Orang yang menderita diabetes dapat mengalami berbagai komplikasi kesehatan jika tidak memantau kondisi kesehatannya secara rutin. Komplikasi kesehatan ini bisa berdampak pada berbagai organ tubuh, termasuk pada otak. Hal ini dapat membuat penderita diabetes lebih berisiko terkena demensia atau pikun.
Orang yang pikun atau menunjukkan gejala demensia mengalami gangguan pada bagian otak yang bertanggung jawab atas proses belajar, mengingat, berpikir, dan berbahasa. Penyakit Alzheimer adalah salah satu jenis penyakit demensia yang paling sering terjadi. Namun, apa hubungannya penyakit ini dengan diabetes, ya?
Hubungan Diabetes dan Demensia
Walau masih diperlukan lebih banyak penelitian, kini diketahui bahwa semakin tua usia penderita diabetes, terutama diabetes tipe 2, ternyata semakin tinggi risiko orang tersebut mengalami demensia. Di bawah ini adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Kerusakan saraf
Penderita diabetes rentan mengalami peningkatan atau penurunan kadar gula darah yang ekstrem karena adanya gangguan pada efek kerja hormon insulin. Akibatnya, sel saraf otak tidak dapat menggunakan gula darah sebagai sumber energi.
Inilah sebabnya kemampuan berpikir dapat terganggu jika kadar glukosa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam kondisi parah, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kerusakan saraf karena otak kekurangan energi.
2. Aliran darah ke otak tidak lancar
Diabetes yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh, sehingga berisiko merusak pembuluh darah. Jika kerusakan pembuluh darah terjadi pada otak, aliran darah ke otak bisa terganggu, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit Alzheimer.
3. Kadar protein beta amyloid meningkat
Tingginya kadar gula darah ternyata juga berhubungan dengan tingginya kadar protein yang disebut beta amyloid. Penumpukan protein ini dapat mengganggu kerja otak dan memutus sinyal antara sel-sel saraf otak, sehingga muncul gejala demensia.
4. Kadar gula darah yang terlalu rendah
Orang yang menderita diabetes memang cenderung mengalami peningkatan kadar gula darah. Namun setelah mendapatkan pengobatan, kadar gula darah ini dapat tiba-tiba menurun.
Jika kadar gula darah menurun drastis hingga terjadi hipoglikemia, maka sel saraf otak akan kekurangan energi. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada otak, dan membuat penderita diabetes mengalami kesulitan untuk berpikir dan mengingat. Bila dibiarkan, hal ini lama-kelamaan bisa menyebabkan demensia.
Cara agar Tidak Cepat Pikun
Mencegah dan mengelola diabetes dengan pengobatan dan gaya hidup sehat adalah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes, termasuk demensia. Untuk itu, ikutilah panduan berikut ini:
- Pantau kondisi kesehatan secara rutin dan taati anjuran dokter untuk menjaga kadar gula darah, kadar kolesterol, dan tekanan darah tetap stabil.
- Konsumsi obat-obatan sesuai saran dokter dan jalani pengaturan pola makan yang diberikan oleh dokter.
- Konsumsi makanan sehat, seperti buah, sayur, daging tanpa lemak, keju, susu rendah lemak, dan gandum utuh.
- Olahraga secara rutin, yaitu setidaknya 30 menit per hari.
- Cukupi waktu tidur, yaitu 7─9 jam setiap malamnya.
- Kelola stres dengan tepat, misalnya dengan melakukan teknik relaksasi atau yoga.
- Hindari kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan, seperti merokok dan mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol.
Meski terlihat sederhana, jika konsisten dilakukan, langkah-langkah di atas dapat mengurangi risiko terjadinya diabetes tipe 2. Di samping itu, langkah-langkah tersebut juga dapat membantu mencegah demensia dan komplikasi diabetes lainnya, seperti stroke, penyakit ginjal, dan penyakit jantung.
Namun, apabila kamu atau orang yang kamu kenal menderita diabetes dan mulai mengalami gangguan atau kesulitan dalam berpikir serta mengingat, sebaiknya segera konsultasikan hal tersebut ke dokter ya.