Temperamen ibu hamil yang meledak-ledak sepertinya sudah banyak dipahami. Namun, sebaiknya pikirkan ulang tentang hal ini, terutama karena dapat berpengaruh terhadap kondisi bayi di dalam kandungan.
Kondisi tubuh wanita saat hamil sebenarnya hampir serupa dengan situasi wanita menjelang menstruasi pada umumnya. Mulai dari payudara yang terasa nyeri, perubahan hormon, hingga gangguan mood. Dari sisi emosi, wanita pada masa-masa ini bisa lebih cepat merasa marah ataupun senang menjadi sedih, dan sebaliknya.
Emosi yang Meluap-luap Memicu Beragam Gangguan
Faktor hormonal menjadi salah satu penyebab dari makin seringnya ibu hamil marah-marah, meski tidak terlepas pula dari faktor-faktor lain. Misalnya, akumulasi rasa ketidak-nyamanan yang dirasakan ibu hamil menjadikan dirinya sulit tidur, merasakan tekanan pada kantong kemih, atau rasa kepanasan. Pemicu perubahan mood ibu hamil jadi memburuk juga dapat disebabkan oleh kekhawatiran menjadi orang tua, proses persalinan, dan lain-lain.
Khusus mengenai efek marah pada ibu hamil, sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 166 wanita pada masa kehamilan trimester kedua. Selanjutnya, mereka dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang sering marah dan kelompok yang lebih jarang marah.
Ibu hamil yang sering marah, tampak juga lebih sering merasa tegang sehingga menjadikan mereka depresi. Akibatnya, janin pada ibu hamil menjadi aktif berlebihan dan mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Saat sedang marah, tubuh ibu hamil akan dipenuhi hormon kortisol dan adrenalin yang menekan hormon dopamin dan serotonin. Hal ini juga yang akan dialami oleh bayi di dalam kandungan. Akibatnya, bayi yang lahir dari seorang ibu yang sering marah lebih berisiko mengalami gangguan pola tidur, orientasi, kematangan motorik, dan belum lagi bisa mengalami depresi. Seorang psikolog juga mengungkapkan bahwa keadaan psikologis ibu saat hamil akan membantu memengaruhi temperamen bayi.
Tips Meredam Amarah saat Hamil
Perubahan emosi memang sulit untuk ditahan, tapi setidaknya masih ada yang bisa dilakukan untuk meredakannya. Cobalah beberapa langkah berikut saat terasa ingin marah.
- Berbicara dengan seseorang yang dekat secara emosional dapat menurunkan ketegangan sekaligus memperoleh dukungan. Kamu bisa berbicara dengan pasangan, teman, ataupun keluarga. Selain itu, kamu juga bisa berbicara dengan sesama calon ibu.
- Hindari diskusi atau percakapan yang hanya akan membuatmu terpicu untuk marah-marah. Cobalah untuk jalan-jalan ringan selama setengah jam untuk menenangkan diri.
- Memperbanyak waktu beristirahat. Kurang tidur hanya akan membuat mood ibu hamil memburuk. Tidur siang singkat dapat dilakukan untuk menggantikan jam tidur malam yang berkurang.
- Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu senangi, misalnya mengerjakan hobi. Jika kamu suka menonton film, maka lakukanlah bersama teman. Membaca buku favorit di taman dengan suasana tenang bisa bermanfaat juga.
- Tuangkan perasaanmu kepada tulisan di buku harian sambil melakukan refleksi diri. Jika merasa kesal dengan seseorang, tulis surat padanya, namun tidak perlu dikirim. Tujuannya adalah untuk meluapkan perasaan saja.
- Lakukan butterfly hug ketika emosi terasa membucah untuk menenangkan diri.
- Tetap bergerak aktif. Kamu bisa membiasakan diri untuk berjalan pagi, berenang, ataupun olahraga lain yang disukai. Hal ini juga sekaligus membantu meringankan nyeri yang dirasakan saat hamil.
Wajar saja jika ibu hamil merasa tegang menjelang kelahiran Si Kecil yang ditunggu-tunggu, namun jangan sampai menyikapinya secara berlebihan. Hindari marah-marah karena hanya akan berakibat negatif. Konsultasikan dengan dokter atau psikolog jika ibu hamil kesulitan mengatasi perubahan mood.