Ibuprofen rektal adalah obat penurun demam serta pereda nyeri dan radang yang dimasukkan ke anus. Obat ini bisa digunakan untuk sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, nyeri otot karena keseleo, atau radang sendi maupun radang tendon.

Ibuprofen rektal masuk ke dalam aliran darah melalui pembuluh darah di lubang anus. Selanjutnya, obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim penghasil prostaglandin.

Ibuprofen Rektal

Prostaglandin memicu timbulnya gejala radang ketika ada bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau cedera. Dengan berkurangnya prostaglandin, keluhan demam, nyeri, kaku, bengkak, akibat peradangan juga mereda. 

Ibuprofen rektal mampu meredakan demam, nyeri, dan peradangan dalam waktu 40–90 menit. Sediaan ibuprofen rektal terdiri dari supositoria dan enema. Ibuprofen supositoria bentuknya padat menyerupai peluru, sedangkan ibuprofen enema berbentuk gel atau cairan yang dikemas dalam tabung atau tube.

Ibuprofen rektal ditujukan bagi anak-anak yang tidak bisa minum obat, misalnya karena sulit menelan atau muntah terus-menerus. Penggunaan ibuprofen rektal juga bisa mengurangi kemungkinan efek samping yang muncul pada saluran cerna, seperti tukak lambung atau gastritis.

Merek dagang ibuprofen rektal: Iprox Enema, Proris supositoria

Apa Itu Ibuprofen Rektal

Golongan  Obat resep
Kategori  Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID
Manfaat Meredakan nyeri skala ringan hingga sedang, misalnya pada sakit gigi, nyeri haid, atau nyeri akibat terkilir
Meringankan gejala radang sendi atau radang tendon, seperti pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis, tendinitis, atau bursitis
Menurunkan demam
Digunakan oleh Anak usia ≥3 tahun
Ibuprofen rektal untuk ibu hamil Usia kehamilan <20 minggu
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping ibuprofen rektal terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Usia kehamilan ≥20 minggu
Kategori D: Ada bukti bahwa ibuprofen rektal berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Ibuprofen rektal untuk ibu menyusui Ibuprofen rektal umumnya aman untuk ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter.
Bentuk obat Enema dan suppositoria

Peringatan sebelum Menggunakan Ibuprofen Rektal

Penggunaan ibuprofen rektal harus mengikuti saran atau resep dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum menggunakan obat ini untuk diri sendiri atau memberikannya kepada anak:

  • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Ibuprofen rektal tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Hindari penggunaan ibuprofen rektal jika pernah mengalami serangan asma atau reaksi alergi yang berat setelah menggunakan aspirin atau obat lain dari golongan NSAID, seperti diclofenac supositoria.
  • Jangan menggunakan ibuprofen rektal jika sedang atau pernah mengalami tukak lambung, tukak usus dua belas jari atau ulkus duodenum, atau perdarahan saluran pencernaan.
  • Informasikan kepada dokter jika sedang atau pernah mengalami penyakit ginjal, penyakit liver, edema, lupus, gangguan pembekuan darah, anemia, porfiria, polip hidung, sindrom iritasi usus besar, atau radang usus.
  • Beri tahu dokter jika sedang menderita penyakit jantung maupun stroke, atau kondisi lain yang bisa menyebabkan penyakit tersebut, termasuk kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, atau kebiasaan merokok. Informasikan juga jika baru-baru ini mengalami serangan jantung.
  • Informasikan kepada dokter jika berencana atau baru-baru ini menjalani operasi jantung. Ibuprofen rektal tidak boleh digunakan untuk mengatasi nyeri sebelum atau sesudah operasi bypass jantung.
  • Beri tahu dokter jika Anda baru-baru ini menjalani operasi prostat, atau operasi tertentu di area dubur.
  • Mintalah saran dokter sebelum menggunakan ibuprofen rektal jika memiliki wasir yang sedang kambuh.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang digunakan, termasuk antidepresan, OAINS, suplemen, dan produk herbal. Tujuannya untuk mencegah terjadinya interaksi antarobat. 
  • Beri tahu dokter bahwa Anda atau anak sedang menggunakan ibuprofen rektal jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan jika timbul kantuk atau pusing setelah memakai obat ini. Pastikan kondisi Anda benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan ibuprofen rektal agar tidak terjadi perdarahan saluran cerna.
  • Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan ibuprofen rektal.

Dosis dan Aturan Pakai Ibuprofen Rektal

Berikut adalah dosis ibuprofen rektal untuk meredakan demam dan nyeri berdasarkan sediaan obatnya:

Supositoria

  • Dewasa dan anak usia ≥8 tahun: 2 suppositoria  3–4 kali sehari.
  • Anak usia 3–7 tahun: 1 suppositoria 3–4 kali sehari.

Enema

  • Dewasa dan anak usia ≥8 tahun: 2 enema 3–4 kali sehari.
  • Anak usia 3–7 tahun: 1 enema 3–4 kali sehari.

Cara Menggunakan Ibuprofen Rektal dengan Benar

Gunakanlah ibuprofen rektal sesuai arahan dokter dan petunjuk yang tertera pada label kemasannya. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dianjurkan tanpa sepengetahuan dokter.

Berikut adalah panduan penggunaan ibuprofen rektal:

  • Cuci dan keringkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan ibuprofen rektal.
  • Untuk menggunakan obat ini, posisikan tubuh berbaring menyamping ke arah kiri. Setelah itu, tekuk kaki kanan ke arah dada. Jika Anda kidal, lakukan dengan arah sebaliknya.
  • Jika menggunakan ibuprofen sediaan enema, masukkan bagian mulut tube ke dalam dubur. Tekan tube hingga cairan obat masuk ke dalam anus. Tetap tekan tube ketika menariknya dan rapatkan bokong selama beberapa detik agar cairan tidak keluar.
  • Jika menggunakan ibuprofen sediaan supositoria, dorong obat menggunakan jari hingga 1 ruas jari masuk ke dalam lubang anus. Pastikan untuk memasukkan bagian yang lancip terlebih dahulu.
  • Tahan posisi selama 1–2 menit hingga supositoria mencair dan obat diserap oleh tubuh. Agar supositoria tidak keluar, kencangkan otot bokong. Tetaplah berbaring selama beberapa menit agar obat terserap dengan baik.
  • Hentikan pemakaian obat ini ketika gejala sudah mereda. Ibuprofen rektal hanya digunakan saat timbul demam atau nyeri.
  • Hentikan penggunaan ibuprofen rektal dan konsultasikan ke dokter jika demam belum membaik setelah 3 hari atau nyeri belum juga mereda setelah 10 hari.
  • Hentikan penggunaan ibuprofen rektal dan hubungi dokter jika demam yang dialami anak belum membaik setelah 3 hari atau nyeri belum juga mereda setelah 5 hari.
  • Simpan ibuprofen rektal di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan gunakan ibuprofen rektal yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Ibuprofen Rektal dengan Obat Lain

Ibuprofen rektal bisa menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat lain. Efek interaksi yang bisa terjadi bisa berupa:

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan bersama obat lain yang tergolong NSAID; obat antikoagulan, aspirin, obat kortikosteroid, atau obat antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti escitalopram atau fluoxetine
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan ciclosporin atau tacrolimus
  • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat golongan quinolone, misalnya ciprofloxacin
  • Peningkatan risiko timbulnya efek samping dari ibuprofen jika obat ini digunakan bersama fluconazole atau voriconazole
  • Peningkatan kadar obat lithium, methotrexate, atau antibiotik golongan aminoglikosida, sehingga dapat memicu timbulnya efek samping obat tersebut
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping hipoglikemia jika digunakan dengan obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti glibenclamide
  • Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan bersama zidovudine
  • Penurunan efektivitas obat antihipertensi, termasuk ACE inhibitor dan diuretik, dalam menurunkan tekanan darah

Hindari penggunaan ibuprofen rektal bersama produk herbal yang mengandung ginkgo biloba karena bisa menyebabkan perdarahan.

Agar terhindar dari efek interaksi yang berbahaya, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter jika akan menggunakan ibuprofen rektal bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun. 

Efek Samping dan Bahaya Ibuprofen Rektal

Efek samping yang dapat terjadi akibat pemakaian obat berbentuk enema atau supositoria, seperti ibuprofen rektal, adalah iritasi dan rasa tidak nyaman di sekitar anus. Pada sebagian orang, penggunaan obat ini juga bisa menimbulkan:

  • Nyeri lambung
  • Rasa panas di dada atau heartburn
  • Perut kembung
  • Mual atau muntah
  • Sembelit atau malah diare
  • Pusing

Meski jarang terjadi, penggunaan ibuprofen rektal bisa menimbulkan reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram atau kesulitan membedakan warna
  • Ruam mengelupas disertai dengan luka lepuh di bibir, mulut, atau mata, yang dibarengi dengan demam
  • Gejala gangguan liver, antara lain nyeri di perut kanan atas, urine keruh atau berwarna gelap, tinja berwarna pucat, mata atau kulit berwarna kekuningan
  • Gangguan ginjal, dengan gejala berupa nyeri saat buang air kecil, urine makin sedikit atau tidak keluar sama sekali, bengkak di tungkai atau kaki, mudah lelah dan sesak napas
  • Gejala anemia, seperti kulit pucat, kepala terasa ringan atau seperti melayang, jantung berdebar, sulit berkonsentrasi
  • Mudah memar atau perdarahan dari luka atau dari bagian tubuh mana pun yang sulit berhenti atau tanpa sebab yang jelas
  • Urine berdarah, buang air besar berdarah atau berwarna hitam seperti aspal, batuk berdarah, muntah darah, atau muntah hitam seperti ampas kopi
  • Sakit kepala yang parah yang muncul mendadak, telinga berdenging atau tinnitus, pusing berat seperti akan pingsan, bicara cadel, nyeri dada yang menjalar hingga ke rahang dan bahu, atau lumpuh sebelah badan

Segera hubungi dokter jika muncul reaksi alergi obat atau keluhan yang mengganggu setelah menggunakan ibuprofen rektal. Guna mendapatkan penanganan awal yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Melalui chat, dokter dapat memberikan pengobatan untuk mengatasi efek samping.

Apabila efek samping yang muncul tidak membaik atau bertambah parah, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.