Hiperkalsemia adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan penipisan tulang, batu ginjal, dan gangguan pada kerja jantung dan otak.
Kadar normal kalsium dalam darah adalah 10,4 mg/dL, dengan kadar kalsium yang terionisasi 5,2 mg/dL. Hiperkalsemia adalah istilah untuk kadar kalsium dalam darah yang melebihi nilai tersebut.
Peningkatan kadar kalsium darah umumnya diakibatkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh kelebihan vitamin D, kanker, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Penyebab Hiperkalsemia
Hiperkalsemia dapat dipicu oleh beberapa kondisi, yaitu:
Hiperparatiroidisme
Hiperkalsemia paling sering disebabkan oleh hiperparatiroidisme. Normalnya, hormon paratiroid diproduksi ketika kadar kalsium dalam darah rendah. Pada hiperparatiroidisme, kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif sehingga memproduksi hormon paratiroid secara berlebihan. Akibatnya, kadar kalsium di dalam tubuh meningkat pesat.
Keracunan obat-obatan
Peningkatan produksi hormon paratiroid dapat dipicu oleh penggunaan obat-obatan tertentu, di antaranya:
- Lithium, untuk menangani gangguan bipolar
- Hydrochlorothiazide, untuk mengatasi hipertensi dan edema
Selain obat di atas, penggunaan obat yang mengandung kalsium karbonat secara berlebihan, seperti antasida, dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Kelebihan vitamin A atau D
Kelebihan vitamin A atau D dapat terjadi akibat mengonsumsi suplemen vitamin A atau D dengan dosis yang terlalu tinggi. Seiring waktu, jumlah vitamin yang makin banyak di dalam tubuh dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Kanker
Hiperkalsemia akibat kanker biasanya dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit. Sekitar 10–30% penderita kanker mengalami hiperkalsemia ketika:
- Kanker menyebabkan tulang melepaskan kalsium ke dalam darah
- Kanker mengganggu ginjal dalam proses pembuangan kalsium bersama urine
Beberapa jenis kanker yang dapat memicu hiperkalsemia adalah kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker payudara, dan kanker darah (multiple myeloma). Kanker yang telah menyebar ke bagian tulang juga dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia.
Gejala Hiperkalsemia
Hiperkalsemia ringan dapat terjadi tanpa gejala apa pun. Gejala umumnya baru timbul jika hiperkalsemia yang dialami cukup parah.
Gejala yang dapat timbul akibat hiperkalsemia tergantung pada bagian tubuh yang terdampak, antara lain:
- Ginjal, dengan gejala haus berlebih, sering buang air kecil, atau batu ginjal
- Saluran pencernaan, ditandai dengan sakit perut, mual, muntah, dan sembelit
- Tulang dan otot, ditandai dengan nyeri tulang dan lemah otot
- Otak, dengan gejala linglung, kelelahan, kejang, hingga penurunan kesadaran
- Jantung, ditandai dengan jantung berdebar, pingsan, dan aritmia
Sementara tingkat keparahan hiperkalsemia dapat dibagi berdasarkan kadar kalsium dalam darah, yaitu:
- Ringan, bila kadar kalsium darah 10,5–11,9 mg/dL
- Sedang, bila kadar kalsium darah 12,0–13,9 mg/dL
- Krisis hiperkalsemia, bila kadar kalsium darah 14,0–16,0 mg/dL
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter bila Anda mengalami gejala hiperkalsemia seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan juga dianjurkan bagi Anda yang memiliki riwayat hiperkalsemia atau hiperparatiroidisme dalam keluarga.
Diagnosis Hiperkalsemia
Karena jarang menimbulkan gejala, hiperkalsemia umumnya baru terdeteksi ketika penderitanya menjalani tes darah. Jika kadar kalsium darah mengalami peningkatan, dokter akan menjalankan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.
Untuk mengawali pemeriksaan, dokter akan melakukan tanya jawab terkait riwayat kesehatan pasien, termasuk obat-obatan yang sedang digunakan. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk dengan memeriksa kondisi otot dan refleks pasien.
Guna memastikan diagnosis, beberapa tes di bawah ini mungkin akan dilakukan:
- Tes darah, untuk memeriksa kadar kalsium darah dan kadar hormon paratiroid
- Tes urine, untuk mengukur kalsium, protein dan zat lain yang terkandung dalam urine, serta memeriksa fungsi ginjal
- Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi kanker paru-paru
- Mammografi, untuk mendeteksi kanker payudara
- CT scan atau MRI, untuk melihat kondisi organ tubuh secara detail
- Pemeriksaan densitometri tulang, untuk memeriksa kepadatan dan kekuatan tulang
- Tes rekam jantung, seperti EKG, untuk memeriksa kondisi jantung
- Biopsi, untuk mendeteksi kondisi seperti limfoma atau leukemia
Pengobatan Hiperkalsemia
Pengobatan hiperkalsemia akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi dan penyebabnya. Pada hiperlaksemia ringan, dokter umumnya hanya akan memantau kondisi tulang dan ginjal pasien secara berkala.
Bila hiperkalsemia yang dialami pasien cukup berat, penanganan dapat dilakukan dengan metode berikut ini:
Obat-obatan
Beberapa obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani hiperkalsemia, yaitu:
- Calcitonin, untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah
- Canacalcet, untuk membantu meredakan kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
- Bisfosfonat, seperti clodronate, untuk menurunkan kadar kalsium darah dengan cepat
- Denosumab, untuk menangani hiperkalsemia yang tidak dapat ditangani dengan bisfosfonat
- Prednisone, untuk mengatasi hiperkalsemia yang disebabkan oleh kadar vitamin D yang tinggi
- Infus cairan dan diuretik, untuk menurunkan dengan cepat kadar kalsium darah yang sangat tinggi
Prosedur operasi
Pada kasus tertentu, tindakan operasi perlu dilakukan untuk mengatasi kelenjar paratiroid yang terlalu aktif. Tujuannya adalah untuk mengangkat jaringan kelenjar yang mengalami gangguan.
Umumnya, hanya salah satu dari empat kelenjar paratiroid yang mengalami gangguan dan perlu diangkat. Prosedur ini dapat dilakukan dengan menyuntikkan zat radioaktif, untuk membantu mendeteksi bagian kelenjar yang bermasalah.
Komplikasi Hiperkalsemia
Hiperkalsemia atau tingginya kadar kalsium dalam darah dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Osteoporosis
- Batu ginjal
- Gagal ginjal
- Gangguan sistem saraf
- Gangguan irama jantung atau aritmia
Pencegahan Hiperkalsemia
Hiperkalsemia tidak selalu bisa dicegah. Namun, risiko terjadinya kondisi ini dapat dihindari dengan melakukan upaya berikut ini:
- Hindari mengonsumsi suplemen vitamin, mineral, atau herbal tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.
- Selalu konsumsi obat-obatan antihipertensi sesuai dengan anjuran dokter.
- Lakukan pemeriksaan ke dokter bila memiliki keluarga dengan riwayat kalsium tinggi, batu ginjal, atau penyakit paratiroid.