Istilah hernia inguinalis mungkin masih terdengar asing. Jenis hernia ini ditandai dengan munculnya tonjolan di lipatan paha atau selangkangan. Penyakit ini perlu ditangani dengan operasi, terutama jika penderita mengalami nyeri berat atau komplikasi.
Hernia ingunalis terjadi ketika otot bagian bawah perut melemah. Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, misalnya sering mengangkat beban berat, mengejan terlalu keras saat buang air besar, kehamilan, batuk kronis, maupun faktor penuaan.
Melemahnya otot bawah perut tersebut menyebabkan jaringan di perut, baik jaringan lemak atau usus, menonjol ke lipatan paha atau selangkangan. Namun, tonjolan bersifat hilang timbul dan biasanya akan muncul ketika penderita batuk atau membungkuk.
Jenis-Jenis Hernia Inguinalis
Secara umum, hernia inguinalis terbagi menjadi dua jenis, yaitu hernia inguinalis langsung dan tidak langsung. Berikut ini adalah penjelasannya:
Hernia inguinalis langsung
Hernia inguinalis langsung terjadi akibat melemahnya otot dinding perut bagian bawah akibat tekanan berulang, baik karena mengejan terlalu keras atau kebiasaan mengangkat beban berat. Hal ini membuat jaringan dalam perut menembus dinding otot. Hernia inguinalis langsung umumnya dialami orang dewasa.
Hernia inguinalis tidak langsung
Jenis hernia ini merupakan kondisi cacat lahir yang membuat saluran penghubung perut dan kantung buah zakar tidak menutup dengan sempurna. Saluran ini memungkinkan jaringan dalam perut menonjol ke selangkangan. Hernia inguinalis tidak langsung lebih sering dialami oleh bayi laki-laki.
Berbagai Gejala Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis kerap menimbulkan gejala yang hilang timbul, biasanya gejala muncul ketika penderita melakukan aktivitas tertentu. Berikut ini adalah gejala umum dari hernia inguinalis:
1. Tonjolan di selangkangan
Tonjolan di area selangkangan merupakan gejala utama dari hernia inguinalis. Awalnya, tonjolan ini mungkin tidak disadari oleh penderitanya karena hilang timbul. Namun, tonjolan akan nampak ketika penderita mengejan atau berdiri dan akan menghilang saat berbaring.
Sementara itu, tonjolan akibat hernia inguinalis pada bayi atau anak-anak biasanya terlihat ketika menangis atau mengejan saat buang air besar.
2. Rasa tidak nyaman
Seiring waktu, tonjolan yang muncul akibat hernia inguinalis bisa makin membesar. Kondisi ini tentu bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita karena tonjolan terasa mengganjal dan tertekan di area selangkangan.
3. Rasa nyeri
Rasa nyeri dapat dialami penderita hernia inguinalis. Kondisi ini biasanya muncul ketika penderita beraktivitas seperti berolahraga, mengangkat beban berat, mengejan saat buang air besar, batuk, dan membungkuk.
4. Sensasi terbakar
Tonjolan yang muncul karena hernia inguinalis juga bisa disertai dengan sensasi terbakar yang menyebar hingga ke area panggul, buah zakar, atau tungkai.
Pada kasus hernia inguinalis yang berat, usus dapat terjepit di lubang yang terbentuk di dinding perut dan mengalami kerusakan. Kondisi ini akan menimbulkan rasa nyeri hebat, kulit tonjolan memerah, muntah, tidak bisa buang angin, serta detak jantung meningkat.
Apabila tanda-tanda tersebut terjadi, penderita hernia inguinalis perlu segera dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Cara Mengobati Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis memang tidak selalu menimbulkan gejala berat dan mengancam nyawa, tetapi kondisi ini tidak dapat membaik dengan sendrinya. Saat ini, satu-satunya langkah penanganan yang dapat diakukan adalah dengan operasi hernia.
Pada kasus hernia inguinalis dengan gejala yang tidak mengganggu, biasanya tidak memerlukan operasi segera. Namun, penderita dianjurkan tetap rutin melakukan kontrol ke dokter untuk memantau gejala dan kondisi hernia.
Apabila seiring berjalannya waktu tonjolan akibat hernia inguinalis membesar, selalu timbul, atau menunjukkan gejala berat, ada tiga metode operasi yang dapat dilakukan:
Operasi terbuka
Pada jenis operasi ini, dokter akan membuat sayatan di area tonjolan hernia, kemudian mendorong jaringan perut seperti usus atau lapisan lemak kembali ke posisinya. Selanjutnya, dokter akan menutup lubang pada dinding perut dengan menggunakan jaring sintetis yang akan dijahit.
Setelah operasi, penderita hernia umumnya perlu menjalani rawat inap selama beberapa hari di rumah sakit dan membatasi aktivitas berat selama 4–6 minggu.
Laparoskopi
Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pusar dan biasanya di pangkal paha untuk memasukkan alat yang disebut laparoskop. Alat khusus ini berbentuk seperti selang yang memiliki kamera dan dapat memotong jaringan.
Metode laparoskopi memiliki efek samping yang ringan, seperti bekas luka lebih kecil dan waktu pemulihan lebih cepat. Namun, sayangnya, jenis operasi ini tidak selalu tersedia di semua fasilitas kesehatan dan harganya pun cukup mahal.
Operasi robotik
Operasi hernia robotik hampir sama seperti operasi laparoskopi. Namun, perbedaannya dalam prosedur ini dokter akan menjalankan perangkat robotik selama operasi.
Operasi jenis ini memiliki efek samping yang ringan, seperti bekas luka yang kecil dan waktu pemulihan relatif lebih cepat. Namun, biaya yang diperlukan untuk operasi lebih mahal jika dibandingkan dengan semua jenis operasi di atas.
Pada kasus cacat bawaan, hernia inguinalis memang tidak dapat dicegah. Namun, orang dewasa bisa mengurangi risiko terkena hernia inguinalis dengan beberapa cara di bawah ini:
- Konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, untuk mencegah sembelit dan mengejan saat buang air besar.
- Hindari terlalu sering mengangkat beban berat dan bila harus dilakukan, pastikan posisi tubuh atas condong ke depan dan dengkul yang menekuk ketika mulai mengangkat benda berat.
- Tidak merokok, karena dapat memicu batuk kronis yang meningkatkan risiko terjadinya hernia inguinalis.
- Rutin berolahraga, terutama melakukan gerakan yang menguatkan otot perut, misalnya plank atau crunch
Bila Anda mengalami gejala hernia inguinalis, seperti muncul tonjolan di area selangkangan dan terasa nyeri saat duduk atau berdiri, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk menentukan penyebab pastinya dan memperoleh penanganan yang tepat.