Menjemur bayi di pagi hari sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh orang tua di Indonesia. Biasanya bayi yang baru lahir akan dijemur di bawah sinar matahari langsung tanpa mengenakan busana. Pertanyaannya, perlukah bayi baru lahir dijemur setiap hari?
Sebagian orang tua menganggap bahwa menjemur bayi setiap hari, khususnya bayi baru lahir adalah sebuah kewajiban. Salah satu alasannya adalah karena mereka percaya bahwa kebiasaan ini bisa membantu mencegah bayi kuning.
Bayi Baru Lahir Tidak Harus Dijemur Setiap Hari
Sebenarnya, menjemur bayi tidak ada kaitannya dengan menurunkan risiko bayi baru lahir kuning, Bun. Namun, anjuran menjemur bayi di pagi hari tetap ada, karena sinar matahari sebelum pukul 10.00 mengandung sinar ultraviolet atau UV, yang bila diserap oleh kulit akan menghasilkan vitamin D.
Vitamin D memiliki peranan yang sangat penting bagi kesehatan bayi, yakni membantu tubuh menggunakan kalsium untuk membangun dan memelihara tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, vitamin ini juga menjaga kesehatan otot-otot bayi dan membangun sistem imun tubuh yang kuat.
Bila kekurangan vitamin D, bayi akan berisiko mengalami kelainan pertumbuhan tulang atau rakitis. Beberapa penelitian juga menemukan kaitan antara kekurangan vitamin D pada masa bayi dan meningkatnya kejadian eksim atau alergi.
Karena tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin D dengan sendirinya dan ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D bayi, sinar matahari pagi menjadi solusi praktis dan murah agar bayi memperoleh vitamin D.
Kendati begitu, bukan berarti Si Kecil harus dijemur setiap hari ya, Bun. Terlalu banyak paparan sinar UV juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan kulit dan bahkan kanker kulit di kemudian hari. Selain itu, Bunda juga tetap harus memperhatikan cara berjemur yang aman untuk Si Kecil.
Cara Berjemur yang Aman untuk Bayi Baru Lahir
Seperti yang sudah disebutkan di atas, waktu berjemur yang ideal adalah sebelum pukul 10.00. Namun, bila tidak sempat menjemur Si Kecil di waktu ini, Bunda disarankan untuk menunggu hingga setelah pukul 16.00. Di waktu tersebut, kadar sinar UV matahari lebih rendah, sehingga tidak lebih berisiko untuk menyebabkan kerusakan kulit.
Lama waktu menjemur bayi dibedakan tergantung warna kulitnya. Bayi berkulit putih dianjurkan untuk dijemur selama 30 menit per minggu, sedangkan bayi dengan kulit sedang atau lebih gelap dianjurkan untuk dijemur selama 3–5 jam per minggu.
Ingat ya, Bun, durasi ini adalah total lamanya bayi dijemur dalam 1 minggu. Jadi, bukan berarti setiap pagi Bunda harus menjemur Si Kecil.
Selain itu, karena kulit bayi baru lahir sangat sensitif, bayi tidak boleh dijemur langsung di bawah sinar matahari, apalagi dalam keadaan telanjang. Beberapa aturan yang harus dilakukan saat menjemur Si Kecil antara lain:
- Jemur ia dalam keadaan mengenakan pakaian.
- Gunakan tabir surya SPF 15 pada bagian yang terpapar saja.
- Jangan menjemurnya terlalu lama.
- Usahakan agar Si Kecil memakai topi atau pelindung kepala.
Berdasarkan informasi di atas, menjemur bayi memang tidak dilarang. Selama dilakukan secara hati-hati dan menerapkan aturannya, paparan sinar matahari tidak akan membahayakan dan membakar kulit bayi, kok.
Bila keluarga Bunda atau Ayah memiliki riwayat kanker kulit atau Bunda masih merasa ragu mengenai perlu atau tidaknya Si Kecil dijemur, sebaiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengetahui perlunya paparan sinar matahari untuk Si Kecil.