Haid lebih dari seminggu bisa dikatakan sebagai haid yang berkepanjangan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari hormon yang tidak seimbang hingga penyakit tertentu. Oleh karena itu, langkah penanganan perlu dilakukan untuk mengatasinya
Selama beberapa tahun pertama masa pubertas, wajar jika siklus haid tidak teratur dan berlangsung lebih dari seminggu. Namun, seiring waktu dan bertambahnya usia, siklus haid menjadi lebih singkat dan teratur, yaitu 3–7 hari setiap bulannya.
Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan haid berlangsung lebih lama dari biasanya. Kondisi haid lebih dari seminggu ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan dalam tubuh yang akhirnya mengganggu kelancaran siklus haid.
Penyebab Haid Lebih dari Seminggu
Ada berbagai hal yang menyebabkan haid bisa berlangsung lebih dari 7 hari, di antaranya:
1. Ketidakseimbangan hormon
Setiap bulan, lapisan rahim akan menebal untuk mempersiapkan kehamilan dan di masa suburnya, wanita akan mengeluarkan sel telur dari indung telur atau ovarium. Jika tidak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, sel telur yang berada di rahim akan meluruh keluar. Kondisi inilah yang disebut sebagai menstruasi atau haid.
Nah, penebalan dinding rahim tersebut diatur oleh hormon estrogen dan progesteron. Jika kedua hormon itu jumlahnya tidak seimbang, dinding rahim akan menebal secara berlebihan dan mengeluarkan darah dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan haid lebih dari seminggu.
2. Masalah pada rahim
Beberapa masalah pada rahim juga dapat menyebabkan haid lebih dari seminggu, misalnya polip rahim, adenomiosis, endometriosis, miom, atau kanker rahim.
Meski begitu, beragam masalah pada rahim ini biasanya juga menimbulkan gejala lain, seperti nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut bagian bawah yang hebat ketika menstruasi, atau sulit hamil.
3. Penyakit tertentu
Selain gangguan pada rahim, beberapa penyakit lainnya seperti hemofilia, penyakit Von Willebrand, radang panggul, hipotiroidisme, diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit hati, juga bisa mengakibatkan haid lebih dari seminggu atau darah menstruasi keluar lebih banyak.
4. Efek samping obat-obatan
Konsumsi obat-obatan tertentu bisa menimbulkan efek samping berupa haid lebih dari seminggu. Beberapa jenis obat dengan efek samping ini meliputi:
- Obat pengencer darah atau antikoagulan
- Obat antiperadangan
- Obat dengan kandungan hormon estrogen dan progestin
- Obat kemoterapi
- Suplemen herbal, seperti kacang kedelai, ginkgo biloba, dan ginseng
5. Penggunaan alat kontrasepsi
Haid lebih dari seminggu dapat dialami oleh wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD (intrauterine contraceptive device) atau KB spiral pada 3–6 bulan pertama pemakaian. Penggunaan pil KB dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan haid menjadi lebih lama atau siklus haid tidak teratur.
Penanganan Haid Lebih dari Seminggu
Penanganan haid lebih dari seminggu tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Ada beberapa langkah penanganan yang umumnya dilakukan dokter untuk mengatasi kondisi ini, yaitu:
- KB hormonal, untuk mengembalikan keseimbangan kadar hormon dalam tubuh. Jika penyebabnya KB spiral, dokter akan mengganti alat kontrasepsi tersebut dengan kontrasepsi jenis lain
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau asam traneksamat, untuk mengurangi jumlah darah menstruasi yang keluar selama haid
- Operasi, untuk mengecilkan atau membuang polip atau miom
- Kuret, untuk membersihkan lapisan dalam dinding rahim
- Operasi pengangkatan rahim, jika terjadi perdarahan berlebih dan metode pengobatan lain tidak berhasil membuat haid menjadi normal.
Jika haid yang panjang terjadi sesekali dan dapat kembali normal seperti biasa, hal tersebut dapat dikatakan wajar dan tidak berbahaya.
Namun, jika haid lebih dari seminggu terjadi terus menerus dan disertai gangguan menstruasi lain, seperti haid tidak teratur, darah haid sangat banyak, atau muncul gejala anemia, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.