Hipomagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah di bawah batas normal. Kondisi ini biasanya merupakan komplikasi dari penyakit lain dan terjadi bersamaan dengan gangguan elektrolit lain, seperti kekurangan kalium (hipokalemia) atau kekurangan kalsium (hipokalsemia).

Magnesium adalah mineral yang bisa ditemukan dalam aliran darah, jantung, otot, dan tulang.  Mineral ini umumnya diperoleh dari makanan dan berperan untuk mengubah makanan menjadi energi, membentuk protein baru dari asam amino, serta memproses kontraksi dan relaksasi otot.

Hipomagnesemia

Kadar magnesium darah yang normal berkisar antara 1,8–2,2 mg/dl. Seseorang dapat dikatakan menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8 mg/dl. Sementara, kadar magnesium darah yang lebih dari 2,2 mg/dl disebut dengan hipermagnesemia.

Penyebab Hipomagnesemia

Hipomagnesemia disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan penurunan kemampuan usus dalam menyerap magnesium (malabsorbsi) atau meningkatkan pembuangan magnesium oleh ginjal.

Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan hipomagnesia:

  • Konsumsi alkohol secara berlebihan
  • Diare kronis
  • Sering buang air kecil (poliuria), misalnya akibat diabetes yang tidak terkontrol
  • Hiperaldosteronisme, yaitu tingginya kadar hormon aldosterone dalam darah yang biasanya disebabkan oleh tumor kelenjar adrenal
  • Hiperkalsemia atau tingginya kadar kalsium dalam darah
  • Gangguan pencernaan, seperti penyakit celiac dan radang usus
  • Diabetes tipe 2
  • Malnutrisi
  • Efek penggunaan obat-obatan, seperti amphotericin B, cisplatin, diuretik, penghambat pompa proton, dan antibiotik aminoglikosida

Faktor risiko hipomagnesemia

Meski dapat terjadi pada siapa saja, hipomagnesemia lebih sering terjadi pada seseorang dengan faktor di bawah ini:

  • Berusia lanjut
  • Sedang menjalani rawat inap di rumah sakit
  • Sedang menjalani perawatan di ICU (intensive care unit)
  • Mengalami kecanduan alkohol
  • Menderita diabetes

Gejala Hipomagnesemia

Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang dapat berbeda-beda, tergantung seberapa rendah kadar magnesium darah. Berikut ini adalah gejala awal yang umum terjadi jika seseorang mengalami kekurangan magnesium:

  • Mual
  • Muntah
  • Kelelahan
  • Hilang nafsu makan

Jika hipomagnesemia memburuk, dapat muncul gejala lain, berupa:

Kapan harus ke dokter

Jika muncul gejala awal hipomagnesemia, berkonsultasilah lewat Chat bersama Dokter untuk memastikan penyebabnya dengan cepat dan tepat. Namun, jangan menunda dan segeralah periksakan gejala awal ke dokter jika Anda memiliki kondisi yang bisa menyebabkan hipomagnesemia. 

Pemeriksaan dan penanganan dini akan mencegah kadar magnesium turun lebih rendah. Kadar magnesium yang terlalu rendah dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Segera ke IGD jika Anda mengalami gejala hipomagnesemia yang berat.

Diagnosis Hipomagnesemia

Hipomagnesemia dapat diketahui melalui tes darah. Pemeriksaan magnesium darah dapat menunjukkan hasil seperti berikut:

  • Hipomagnesemia, ketika kadar magnesium di bawah 1,8 mg/dL
  • Hipomagnesemia berat, ketika kadar magnesium kurang dari 1,25 mg/dL

Selain pemeriksaan magnesium darah, tes lain perlu dilakukan agar kondisi yang menyebabkan hipomagnesemia bisa diketahui. Oleh karena itu, beberapa pemeriksaan akan dilakukan secara sekaligus.

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, pola makan, dan obat-obat yang dikonsumsi pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda hipomagnesemia, seperti pemeriksaan refleks lutut, pemeriksaan otot, dan tes mata.

Beberapa tes lain yang dapat dilakukan dokter adalah:

  • Tes urine, untuk mengukur jumlah magnesium yang dikeluarkan tubuh melalui urine
  • Tes gula darah, untuk memeriksa ada tidaknya diabetes
  • EKG, untuk melihat irama jantung
  • Endoskopi, untuk mendeteksi apakah terdapat kelainan pada usus yang mengganggu penyerapan nutrisi

Pengobatan Hipomagnesemia

Pengobatan hipomagnesemia bertujuan untuk mengembalikan magnesium darah ke kadar normal dan mencegahnya agar tidak turun kembali. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan meliputi:

Pemberian suplemen magnesium

Jika kondisi pasien masih tergolong ringan, dokter akan memberikan suplemen magnesium dalam bentuk tablet. Suplemen makanan magnesium bisa ditemukan dalam bentuk:

  • Magnesium glukonat 
  • Magnesium laktat
  • Magnesium klorida

Magnesium juga bisa diberikan dalam bentuk magnesium sulfat melalui infus pada kondisi-kondisi seperti di bawah ini:

  • Pasien mengalami kesulitan dalam mengunyah maupun menelan
  • Pasien mengalami kejang atau aritmia
  • Hipomagnesemia terjadi akibat gangguan penyerapan nutrisi di usus 

Pemberian obat-obatan

Jika hipomagnesemia terjadi karena adanya penyakit lain, penanganan penyakit tersebut perlu dilakukan bersamaan dengan suplementasi magnesium. Misalnya, hipomagnesemia akibat diabetes tipe II yang tidak terkontrol juga harus ditangani dengan pemberian obat diabetes.

Pada pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu banyak membuang magnesium, dokter akan memberikan obat di bawah ini untuk menahan magnesium agar tidak terlalu banyak dibuang:

Jika hipomagnesemia disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, pasien disarankan untuk mendiskusikannya dengan dokter yang memberikan obat tersebut. 

Penting untuk diingat bahwa pasien tidak disarankan untuk berhenti mengonsumsi obat tanpa arahan dari dokter, terutama jika obat tersebut dikonsumsi rutin dan dalam jangka panjang.

Perubahan pola makan

Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan tinggi magnesium guna membantu kadar magnesium kembali normal. Jenis makanan yang dapat meningkatkan kadar magnesium meliputi:

Selain itu, pasien juga sangat disarankan untuk menghentikan konsumsi minuman beralkohol. Jika pasien diketahui memiliki kecanduan alkohol, dokter akan merujuk pasien ke psikolog atau psikiater untuk menjalani konseling.

Komplikasi Hipomagnesemia

Jika hipomagnesemia dan penyebabnya tidak segera ditangani, kadar magnesium dalam darah dapat terus menurun dan menjadi sangat rendah. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi, seperti:

  • Sakit kepala migrain
  • Pengeroposan tulang (osteoporosis)
  • Gagal jantung
  • Henti napas (apnea)
  • Kematian

Pencegahan Hipomagnesemia

Hipomagnesemia atau rendahnya kadar magnesium dalam tubuh dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga secara teratur
  • Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika memiliki kondisi yang meningkatkan risiko hipomagnesemia, seperti gagal jantung, diabetes, dan diare kronis
  • Mengonsumsi makanan dengan kadar magnesium yang cukup
  • Tindak mengonsumsi minuman beralkohol