukoma sudut terbuka, glaukoma sekunder, serta perawatan sebelum operasi untuk glaukoma sudut tertutup |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Glauseta untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. |
Obat ini dapat meningkatkan risiko gangguan elektrolit dan gangguan fungsi ginjal pada ibu hamil, serta berat badan lahir rendah pada bayi. Jangan mengonsumsi Glauseta tanpa berkonsultasi dengan dokter. | |
Glauseta untuk ibu menyusui | Glauseta umumnya dapat digunakan selama masa menyusui, tetapi dosis yang diminum harus sesuai anjuran dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Glauseta
Glauseta harus digunakan sesuai aturan pakai dan saran dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Glauseta tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap acetazolamide.
- Informasikan kepada dokter jika menderita gangguan kelenjar adrenal, maupun masalah pada fungsi ginjal atau hati. Glauseta mungkin tidak boleh digunakan jika Anda memiliki kondisi tersebut.
- Konsultasikan ke dokter jika pernah atau sedang menderita kekurangan kalium (hipokalemia), kekurangan natrium (hiponatremia), atau penyakit paru, seperti PPOK, bronkitis, maupun emfisema.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini. Glauseta dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Glauseta.
Dosis dan Aturan Pakai Glauseta
Dosis dan aturan pakai Glauseta ditentukan oleh dokter, sesuai kondisi dan usia pasien. Secara umum, berikut ini dosis mengonsumsi Glauseta:
Kondisi: glaukoma sudut terbuka
- Dewasa: 1 tablet, sebanyak 1–4 kali per hari.
- Anak: 8–30 mg/kg berat badan per hari.
Kondisi: glaukoma yang terjadi akibat kondisi lain, misalnya cedera mata
- Dewasa: 1 tablet, sebanyak 6 kali sehari.
- Anak: 8–30 mg/kg berat badan per hari.
Cara Menggunakan Glauseta dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca aturan pakai yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Glauseta. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Supaya hasil pengobatan maksimal, ikutilah cara menggunakan Glauseta berikut ini:
- Glauseta dapat dikonsumsi bersama makanan guna menghindari sakit perut. Telan tablet Glauseta dengan air putih.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Glauseta, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
- Tetaplah mengonsumsi Glauseta sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh dokter meskipun keluhan telah membaik sebelum itu. Berhenti minum obat ini terlalu cepat dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping serius.
- Hentikan konsumsi Glauseta jika muncul ruam kulit atau demam. Lakukan konsultasi online dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat.
- Jika Glauseta digunakan untuk pengobatan jangka panjang, lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter. Selama menggunakan Glauseta, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani tes darah atau tes urine.
- Simpan Glauseta di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Glauseta dengan Obat Lain
Acetazolamide yang terkandung dalam Glauseta dapat menimbulkan efek interaksi bila digunakan bersama obat-obat tertentu. Interaksi yang mungkin terjadi meliputi:
- Penurunan efektivitas pyridoxine, acyclovir, atau salbutamol
- Penurunan efektivitas paracetamol
- Peningkatan risiko terjadinya osteomalasia bila dikonsumsi bersama phenytoin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping serius, seperti sesak napas dan kejang, jika digunakan bersama aspirin
Untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan Glauseta bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Glauseta
Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi Glauseta antara lain:
- Pusing
- Lebih gampang haus
- Hilang nafsu makan
- Mual
- Kram atau nyeri otot
- Berkeringat lebih banyak
- Mudah lelah
- Gejala batu ginjal, meliputi nyeri saat buang air kecil, urine disertai darah atau nyeri di pinggang hingga bagian selangkangan atau kelamin
- Kebas, kesemutan
- Telinga berdenging
Konsultasikan ke dokter melalui chat jika keluhan tersebut tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Meski jarang, reaksi alergi atau efek samping yang serius seperti berikut dapat terjadi:
- Biduran, sesak napas, jantung berdebar, serta bengkak pada wajah, mata, atau mulut
- Gejala anemia, seperti pucat, lemas, mudah lelah, napas pendek, atau sering pusing
- Mual parah hingga muntah-muntah
- Urine atau tinja disertai darah
- Mudah memar
- Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan nyeri perut bagian atas, urine berwarna gelap, dan kulit kuning
- Linglung
- Kejang
Bila hal tersebut terjadi dan diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter akan segera menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.