Kafein bisa saja terkandung dalam beberapa minuman yang sering diminum oleh anak-anak. Bila diminum secara berlebihan, kafein bisa berdampak buruk bagi kesehatannya. Oleh karena itu, Bunda perlu lebih jeli dalam melihat jenis minuman yang dikonsumsi anak.
Selain pada kopi, kafein juga terkandung di dalam teh, cokelat, susu cokelat, minuman soda, atau es krim kopi. Jadi, menghindari kopi saja mungkin tidak menjamin Si Kecil pasti bebas dari konsumsi kafein.
Kafein bekerja sebagai stimulan yang merangsang sistem saraf pusat. Pada dosis yang kecil, kafein dapat membuat anak lebih aktif dan energik. Meski begitu, perlu diketahui juga bahwa konsumsi kafein yang berlebihan bisa mengganggu tumbuh kembangnya. Jadi, konsumsi kafein pada anak lebih baik dibatasi.
Kandungan Kafein pada Minuman yang Bisa Dikonsumsi Anak
Berikut ini adalah gambaran kandungan kafein pada minuman-minuman yang bisa saja dikonsumsi oleh anak:
- 350 ml minuman kopi instan mengandung 130 mg kafein
- 350 ml es teh mengandung 70 mg kafein
- 350 ml minuman soda mengandung 40–70 mg kafein
- 350 ml minuman berkarbonasi mengandung 55 mg kafein
- 148 ml cokelat panas mengandung 4 mg kafein
- 30 ml susu cokelat mengandung 6 mg kafein
Sebenarnya, belum ada patokan resmi soal batas konsumsi kafein pada anak, tetapi para ahli membatasi konsumsi kafein sebanyak 45 mg per hari untuk anak usia 4–6 tahun, 63 mg untuk anak usia 7–9 tahun, dan 85 mg untuk anak usia 10–12 tahun.
Pengaruh Kafein pada Anak
Sama halnya pada orang dewasa, kelebihan kafein bisa membuat anak menjadi sakit perut, sakit kepala, sulit tidur, susah konsentrasi, gelisah, dan peningkatan detak jantung.
Selain itu, ada bahaya minum kafein lainnya yang bisa dialami anak, yaitu:
1. Pertumbuhan tulang terhambat
Masa kanak-kanak merupakan waktu yang penting untuk pertumbuhan tulang yang sehat. Kelebihan kafein dapat menghambat perkembangan tulang anak karena kafein bisa mengganggu penyerapan kalsium.
2. Peningkatan berat badan
Minuman manis merupakan salah satu jenis makanan yang cukup digemari oleh anak-anak. Nah, beberapa jenis minuman manis juga ada yang mengandung kafein. Contohnya, minuman soda atau coklat hangat dengan penambahan susu kental manis.
Jika tidak dibatasi konsumsinya, jenis minuman ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kegemukan hingga obesitas, lho.
3. Perubahan tingkah laku
Karena bersifat stimulan, kafein dapat memengaruhi kadar zat kimia dalam otak yang mengatur tingkah laku dan cara bersosialisasi anak. Anak yang terbiasa mengonsumsi minuman berkafein secara berlebih cenderung hiperaktif, mudah berubah suasana hatinya, dan mudah merasa cemas.
4. Gigi berlubang
Minuman kemasan yang mengandung kafein sekalius gula yang berlebih juga bisa meningkatkan risiko gigi berlubang pada anak, terlebih jika ia malas menyikat gigi.
5. Perburukan penyakit jantung
Kafein dapat membuat jantung berdebar-debar dan meningkatkan tekanan darah. Efek ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik pada anak yang memiliki masalah jantung.
Dilihat dari efek sampingnya, ada baiknya Bunda membatasi atau bahkan menghindari konsumsi kafein pada anak. Jika Si Kecil sudah gemar mengonsumsi minuman-minuman di atas, Bunda disarankan untuk menghentikannya secara perlahan.
Supaya lebih sehat, sebaiknya biasakan Si Kecil untuk minum air mineral, susu, dan jus buah segar tanpa tambahan gula. Namun, kalau Si Kecil sulit berhenti minum minuman berkafein atau mengalami keluhan setelah mengonsumsi kafein, jangan ragu untuk membawanya ke dokter, ya.