Infeksi jamur vagina dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, gatal, dan perih di vagina. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari efek samping obat-obatan hingga penyakit tertentu. Meski umumnya tidak berbahaya, infeksi jamur di vagina bisa semakin parah jika tidak diobati dengan tepat.
Infeksi jamur vagina atau kandidiasis vaginalis merupakan salah satu masalah pada organ intim wanita yang cukup umum terjadi di segala usia, baik remaja maupun dewasa.
Meski gejalanya mirip, infeksi jamur vagina bukan termasuk dalam jenis infeksi menular seksual, tetapi bisa ditularkan melalui kontak seksual.
Kenali Gejala Infeksi Jamur Vagina
Infeksi jamur vagina ditandai dengan berbagai gejala di organ intim, terutama vagina bagian luar atau vulva. Berikut ini adalah beberapa gejalanya:
- Rasa gatal yang parah di vagina, terutama vagina bagian luar
- Rasa nyeri atau perih saat buang air kecil atau berhubungan seksual
- Bibir vagina tampak kemerahan dan bengkak
- Keputihan yang menggumpal yang tampak seperti keju hancur, tetapi tidak berbau
Gejala infeksi jamur vagina yang dirasakan setiap penderita bisa berbeda-beda. Ada yang hanya mengalami satu gejala saja dan tidak terlalu parah, ada pula yang sebaliknya. Pada kondisi yang cukup parah, infeksi jamur vagina dapat menimbulkan luka di kulit sekitar vagina.
Penyebab dan Faktor Risiko Terjadinya Infeksi Jamur Vagina
Penyebab utama infeksi jamur vagina adalah jamur Candida albicans. Pada kondisi normal, jamur ini memang hidup di vagina dan berbagai area tubuh lainnya, seperti mulut, saluran pencernaan, dan kulit, tanpa menyebabkan gangguan kesehatan.
Namun, pada kondisi tertentu, jamur Candida bisa berkembang dan tumbuh dengan cepat. Ketika tumbuh terlalu banyak, jamur tersebut dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
- Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik, terapi hormon estrogen, dan pil KB
- Perubahan hormon selama kehamilan, menyusui, atau menopause
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Daya tahan tubuh lemah, misalnya karena efek samping kemoterapi, malnutrisi, dan HIV/AIDS
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Douching vagina, yaitu proses membersihkan bagian dalam vagina dengan cara menyemprotkan cairan pembersih khusus
- Organ intim wanita sering basah atau lembap, misalnya akibat penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat dan tidak dapat menyerap keringat
Pengobatan Infeksi Jamur Vagina
Untuk memastikan apakah keluhan yang muncul disebabkan oleh infeksi jamur vagina atau bukan, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Dalam menentukan diagnosis penyakit ini, dokter akan bertanya seputar riwayat infeksi jamur vagina atau infeksi menular seksual lainnya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan pada vagina bagian luar dan dalam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan melakukan tes guna menentukan jenis jamur yang menyebabkan infeksi. Selanjutnya, dokter bisa memberikan pengobatan sesuai dengan tingkat keparahan gejala.
Ada beberapa macam pengobatan yang dapat diberikan untuk mengatasi infeksi jamur vagina, yaitu:
- Obat antijamur yang langsung dimasukkan ke dalam vagina, misalnya nystatin ovula
- Obat antijamur minum, seperti fluconazole dan itraconazole
- Obat antijamur oles dalam bentuk krim, salep, cairan, atau tablet vagina, misalnya miconazole, clotrimazole, nistatin, sulfanilamide, dan asam borat
- Obat antihistamin minum
Obat antijamur, baik yang diminum atau dioles, biasanya perlu digunakan hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan meski gejala yang Anda alami sudah membaik. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pertumbuhan jamur penyebab infeksi di vagina sudah terkontrol.
Sementara itu, konsumsi obat antihistamin biasanya dihentikan bila keluhan gatal di vagina sudah mereda.
Cara Mencegah Terjadinya Infeksi Jamur Vagina
Untuk mencegah terjadinya infeksi jamur vagina, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, yaitu:
- Kenakan pakaian dalam yang dapat menyerap keringat dengan baik, misalnya pakaian dalam berbahan katun.
- Hindari penggunaan celana atau celana dalam yang terlalu ketat.
- Hindari terlalu lama menggunakan tampon atau pembalut, terutama yang beraroma.
- Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan secara berlebih.
- Bersihkan vagina dengan cara yang benar, yaitu membasuh vagina dari arah bibir vagina menuju anus dengan air bersih, lalu keringkan.
- Hindari hubungan seks berisiko, misalnya hubungan seks tanpa kondom atau sering berganti pasangan.
Jika Anda mengalami gejala infeksi jamur vagina atau gejala yang Anda alami tak kunjung membaik dan justru semakin parah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.