Imodium adalah obat untuk mengatasi diare, baik yang tiba-tiba (akut) maupun yang hilang timbul dalam jangka panjang (kronis), akibat penyakit radang usus. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter.
Imodium memiliki kandungan loperamide. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi pergerakan usus sehingga mengurangi frekuensi diare. Imodium juga memberi waktu bagi usus untuk menyerap lebih banyak air dari tinja sehingga tinja lebih padat saat dikeluarkan.
Perlu diketahui bahwa Imodium hanya menangani gejala diare, tetapi tidak mengobati penyebabnya. Selain itu, obat ini bisa menyebabkan masalah jantung yang berbahaya, bahkan mematikan, jika digunakan di luar aturan pakai. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Apa Itu Imodium
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antidiare |
Manfaat | Mengatasi diare kronis atau akut |
Digunakan oleh | Dewasa |
Imodium untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Imodium untuk ibu menyusui | Terdapat bukti bahwa Imodium dapat terserap ke dalam ASI dalam jumlah sedikit. Jika Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa arahan dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Imodium
Meski dapat mengurangi pergerakan usus, Imodium tidak bisa digunakan untuk mengatasi sakit perut atau mulas yang terjadi tanpa diare. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini adalah:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Imodium tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Jangan menggunakan Imodium tanpa berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasa diare terjadi karena keracunan makanan. Beri tahu dokter jika Anda mengalami diare berdarah, berlendir, berwarna hitam seperti aspal, atau disertai demam tinggi dan kram perut yang parah.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita kolitis ulseratif, gangguan hati, HIV/AIDS, aritmia, atau memiliki kelainan pada hasil rekam jantung (EKG).
- Beri tahu dokter jika ada anggota keluarga Anda yang mengalami henti jantung mendadak pada usia muda.
- Informasikan kepada dokter jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Imodium. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Jangan mengonsumsi Imodium lebih dari 2 hari.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Imodium.
Dosis dan Aturan Pakai Imodium
Dosis dan aturan pakai Imodium ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien. Secara umum, berikut adalah dosis Imodium:
Kondisi: Diare akut
- Dewasa (usia ≥18 tahun): Dosis awal 2 tablet. Selanjutnya, 1 tablet setelah BAB cair. Dosis maksimal 16 mg atau 8 tablet per hari.
Kondisi: Diare kronis
- Dewasa (usia ≥18 tahun): Dosis awal 2 tablet. Berikutnya, 1 tablet setelah BAB cair. Dosis harian umumnya adalah 1–6 tablet. Dosis maksimal adalah 16 mg atau 8 tablet per hari.
Cara Menggunakan Imodium dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum menggunakan Imodium. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Imodium dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Telan obat ini dengan bantuan air putih tanpa dikunyah, dipotong, atau dihancurkan terlebih dahulu. Perbanyak minum air putih selama menjalani pengobatan dengan Imodium.
Imodium digunakan setelah BAB cair. Jika lupa mengonsumsi obat ini, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis setelah BAB cair berikutnya.
Obat ini bisa dihentikan ketika diare sudah mereda. Namun, jika diare masih berlanjut setelah 2 hari mengonsumsi Imodium, jangan melanjutkan obat ini dan konsultasikan kondisi Anda ke dokter.
Simpan Imodium di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Imodium dengan Obat Lain
Penggunaan Imodium bersama obat lain dapat menimbulkan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang berbahaya. Obat-obat tersebut meliputi:
- Obat antiaritmia, seperti amiodarone atau diltiazem
- Antipsikotik, seperti chlorpromazine, clozapine, atau haloperidol
- Obat HIV, seperti atazanavir atau ritonavir
- Antidepresan, seperti sertraline atau citalopram
- Obat malaria, seperti artemether atau primaquine
- Antibiotik tertentu, seperti levofloxacin, clarithromycin atau erythromycin
- Obat kolesterol, seperti simvastatin atau atorvastatin
Selain itu, efektivitas Imodium juga bisa berkurang jika digunakan bersama obat-obatan tertentu, seperti nifedipine, phenytoin, atau rifampicin
Efek Samping dan Bahaya Imodium
Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan Imodium di antaranya:
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau malah memberat. Hentikan konsumsi Imodium dan periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Susah BAB atau konstipasi
- Perut kembung atau sakit
- Jantung berdetak cepat atau justru lambat
- Jantung terasa bergetar
- Sesak napas
- Kepala terasa ringan atau pusing seperti akan pingsan
- Penekanan sistem saraf pusat, yang ditandai dengan gangguan koordinasi gerakan, kantuk berat, linglung, atau napas lambat