Hamil kembali setelah mengalami kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik bukanlah hal yang mustahil. Meskipun kehamilan di luar kandungan berisiko menyebabkan kerusakan pada salah satu saluran tuba falopi, hal tersebut dapat dicegah dengan perawatan yang tepat.
Ada beberapa penyakit atau kondisi yang bisa menyebabkan wanita lebih rentan mengalami hamil di luar kandungan, seperti mengalami peradangan pada tuba falopi, infeksi rahim (endometritis), radang panggul, atau penyakit menular seksual.
Selain itu, wanita juga lebih rentan mengalami hamil di luar kandungan jika memiliki riwayat hamil di luar kandungan sebelumnya, menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), atau memiliki riwayat operasi pada panggul maupun perut, termasuk operasi caesar.
Kondisi hamil di luar kandungan sering kali tidak bergejala, sehingga banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kondisi tersebut. Kehamilan ektopik umumnya baru menunjukkan gejala ketika usia kandungan sudah semakin tua atau saat muncul komplikasi, seperti pecahnya tuba falopi, tekanan darah rendah yang terjadi secara mendadak, dan perdarahan hebat.
Kondisi ini sangat berbahaya dan harus segera ditangani oleh dokter. Untuk menangani hamil di luar kandungan, dokter dapat melakukan operasi atau pemberian obat suntik, seperti methotrexate.
Risiko dan Efek Hamil di Luar Kandungan terhadap Kesuburan
Normalnya, sel telur yang telah dibuahi oleh sperma (ovum) akan dibawa menuju rahim dan menempel di dinding rahim. Namun, terkadang ovum bisa menempel di jaringan lainnya, sehingga menyebabkan terjadinya kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik.
Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi. Hal ini dapat merusak tuba falopi dan jaringan sekitarnya. Bila salah satu atau kedua tuba falopi rusak, dokter perlu melakukan operasi untuk memperbaiki atau mengangkat tuba falopi tersebut.
Apabila pengangkatan terjadi pada kedua tuba falopi, ini dapat menurunkan tingkat kesuburan wanita. Selain itu, penyumbatan di tuba falopi akibat terbentuknya jaringan parut juga dapat memengaruhi kesuburan setelah kehamilan ektopik.
Terkadang wanita yang sudah pernah mengalami hamil di luar kandungan juga bisa mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya.
Merencanakan Kehamilan Setelah Hamil di Luar Kandungan
Setiap wanita memiliki 2 saluran tuba. Apabila salah satu tuba falopi rusak akibat kehamilan ektopik atau pengangkatan salah satu tuba falopi, Anda masih bisa hamil dengan saluran tuba yang sehat lainnya.
Wanita yang mengalami kehamilan ektopik biasanya baru bisa kembali mencoba atau memulai program hamil lagi setelah menunggu sekitar 3 bulan. Ini dilakukan untuk memberikan waktu pada tuba falopi untuk pulih kembali dan mengurangi risiko kehamilan ektopik berulang di kehamilan berikutnya.
Saat wanita sudah diperbolehkan untuk memulai program hamil kembali, dokter akan memberikan suplemen kehamilan yang mengandung asam folat dan zat besi agar peluang hamil bisa semakin tinggi sekaligus mendukung tumbuh kembang janin.
Upaya Memiliki Keturunan Setelah Hamil di Luar Kandungan
Setelah kondisi Anda dinyatakan aman untuk hamil kembali dan merasa sudah siap untuk menjalani program hamil lagi, cobalah untuk rutin berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi. Peluang Anda untuk hamil bisa meningkat ketika berhubungan intim tanpa kondom selama masa subur, yaitu beberapa hari sebelum dan saat ovulasi.
Bila sulit untuk hamil kembali dengan cara alami, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai. Jika diperlukan, dokter akan dapat menyarankan Anda dan pasangan untuk menjalani program hamil, termasuk bayi tabung.
Untuk mendukung keberhasilan progam hamil kembali setelah hamil di luar kandungan, Anda juga dianjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, jaga berat badan ideal, mengelola stres, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.