Sudah tahu seperti apa toxic relationship itu? Hubungan ini membuat salah satu individu di dalamnya merasa direndahkan, diperlakukan tidak adil, atau menjadi sasaran amarah. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik.
Toxic relationship atau hubungan beracun adalah hubungan tidak sehat yang membuat seseorang merasa tidak dipahami dan didukung atau merasa direndahkan. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tetapi juga dalam lingkungan pertemanan bahkan keluarga.
Ciri-Ciri Toxic Relationship
Berikut ini adalah ciri-ciri toxic relationship yang bisa ditemukan kalau kamu terjebak di dalamnya:
1. Selalu dikontrol oleh pasangan
Tanda yang paling terlihat jelas dari hubungan ini adalah salah satu pihak selalu mengontrol pihak lainnya. Contohnya, pasanganmu memaksakan kehendaknya terhadap hidup yang kamu jalani, walaupun mungkin keinginanmu tidak sejalan.
Ia juga mungkin akan mengutarakan kalimat yang membuatmu harus menuruti kemauannya. Misalnya, “Aku bersikap seperti ini karena aku sayang sama kamu.” Kalau kamu tidak menurutinya, dia bisa saja menuding kamu tidak menyayanginya. Hal ini membuatmu terpaksa mengikuti keinginannya.
2. Sulit menjadi diri sendiri
Karena terlalu sering dikontrol, kamu tidak dapat menjadi diri sendiri. Kamu akan selalu bersikap seperti apa yang dia inginkan, bukan apa yang kamu inginkan. Bahkan, untuk sekadar berpendapat saja kamu bisa sampai berpikir berkali-kali karena takut apa yang kamu ucapkan menjadi kesalahan di mata dia.
3. Tidak dapat dukungan
Hubungan yang sehat selalu memberi dukungan satu sama lain. Namun, pada toxic relationship, setiap pencapaian yang diperoleh akan dianggap menjadi kompetisi.
Bahkan, pasanganmu bisa tidak senang jika kamu berhasil melakukan sesuatu yang seharusnya membuat ia bangga. Alih-alih mendapat dukungan dan apresiasi, kamu malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik tidak membangun yang bisa menghambat kesuksesanmu.
4. Selalu dicurigai dan dikekang
Rasa cemburu sebenarnya merupakan reaksi yang normal sebagai salah satu bentuk kepedulian. Namun, hubungan akan menjadi toksik jika cemburu sudah berlebihan atau membuat pasangan melakukan hal yang ekstrem, misalnya menyita handphone-mu atau melabrak orang yang ia cemburui. Ini bisa menjadi tanda pasanganmu mengalami thantophobia.
Hubungan juga dikatakan toksik saat pasangan sudah terlalu posesif. Dia selalu mau tahu tentang segala kegiatan sehari-harimu dan marah jika kamu tidak segera mengabarinya. Selain itu, terkadang dia juga melarangmu untuk tidak lagi memakai jenis pakaian tertentu yang mungkin menarik perhatian orang lain.
5. Sering dibohongi
Kejujuran merupakan salah satu pondasi untuk membentuk hubungan yang sehat. Namun, jika pasanganmu sering berbohong dan menutupi banyak hal, itu tandanya saat ini kamu sedang berada dalam toxic relationship.
6. Menerima kekerasan fisik
Selain kekerasan verbal, suatu hubungan dikatakan toksik jika sudah ada kekerasan fisik di dalamnya. Pasangan yang tidak sehat secara emosional sering kali akan “main tangan” jika terjadi perselisihan dalam hubungan. Apa pun konfliknya, kekerasan fisik tidak bisa dibenarkan, ya.
Dampak Toxic Relationship
Dalam menjalani suatu hubungan, idealnya setiap individu akan saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman. Namun, pada toxic relationship, salah satu pihak biasanya akan berupaya untuk mendominasi, memanipulasi (gaslighting), maupun sekadar mempermainkan pasangannya (breadcrumbing). Hal ini juga bisa terjadi pada jenis hubungan tertentu, seperti karmic relationship.
Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam toxic relationship. Para korban justru menyangkal sikap toksik pasangannya dengan dalih hubungan yang dijalaninya sudah lama atau bertahan atas dasar cinta. Istilah ini disebut dengan sunk cost fallacy. Hal tersebut yang membuat toxic relationship berlarut-larut.
Akibatnya, hubungan toksik membuat korbannya merasa rendah diri hingga memicu gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, depresi. Ditambah lagi, beban mental ini bukannya tidak mungkin menyebabkan gangguan kesehatan fisik, misalnya gangguan psikosomatik atau penyakit jantung.
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Terjebak dalam hubungan toksik sangat merugikan diri sendiri. Jadi, penting bagi kamu untuk mengenali tanda-tanda toxic relationship serta orang yang toxic dan segera mengambil keputusan yang tepat jika itu terjadi pada hubunganmu, baik dengan mengakhirinya atau menerapkan hubungan private relationship.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hubungan yang beracun:
- Sadari dan akui jika hubungan yang kamu jalani termasuk toxic relationship
- Evaluasi kembali hubunganmu dan tanyakan pada diri sendiri, “Apakah hubungan seperti ini yang menyebabkan aku menjadi tidak percaya diri dan stres?”
- Bersikap asertif dengan cara mengkomunikasikan perasaamu secara jujur dan tegas
- Kurangi ekspektasi terhadap orang yang toksik karena mereka tidak akan berubah bila bukan karena kemauannya sendiri
- Fokus pada diri sendiri dan lakukan hal-hal yang membuatmu lebih relaks, misalnya yoga, meditasi, atau perawatan diri
- Batasi waktu dengan orang-orang yang menyebabkan stres dan tidak membawa kebahagiaan ke dalam hidup
- Bergaulah dengan orang-orang dengan vibe positif yang bisa menjadi support system dirimu agar kamu bisa keluar dari hubungan tidak sehat ini
Keluar dari toxic relationship memang tidaklah mudah. Namun, ingatlah bahwa kamu harus menyayangi dirimu sendiri dan memikirkan kehidupanmu di masa yang akan datang. Sebesar apa pun rasa sayangmu padanya, percayalah bahwa kamu pantas untuk bersama dengan orang yang bisa menghargai dan menyayangimu dengan tulus.
Jika kamu terjebak dalam toxic relationship dan merasa kesulitan untuk keluar dari hubungan tersebut, cobalah minta bantuan orang lain yang kamu percayai. Bila perlu, cobalah berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang terbaik agar kamu bisa mengatasi atau mengakhiri hubungan beracun ini.