Hernia pada wanita dapat disebabkan oleh otot perut yang melemah, sehingga terjadi penonjolan organ dari lokasi tersebut. Gejala hernia pada wanita perlu segera dikenali agar kondisinya tidak bertambah serius bahkan menyebabkan terjadinya komplikasi.
Pada wanita, hernia dapat disebabkan oleh melemahnya jaringan otot, peningkatan tekanan dalam rongga perut seperti saat proses kehamilan, maupun cedera olahraga. Gejala hernia sangat bervariasi, tergantung pada ukuran, lokasi dan tingkat keparahannya.
Hernia pada wanita sering kali tidak menunjukkan gejala sama sekali, karena lokasinya cenderung lebih dalam dan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan hernia pada pria. Namun, saat benjolan makin besar, bisa terjadi beberapa keluhan, bahkan hingga mengancam nyawa.
Oleh karena itu, mengenali gejala hernia pada wanita sedini mungkin penting untuk dilakukan, agar penanganan yang tepat pun bisa diberikan dan komplikasi dapat dicegah.
Gejala Hernia pada Wanita
Gejala hernia pada wanita sering kali disalahartikan dengan gejala kondisi medis lain, bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, sebenarnya sudah terjadi penonjolan organ yang memburuk akibat peningkatan tekanan dalam perut, misalnya ketika Anda batuk. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat membuat jaringan dalam perut (fasia) makin melonggar dan makin banyak organ yang menonjol dari dalamnya.
Lubang pada fasia ini memungkinkan usus keluar dan masuk. Kondisi ini bisa menyebabkan keluhan berupa rasa tidak nyaman maupun nyeri tumpul yang hilang-timbul. Nyeri juga bisa dirasakan seperti tertusuk-tusuk atau tajam di sekitar perut, yang menjalar ke pinggul, punggung bawah, daerah kemaluan, dan paha.
Nyeri yang terjadi karena hernia pada wanita dapat memburuk ketika berolahraga, batuk, mengejan ketika buang air besar, membungkuk, berdiri dalam waktu lama, maupun berhubungan seksual dan orgasme.
Jika nyeri tidak kunjung mereda, terutama lokasi munculnya benjolan hernia berada di bagian selangkangan (hernia femoralis), kemungkinan terjadinya hernia yang terjepit (hernia strangulata) lebih besar. Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan medis yang tepat dan cepat, karena dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis).
Penyebab Hernia pada Wanita
Hernia pada wanita terjadi karena kombinasi dari peningkatan tekanan dalam rongga perut dan melemahnya jaringan otot perut. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia antara lain:
1. Obesitas
Sebuah studi mengungkapkan bahwa wanita yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 berisiko 2 kali lebih tinggi mengalami hernia. Ketika mengalami obesitas, tekanan pada otot perut meningkat, sehingga jaringan otot perut melemah. Jadi, secara tidak langsung, kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko terjadinya hernia pada wanita.
2. Sembelit
Penelitian menunjukan bahwa orang yang menderita sembelit lebih rentan menderita hernia. Sebab ketika mengalami sembelit, seseorang akan berusaha mengejan lebih keras atau lama saat buang air besar. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan dalam rongga perut dan jika terjadi dalam waktu lama, otot perut pun akan melemah.
3. Riwayat keluarga
Mekanisme terjadinya hernia pada wanita karena keturunan atau riwayat serupa dalam keluarga sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa hernia inguinalis lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga serupa.
4. Kehamilan
Hernia pada wanita akan lebih berisiko dialami oleh mereka yang mengalami kehamilan lebih dari 1 kali. Sebab, saat hamil akan terjadi perubahan ukuran perut serta peningkatan tekanan dalam rongga perut. Kondisi ini akan menyebabkan otot perut melemah.
Hernia yang dialami wanita hamil biasanya terjadi di sekitar pusar (hernia umbikalis), ulu hati (hernia ventral), dan pangkal paha (hernia inguinalis).
Penanganan Hernia pada Wanita
Hernia pada wanita sebenarnya tidak selalu harus dioperasi, tergantung dari ukuran, lokasi, dan keparahannya. Namun, jika nyeri akibat hernia dirasa mulai mengganggu aktivitas, pemeriksaan ke dokter tidak dapat ditunda lagi. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang akan untuk membantu memastikan penyebab keluhan yang Anda alami.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis hernia pada wanita meliputi pemeriksaan ultrasonografi (USG), CT-scan, MRI, maupun endoskopi.
Untuk hernia yang berukuran kecil dan tidak menimbulkan keluhan, biasanya dokter akan meminta pasien untuk mengubah pola hidup untuk mengurangi risiko hernia memburuk dan melakukan pemantauan berkala. B
eberapa perubahan pola hidup yang dimaksud antara lain dengan menjaga berat badan ideal, rutin olahraga, dan makan makanan bergizi seimbang serta mencukupi kebutuhan cairan harian.
Namun, ketika mulai menimbulkan keluhan, dokter bisa menyarankan beberapa penanganan berikut:
1. Istirahat dan kompres dingin
Untuk meredakan nyeri akibat hernia pada wanita, Anda dapat menghindari aktivitas dengan berat, mengangkat beban yang berat, serta melakukan kompres dingin pada benjolan untuk meredakan nyeri.
Kompres dingin dapat menghambat pembengkakan dan mengurangi sirkulasi darah, sehingga benjolan menjadi kebas dan rasa nyeri pun akan berkurang.
2. Obat
Selain beristirahat, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen. Obat ini bekerja dengan cara memblokir senyawa kimia yang memicu rasa nyeri (prostaglandin).
Namun, jika obat tersebut tidak mampu mengurangi keluhan yang Anda rasakan, dokter bisa meresepkan obat antinyeri lain, seperi naproxen. Pastikan Anda menginformasikan riwayat alergi dan kondisi medis yang Anda alami kepada dokter agar obat yang diresepkan bisa sesuai.
3. Operasi
Jika keluhan hernia pada wanita tidak juga berkurang setelah melakukan beberapa penanganan tersebut, bahkan keluhan makin parah, dokter akan menyarankan operasi sebagai penanganan. Operasi juga merupakan satu-satunya pengobatan paling efektif untuk memperbaiki jaringan yang lubang karena hernia.
Umumnya terdapat dua teknik operasi hernia, yaitu laparoskopi dan laparotomi (operasi terbuka). Biasanya operasi hernia dengan teknik laparotomi akan dilakukan pada hernia yang berukuran sangat besar atau terjadi komplikasi gangguan fungsi usus. Namun, apa pun teknik yang akan digunakan nantinya, harus disesuaikan dengan saran dokter setelah memeriksa kondisi Anda.
Meski hernia pada wanita sulit dikenali gejalanya, bukan berarti tidak mungkin. Jika Anda mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Sebab semakin dini dikenali, semakin baik hasil penanganan untuk hernia pada wanita.