Operasi stereotactic adalah teknik bedah yang menggunakan pemindaian 3 dimensi untuk menentukan letak dan batas tumor dengan tepat. Pada operasi stereotactic, tumor akan dipotong menggunakan sinar radiasi yang terfokus sehingga meminimalkan kerusakan jaringan di sekitarnya.
Operasi stereotactic bekerja seperti GPS (petunjuk lokasi). Prosedur ini umumnya dilakukan jika tumor sulit dijangkau atau berada di otak atau tulang belakang. Operasi ini dinilai cukup aman karena bisa menentukan letak tumor dengan tepat sehingga diharapkan akan mempermudah proses operasi.
Operasi stereotactic tidak hanya dapat dilakukan pada bedah konvensional yang memerlukan sayatan, tetapi juga pada saat radioterapi (stereotactic radiosurgery).
Operasi stereotactic umumnya digunakan untuk menangani tumor otak, seperti meningioma atau paraganglioma. Prosedur ini juga sedang diteliti agar bisa dimanfaatkan dalam pengobatan kanker mata melanoma, kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, dan epilepsi.
Tujuan dan Indikasi Operasi Stereotactic
Umumnya, dokter akan menyarankan operasi stereotactic pada pasien dengan kondisi di bawah ini:
- Tumor berada di lokasi yang sulit dijangkau atau terlalu kecil sehingga lebih sulit jika tanpa bantuan metode stereotactic
- Tumor muncul pada usia lanjut atau terdapat kondisi medis tertentu yang berisiko tinggi jika menjalani bedah konvensional
Operasi ini juga bisa dilakukan bila pasien sendiri yang memilih prosedur ini sebagai metode pengobatan untuk tumor yang dideritanya.
Ada beberapa contoh tumor yang dapat diatasi dengan operasi stereotactic, yaitu:
- Tumor otak
- Tumor dari bagian tubuh lain yang menyebar ke otak
- Neuroma akustik
- Tumor kelenjar pituitari
- Tumor pada tulang belakang dan leher
Operasi stereotactic juga dapat dipilih untuk mengatasi kondisi selain tumor, seperti malformasi arteri vena, penyakit Parkinson, epilepsi, dan neuralgia trigeminal.
Selain ditujukan untuk menangani kondisi-kondisi yang disebutkan di atas, metode stereotactic juga bisa digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk memastikan jenis tumor.
Peringatan dan Kontraindikasi Operasi Stereotactic
Sebelum menjalani operasi stereotactic, beri tahu dokter jika Anda memiliki salah satu kondisi di bawah ini:
- Sedang hamil atau menyusui
- Mengonsumsi obat-obatan, termasuk obat antidiabetes, obat pengencer darah, obat herbal, atau suplemen
- Memiliki riwayat alergi terhadap obat anestesi
- Memiliki riwayat takut berada di ruang sempit (klaustrofobia)
- Memiliki implan yang terpasang di dalam tubuh, seperti alat pacu jantung dan ring jantung (stent)
Jenis Operasi Stereotactic
Tahapan yang dilakukan dokter pada operasi stereostatic tergantung pada jenis operasi tersebut. Berikut adalah penjelasannya:
1. Stereotactic Breast Biopsy
Stereotactic breast biopsy adalah kombinasi prosedur biopsi dan mammografi. Biopsi payudara stereotactic biasanya dilakukan bila tumor berukuran kecil atau ditemukan adanya kalsifikasi (penumpukan kalsium) di payudara saat dilakukan mammografi sebelumnya.
Sebelum operasi
Pada hari pelaksanaan operasi, pasien disarankan tidak menggunakan produk kosmestik pada payudara, termasuk pelembap, deodoran, losion, bedak, dan parfum, sebelum operasi dilakukan.
Pasien juga akan diminta untuk melepaskan kacamata, perhiasan, atau aksesoris lain yang berbahan logam. Selanjutnya pasien harus menggunakan pakaian khusus dari rumah sakit.
Prosedur operasi
Di ruang pemeriksaan, pasien akan diminta berbaring tengkurap dan menempatkan payudaranya di area khusus. Setelah itu, dokter akan melakukan tahapan berikut:
- Memosisikan tempat tidur pasien pada ketinggian tertentu agar pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan lebih mudah
- Mengarahkan alat berbentuk piringan ke area dada pasien untuk menjaga agar payudara pasien tidak bergerak
- Memberikan bius lokal ke area payudara pasien
- Melakukan mamografi untuk memastikan lokasi tumor dengan tepat
- Melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dengan menusukkan jarum khusus ke area tumor dengan panduan mammografi
- Mengeluarkan jarum, kemudian merawat luka pascaoperasi untuk mencegah infeksi
- Mengambil sampel jaringan lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop
Setelah operasi
Prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam. Pasien umumnya bisa langsung pulang setelah menjalani operasi stereotactic breast biopsy. Efek samping yang bisa terjadi setelah biopsi payudara stereotactic adalah nyeri dan rasa tidak nyaman di payudara. Meski begitu, hal ini normal dan bersifat sementara.
Untuk mempercepat pemulihan, hindari aktivitas berat selama 24 jam setelah operasi dan ganti perban secara teratur. Bila selama masa pemulihan payudara memar, bengkak, nyeri, terasa hangat, kemerahan, berdarah, dan keluar cairan, segera periksakan diri ke dokter.
2. Stereotactic Brain Surgery
Stereotactic brain surgery adalah prosedur bedah untuk mengangkat tumor di otak dengan bantuan CT scan atau MRI. Prosedur ini bertujuan mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor atau jaringan abnormal lain tanpa mengganggu jaringan sehat di sekitarnya.
Sebelum operasi
Sekitar 1–2 hari sebelum operasi, dokter akan melakukan pemindaian pada otak pasien dengan MRI atau CT scan. Hasil pemindaian ini akan dianalisis oleh dokter untuk mengetahui bentuk otak pasien dan lokasi tumor dengan tepat.
Prosedur operasi
Pada hari operasi, pasien akan berbaring di sebuah tempat tidur dengan penyangga khusus di area kepala. Setelah itu, dokter akan memberikan obat bius. Dokter juga mungkin akan mencukur rambut di dekat area tumor sebelum operasi.
Selanjutnya, dokter akan menempelkan beberapa objek logam berbentuk lingkaran kecil di area kepala pasien. Objek ini disebut fiducial marker yang fungsinya untuk memberikan gambaran otak pasien secara aktual.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh dokter selama operasi otak stereotactic:
- Membuat sayatan dan membuka tengkorak pasien
- Mengangkat tumor dengan bantuan gambar dari pemindaian
- Mengembalikan tulang tengkorak pasien ke posisi semula setelah tumor diangkat
- Menjahit sayatan bekas operasi, membersihkannya, dan membalutnya dengan perban.
Setelah operasi
Setelah prosedur stereotactic brain surgery, pasien perlu dirawat di rumah sakit sampai kondisinya stabil. Perban juga akan diganti secara teratur. Lama perawatan untuk setiap pasien bisa berbeda-beda.
Efek samping setelah operasi yang dapat dialami pasien adalah sakit kepala, nyeri pada area operasi, dan infeksi. Dokter akan melakukan sejumlah penanganan untuk membantu pemulihan pascaoperasi.
3. Stereotactic Radiosurgery
Stereotactic radiosurgery (SRS) adalah terapi radiasi nonbedah yang menggunakan pemindaian sehingga tembakan sinar radiasi tepat sasaran dan tidak mengenai jaringan sehat di sekitarnya. Terapi ini berfungsi untuk mengatasi tumor berukuran kecil di berbagai bagian tubuh, terutama di otak.
Jenis sinar yang digunakan pada SRS terbagi menjadi dua jenis, yaitu Gamma Knife dan Cyber Knife. Gamma Knife digunakan untuk tumor berdiameter kecil sampai sedang, yaitu 5–40 mm. Sedangkan Cyber Knife digunakan pada tumor berukuran lebih besar, yaitu hingga 3,5 cm.
Sebelum menjalani terapi ini, pasien perlu memperhatikan peringatan-peringatan yang telah disebutkan di atas. Prosedur ini akan dilakukan apabila pasien memiliki indikasi yang sesuai dan tidak memiliki kontraindikasi dari prosedur ini.
Sebelum operasi
Sebelum menjalani stereotactic radiosurgery, pasien akan menjalani pemeriksaan CT scan atau MRI. Dokter juga akan menyuntikkan zat kontras untuk membantu mendeteksi ukuran dan lokasi tumor di otak pasien.
Prosedur operasi
Pasien akan berbaring di sebuah tempat tidur khusus. Selanjutnya kepala pasien akan dipasangi alat seperti helm yang berfungsi untuk menjaga posisi kepala agar radiasi tepat sasaran.
Sebelum diberikan radiasi, dokter akan menyuntikkan obat bius lokal ke dahi dan belakang kepala. Selanjutnya, pasien akan dimasukkan ke dalam mesin yang memancarkan sinar radiasi. Mesin tersebut akan memancarkan radiasi ke lokasi tumor otak sesuai arahan navigasi.
Selama terapi, pasien tidak akan merasakan sakit atau mendengar suara mesin. Jika pasien merasa tidak nyaman selama prosedur ini berlangsung, pasien dapat menyampaikannya melalui microphone yang terpasang di helm. Setelah terapi selesai, tempat tidur akan kembali ditarik keluar dari mesin.
Setelah operasi
Stereotactic radiosurgery umumnya berlangsung 30–60 menit. Pasien umumnya boleh langsung pulang setelah terapi selesai. Terapi ini dapat dilakukan 1–5 kali, tergantung pada kondisi dan ukuran tumor.
Pasien juga perlu menjalani pemeriksaan secara teratur sesuai anjuran dokter. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan sampai 1–3 tahun setelah prosedur. Bila diperlukan, dokter akan melakukan MRI 3–6 bulan setelah operasi. Tujuannya adalah untuk memantau kondisi area yang diterapi.
Pemeriksaan rutin diperlukan untuk memantau kondisi tumor dan keberhasilan terapi. Selama proses pemulihan, ada beberapa efek samping jangka panjang yang bisa terjadi, seperti perubahan pada kemampuan kognitif, pembengkakan otak, atau munculnya tumor pada bagian lain di otak.
Komplikasi atau Efek Samping Operasi Stereotactic
Beberapa efek samping yang bisa dialami oleh pasien setelah operasi stereotactic adalah lelah, pusing, rambut rontok, mual atau muntah, perdarahan ringan pada bekas sayatan, atau pembengkakan otak.
Normalnya, beberapa efek samping di atas hanya bersifat sementara. Meski begitu, segera periksakan diri ke dokter jika terjadi demam, keluar cairan berbau dari luka sayatan, penglihatan ganda, penurunan kesadaran, dan muntah parah.