Granuloma inguinale atau donovanosis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang aktif berhubungan seksual, baik secara vaginal maupun anal.
Granuloma inguinale ditandai dengan munculnya benjolan merah berukuran kecil yang tidak terasa nyeri di area kelamin. Benjolan ini bertambah besar secara perlahan, kemudian pecah dan membentuk luka. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, luka ini dapat menjadi jaringan parut permanen.
Granuloma inguinale merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual yang cukup jarang terjadi. Penyakit ini biasanya ditemukan pada orang yang berusia 20–40 tahun dan aktif secara seksual. Granuloma inguinale juga lebih sering dialami oleh pria daripada wanita.
Penyebab Granuloma Inguinale
Granuloma inguinale disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis. Seseorang bisa terinfeksi oleh bakteri ini melalui hubungan seks melalui vagina (vaginal) dan melalui anus (anal). Pada kasus yang jarang terjadi, bakteri ini juga dapat menular melalui seks melalui mulut (oral).
Granuloma inguinale juga diketahui lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Oleh sebab itu, orang dengan perilaku lelaki seks lelaki (LSL) lebih rentan tertular granuloma inguinale daripada kalangan heteroseksual. Granuloma inguinale juga lebih sering terjadi di wilayah tropis dan subtropis.
Seperti penyakit menular seksual lainnya, granuloma inguinale juga dapat terjadi pada korban pemerkosaan.
Gejala Granuloma Inguinale
Gejala granuloma inguinale muncul dan berkembang secara perlahan. Biasanya, rentang waktu terjadinya penularan sampai gejala muncul adalah 1–12 minggu.
Gejala awal granuloma inguinale adalah benjolan kemerahan yang muncul di area selangkangan. Benjolan ini berukuran kecil dan tidak menimbulkan nyeri sehingga sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Pada penderita yang melakukan seks anal atau oral, benjolan juga muncul di area anus atau wajah.
Gejala granuloma inguinale berkembang dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama
Pada tahap ini, benjolan akan menyebar ke area di luar selangkangan. Benjolan akan membesar, menonjol, dan tampak merah seperti daging tumbuh. Meski tidak terasa nyeri, benjolan ini mudah berdarah bila tergesek.
Tahap kedua
Memasuki tahap kedua, bakteri mulai merusak kulit sehingga membentuk luka terbuka di selangkangan yang menimbulkan bau tidak sedap. Pada pria, luka terbuka ini dapat muncul di penis, skrotum, dan pangkal paha. Sedangkan pada wanita, luka dapat terbentuk di vulva, vagina, dan area sekitarnya.
Tahap ketiga
Pada tahap ketiga, luka yang terbentuk makin dalam dan membentuk jaringan parut di sekitar selangkangan. Granuloma inguinale juga dapat menyebar ke kelenjar getah bening di lipat paha dan menyebabkan area tersebut membengkak. Selain itu, infeksi juga bisa menyebar ke tulang, sendi, dan hati, melalui aliran darah.
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan ke dokter bila muncul keluhan seperti yang telah disebutkan di atas. Anda juga harus menjalani pemeriksaan jika memiliki pasangan seksual yang diketahui menderita granuloma inguinale.
Lakukan pemeriksaan infeksi menular seksual ke dokter secara berkala jika Anda aktif secara seksual, sering berganti-ganti pasangan, atau berhubungan seks tanpa memakai kondom.
Diagnosis Granuloma Inguinale
Gejala granuloma inguinale mirip dengan gejala lymphogranuloma vereneum (LGV), chancroid, sifilis, kanker penis, dan kanker vulva. Oleh sebab itu, penyakit ini sulit untuk didiagnosis.
Diagnosis diawali dengan tanya jawab terkait riwayat pasien dalam berhubungan seksual. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di area kelamin.
Biasanya, pasien diduga menderita penyakit ini setelah timbul luka terbuka di area selangkangan, terutama bila luka tersebut tidak kunjung sembuh. Namun, untuk memastikannya dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dari luka pasien guna mendeteksi keberadaan bakteri Klebsiella granulomatis.
Pengobatan Granuloma Inguinale
Pengobatan granuloma inguinale sebaiknya dilakukan sejak dini untuk mencegah pembengkakan dan pembentukan jaringan parut permanen di sekitar alat kelamin. Dokter akan memberikan obat antibiotik bentuk minum atau suntik selama 3 minggu. Jenis antibiotik yang diberikan antara lain:
- Trimethoprim-sulfamethoxazole
- Doxycycline
- Erythromycin
- Ciprofloxacin
- Azithromycin
- Gentamicin
Pasien umumnya membaik dalam 7 hari setelah diobati. Namun, jika infeksi sudah menyebar ke kelenjar getah bening di selangkangan, proses penyembuhan bisa memerlukan waktu lebih lama. Benjolan juga bisa tumbuh kembali sehingga pasien wajib menjalani pengobatan sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.
Selama proses penyembuhan, pasien tidak boleh berhubungan seksual. Pasien juga diharuskan kontrol ke dokter secara berkala sampai 6 bulan setelah sembuh. Selain itu, pasangan pasien juga harus menjalani pemeriksaan dan pengobatan jika mengalami gejala serupa.
Komplikasi Granuloma Inguinale
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit granuloma inguinale atau donovanosis antara lain:
- Perubahan warna kulit di area selangkangan
- Kerusakan atau pembentukan jaringan parut permanen di kelamin
- Pembengkakan permanen di alat kelamin akibat jaringan parut
- Penyebaran infeksi ke organ tubuh lain, seperti tulang, sendi, atau hati
- Penyumbatan kelenjar getah bening di sekitar kelamin
- Pembengkakan dan nyeri sendi
- Nyeri dalam jangka panjang (kronis)
- Infeksi granuloma inguinale yang berulang
Pencegahan Granuloma Inguinale
Seperti yang telah dijelaskan di atas, granuloma inguinale dapat menular melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu, cara pencegahan utama penyakit ini adalah dengan berhubungan seks yang aman, yaitu dengan memakai kondom dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Selain itu, pria dan wanita yang aktif berhubungan seksual disarankan untuk rutin menjalani skrining penyakit menular seksual. Hal ini sebagai bentuk upaya pencegahan agar penyakit menular seksual dapat didiagnosis dan ditangani lebih dini.