Heplav adalah obat yang digunakan untuk menangani hepatitis B atau infeksi HIV. Obat ini memiliki kandungan aktif lamivudine sebanyak 100 mg. Heplav tersedia dalam bentuk tablet dan hanya bisa digunakan atas anjuran dokter.
Heplav termasuk dalam kelompok obat antivirus. Virus HIV dan hepatitis B membutuhkan enzim reverse transcriptase untuk berkembang biak. Kandungan lamivudine dalam obat ini bekerja dengan menghambat enzim tersebut sehingga jumlah virus di dalam tubuh akan berkurang.
Pada pengobatan HIV, penggunaan Heplav akan dikombinasikan bersama obat lain. Perlu diketahui bahwa Heplav hanya dapat memperlambat perkembangan penyakit dan tidak bisa menyembuhkan atau mencegah penularannya.
Apa Itu Heplav
Bahan aktif | Lamivudine |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antivirus |
Manfaat | Mengatasi infeksi virus hepatitis B dan HIV |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Heplav untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Heplav untuk ibu menyusui | Heplav umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui karena tidak menimbulkan efek samping yang serius pada ibu dan bayi. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Heplav
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Heplav:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Heplav tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita kondisi medis tertentu, seperti diabetes, pankreatitis, penyakit ginjal, penyakit liver, atau HIV/AIDS.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah menjalani transplantasi hati.
- Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan Heplav jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Heplav. Obat ini dapat menyebabkan pusing atau kantuk.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat setelah mengonsumsi Heplav.
Dosis dan Aturan Pakai Heplav
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Heplav berdasarkan kondisi dan usia pasien:
Kondisi: Infeksi HIV
- Dewasa: 150 mg 2 kali sehari, atau 300 mg 1 kali sehari.
- Anak dengan berat badan >30 kg: 150 mg, 2 kali sehari.
- Anak dengan berat badan 22–30 kg: 75 mg pada pagi hari dan 150 mg pada malam hari.
- Anak dengan berat badan 14–21 kg: 75 mg, 2 kali sehari.
Kondisi: Hepatitis B kronis
- Dewasa: 100 mg, 1 kali sehari. Khusus pada pasien yang menderita hepatitis B bersama dengan HIV, dosisnya adalah 150 mg 2 kali sehari, atau 300 mg 1 kali sehari.
- Anak usia 2–17 tahun: 3 mg/kgBB, 1 kali sehari. Dosis maksimal adalah 100 mg per hari.
Cara Mengonsumsi Heplav dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Heplav. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa seizin dokter.
Berikut ini adalah cara menggunakan Heplav dengan benar:
- Konsumsilah Heplav sebelum atau sesudah makan.
- Pastikan untuk mengonsumsi Heplav pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan lebih efektif.
- Tetaplah minum obat ini meskipun Anda tidak memiliki keluhan. Jangan menghentikan konsumsi Heplav tanpa seizin dokter. Berhenti minum obat secara mendadak dapat menyebabkan infeksi tidak terkontrol dengan baik.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter. Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk tes fungsi hati, asam laktat, atau pemeriksaan jumlah virus hepatitis B dan HIV dalam darah.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Heplav, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Simpan Heplav di dalam suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Heplav dengan Obat Lain
Kandungan lamivudine dalam Heplav dapat menyebabkan interaksi obat jika digunakan bersama obat-obatan tertentu. Efek interaksi obat yang dapat terjadi meliputi:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lamivudine jika digunakan dengan trimethoprim
- Peningkatan risiko terjadinya kegagalan pengobatan jika digunakan dengan abacavir
- Peningkatan risiko terjadinya anemia berat jika digunakan dengan zidovudine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari emtricitabine
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Heplav bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Heplav
Mengingat Heplav mengandung lamivudine, ada efek samping yang mungkin terjadi setelah minum obat ini, antara lain
- Sakit kepala
- Pusing
- Mual atau muntah
- Diare
- Sakit perut
- Sulit tidur
- Tubuh terasa lelah
- Infeksi hidung atau tenggorokan, yang ditandai dengan hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, atau batuk
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau makin berat. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Perubahan suasana hati
- Kesulitan berbicara atau menelan, gangguan penglihatan, lemah otot, atau kesemutan
- Bengkak atau benjolan pada leher
- Menstruasi tidak teratur
- Mual dan muntah yang parah
- Nyeri perut bagian kanan atas
- Demam atau menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening
- Detak jantung cepat
- Urine berwarna gelap
- Penyakit kuning
- Impotensi