Vetsin adalah produk yang mengandung monosodium glutamat (MSG), yang digunakan sebagai penyedap rasa makanan. Penggunaannya tergolong aman jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun, bila dikonsumsi secara berlebihan, vetsin bisa memicu beragam masalah kesehatan.
Di Indonesia, vetsin dikenal sebagai MSG atau micin. merupakan zat aditif pada makanan yang memberikan rasa umami atau gurih pada masakan. Bentuknya seperti bubuk kristal putih menyerupai garam atau gula.
Vetsin pertama kali diproduksi oleh seorang peneliti Jepang yang mencoba menduplikasi rasa gurih alami dari kombu, yaitu rumput laut yang menjadi bahan dasar sup Jepang. Karena rasanya yang kuat inilah, vetsin digunakan untuk menyedapkan makanan tanpa perlu menambahkan banyak bahan-bahan tambahan lain.
Waspadai Risiko Kesehatan akibat Vetsin
Vetsin telah lama dianggap dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan. Pada tahun 1960-an, terdapat kasus yang dikenal sebagai chinese restaurant syndrome atau yang sekarang disebut sebagai MSG symptom complex.
Sekelompok orang merasakan gejala-gejala tertentu setelah mengonsumsi makanan dari restoran yang menyajikan masakan khas Tiongkok. Gejala ini diindikasikan sebagai akibat dari penambahan vetsin atau MSG secara berlebihan pada makanan.
Setelah mengonsumsi makanan yang mengandung vetsin, beberapa orang yang sensitif terhadap bahan ini dapat mengalami beberapa gejala, seperti berkeringat, sakit kepala, mual, kelelahan, kulit kemerahan, mulut dan/atau tenggorokan terasa tidak nyaman, serta jantung berdebar.
Kadar sodium pada vetsin juga jika dikonsumsi berlebihan dikhawatirkan dapat membuat tekanan darah meningkat. Selain itu, orang yang alergi terhadap vetsin mungkin akan mengalami beberapa gejala ringan, seperti sakit kepala, nyeri dada, serta kulit yang terasa kesemutan.
Pada kasus tertentu yang sangat jarang terjadi, gejala yang lebih serius mungkin terjadi berupa sesak napas, bengkak pada wajah, bengkak pada tenggorokan, jantung berdebar, atau bahkan syok anafilaktik. Pada tingkatan yang parah, gejala-gejala semacam ini membutuhkan penanganan medis secepatnya.
Vetsin Aman Dikonsumsi dalam Batas Wajar
Berbagai penelitian mengaitkan efek negatif konsumsi vetsin terhadap kesehatan. Meski demikian, penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan vetsin dalam jumlah yang sangat banyak. Kesimpulannya, vetsin aman jika dikonsumsi dalam batas wajar.
Tidak ada aturan pasti mengenai jumlah penggunaan vetsin yang aman dikonsumsi. Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi vetsin atau MSG lebih dari 6 gram atau 1½ sendok teh per hari.
Hanya sebagian kecil orang yang diduga mengalami reaksi negatif ringan dan bersifat jangka pendek akibat konsumsi vetsin. Gejala-gejala ringan ini umumnya akan mereda dengan sendirinya, atau bisa diatasi dengan cara-cara sederhana, seperti minum air putih atau obat pereda nyeri untuk meringankan sakit kepala.
Jika Anda khawatir dengan efek vetsin, tidak ada salahnya memeriksa label pada kemasan makanan olahan sebelum membelinya. Kenali berbagai nama lain vetsin untuk meminimalkan konsumsinya.
Kandungan vetsin pada makanan kemasan ini umumnya harus dicantumkan terkait kadar dan jenisnya pada label atau daftar bahan kandungan.
Dalam label kemasan, vetsin sering dicantumkan sebagai sodium 2-aminopentanedioate, MSG monohydrate, UNII-W81N5U6R6U, sodium glutamate monohydrate, glutamic acid, monosodium salt, monohydrate, L-Glutamic acid, L-Monosodium glutamate monohydrate, dan monosodium L-glutamate monohydrate.
Selain dijadikan penyedap masakan, di dunia industri pangan masa kini, vetsin banyak diproduksi dari hasil fermentasi tepung, molasses, atau gula tebu yang dihasilkan melalui proses serupa dengan pembuatan yoghurt dan minuman anggur (wine). Vetsin juga kerap ditambahkan pada berbagai makanan olahan, seperti keripik kentang dan daging olahan.
Jika Anda menderita gangguan kesehatan atau sedang menjalani diet tertentu, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menambahkan vetsin pada masakan Anda. Konsultasi ini bisa dilakukan dengan mudah dan cepat melalui Chat Bersama Dokter.