Penggunaan baby walker cukup populer bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun, tahukah Bunda? Kini pemakaian baby walker sudah tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko bayi terjatuh.
Baby walker adalah alat yang dirancang untuk membantu bayi belajar berjalan. Biasanya, alat ini juga dilengkapi dengan mainan atau musik yang bisa menarik perhatiannya. Sebagian orang tua biasanya menaruh bayinya dalam baby walker agar bisa bermain sendiri, sehingga mereka bisa mengerjakan hal lain.
Bahaya Penggunaan Baby Walker
Para ahli dan dokter tidak merekomendasikan penggunaan baby walker pada bayi. Alih-alih membantu bayi berjalan, alat ini justru berisiko menghambat perkembangan motorik bayi yang sedang berlatih duduk, merangkak, dan berjalan. Baby walker juga diduga bisa membuat bayi jadi malas untuk berjalan sendiri.
Selain itu, penggunaannya pun terbukti tidak membuat bayi lebih cepat berjalan lho, Bun. Pola atau koordinasi otot yang dilatih saat menggunakan baby walker juga berbeda dengan saat berlatih berjalan seperti biasa.
Pada dasarnya, roda yang terdapat pada bagian bawah baby walker membuat bayi dengan mudahnya meluncur ke segala tempat. Bahkan, ini bisa membuatnya melesat dengan cepat, sehingga Bunda mungkin tidak sempat menjangkau dan menghentikannya.
Akibatnya, banyak kasus cedera akibat penggunaan alat baby walker. Berikut ini adalah beberapa kasus yang pernah terjadi:
- Bayi terjatuh dari tangga. Kasus ini paling sering terjadi dan berisiko menyebabkan bayi mengalami gegar otak, cedera leher, dan patah tulang.
- Jari bayi terjepit saat baby walker menabrak dinding atau perabot rumah.
- Bayi jatuh terguling saat tubuhnya miring ke kanan atau kiri saat berada di baby walker. Hal ini rentan terjadi karena kepala bayi masih lebih berat daripada tubuhnya.
- Bayi dapat meraih benda-benda berbahaya, seperti air panas, api, atau colokan listrik.
- Bayi lebih mudah terbentur dan menabrak perabot rumah atau benda berbahaya.
- Bayi dapat terjatuh ke dalam kolam atau toilet.
Beberapa produsen baby walker memang telah memperbarui standar keselamatan dengan memakai roda yang otomatis dapat berhenti saat tidak terkendali atau menabrak sesuatu. Namun, pembaruan ini tetap tidak mengurangi kemungkinan bayi meraih sesuatu yang berbahaya dari atas baby walker.
Jadi, jika baby walker sudah ada di dalam daftar perlengkapan bayi yang akan dibeli atau Bunda sudah berencana akan memperkenalkan baby walker kepada Si Kecil, coba dipertimbangkan lagi, ya.
Untuk membantu perkembangan motoriknya, lebih baik ajak bayi untuk merangkak, duduk, dan berlatih berjalan di lantai yang bersih di dalam ruangan yang aman. Memegang kedua tangan bayi sambil mengajaknya belajar berjalan, atau di Indonesia disebut dengan tatih, relatif lebih aman daripada menggunakan alat.
Tidak semua peralatan bayi yang ada di pasaran aman digunakan dan bermanfaat. Oleh karena itu, Bunda perlu lebih cermat dalam memilih peralatan atau mainan yang bisa merangsang tumbuh kembang Si kecil.
Bila ragu dalam menentukan peralatan atau mainan apa yang paling tepat untuk mendukung tumbuh kembang anak, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter, ya.