Infeksi parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit, seperti cacing atau kutu. Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, gigitan serangga, atau kontak langsung dan tidak langsung dengan penderita infeksi parasit.
Parasit adalah mikroorganisme yang hidup dan menggantungkan hidup dari organisme lain. Sebagian parasit tidak berbahaya, sedangkan sebagian lain dapat hidup dan berkembang di dalam tubuh manusia kemudian menyebabkan infeksi.
Infeksi parasit kadang dapat sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, seseorang yang mengalami gejala infeksi parasit disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan infeksi ke orang lain.
Penyebab Infeksi Parasit
Infeksi parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut atau kulit. Parasit tersebut kemudian berkembang dan menginfeksi organ tubuh tertentu.
Terdapat tiga jenis parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu:
Protozoa
Protozoa merupakan jenis parasit yang umumnya hanya bisa dilihat melalui mikroskop. Protozoa yang dapat menginfeksi manusia dapat dibagi dalam lima jenis, yaitu:
- Amoeba, yang menyebabkan penyakit amebiasis
- Siliofora, yang menjadi penyebab balantidiasis
- Flagellata, yang mengakibatkan penyakit giardiasis atau leishmaniasis
- Plasmodium, yang menyebabkan penyakit malaria
- Sporozoa, yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis
Cacing
Cacing adalah parasit yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Sama seperti protozoa, cacing dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia.
Beberapa jenis cacing yang bisa menjadi parasit di dalam tubuh manusia, yaitu:
- Platyhelminths atau cacing pipih, termasuk di antaranya cacing isap (trematoda), cacing pita penyebab taeniasis, dan cacing pipih penyebab skistosomiasis
- Nematoda, seperti cacing gelang yang menyebabkan penyakit ascariasis, cacing tambang, dan cacing kremi
- Opisthorchis dan Fasciolidae, seperti Clonorchis sinensis dan Fasciola hepatica yang menyebabkan infeksi cacing pada hati
Cacing dewasa umumnya hidup di saluran pencernaan, darah, sistem getah bening, atau jaringan di bawah kulit. Cacing tidak dapat memperbanyak diri di dalam tubuh manusia. Selain dalam bentuk cacing dewasa, bentuk larva dari cacing juga dapat menginfeksi berbagai jaringan tubuh.
Ektoparasit
Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di kulit manusia dan mendapat makanan dengan cara mengisap darah manusia. Beberapa contoh ektoparasit adalah:
- Pediculus humanus capitus, yaitu kutu rambut yang menyebabkan kulit kepala terasa gatal
- Pthirus pubis, yaitu kutu kemaluan yang membuat kulit kemaluan terasa gatal, mengalami iritasi, dan terkadang menimbulkan demam
- Sarcoptes scabiei, yaitu tungau penyebab penyakit skabies atau kudis
Penularan infeksi parasit
Parasit dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia dan hewan. Mikroorganisme ini bisa ditemukan di tanah, air, tinja, serta benda yang terkontaminasi tinja.
Oleh karena itu, penderita infeksi parasit yang tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar (BAB) dapat menularkan parasit ke orang lain melalui kontak langsung atau benda apa pun yang disentuhnya.
Infeksi parasit juga dapat terjadi melalui cara lain, seperti:
- Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi parasit
- Kontak dengan hewan yang terinfeksi parasit atau penderita infeksi parasit, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya lewat sisir atau topi
- Gigitan nyamuk atau serangga lain yang terinfeksi parasit
- Hubungan seks melalui mulut (oral) dan melalui dubur (anal)
Pada kasus yang jarang terjadi, parasit juga dapat menular melalui transfusi darah, transplantasi organ, dan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.
Faktor risiko infeksi parasit
Infeksi parasit dapat terjadi pada siapa saja. Namun, risiko terjadinya penyakit ini lebih tinggi pada orang dengan kondisi berikut:
- Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh
- Hidup di lingkungan bersanitasi buruk
- Memiliki hewan peliharaan yang terinfeksi parasit atau tidak terjaga kebersihannya
- Berenang di sungai, danau, atau kolam yang kotor
- Memiliki pekerjaan yang sering kontak dengan tinja, seperti pengasuh anak
Gejala Infeksi Parasit
Gejala infeksi parasit tergantung pada jenis parasit yang menyerang dan berkembang di dalam tubuh. Sebagai contoh, trikomoniasis sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, pada beberapa kasus, dapat muncul gejala berupa iritasi, gatal, dan kemerahan di kulit sekitar kelamin, serta keluar cairan yang tidak normal dari kelamin.
Gejala lain yang mungkin muncul akibat infeksi parasit meliputi:
- Diare
- Demam dan menggigil
- Dehidrasi
- Sakit perut
- Tinja berdarah
- Nyeri otot
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala infeksi parasit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan secepatnya. Tujuannya adalah untuk mencegah agar infeksi parasit tidak menimbulkan keluhan yang lebih serius dan tidak menular kepada orang lain.
Diagnosis Infeksi Parasit
Dalam mendiagnosis infeksi parasit, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, aktivitas terakhir yang mungkin membuat pasien tertular parasit, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut ini:
- Tes darah, urine, tinja, dan dahak, untuk mendeteksi keberadaan parasit atau antibodi yang terbentuk akibat infeksi parasit
- Pemindaian dengan foto Rontgen, USG, CT scan, atau MRI, untuk mendeteksi luka akibat infeksi parasit di organ dalam
- Endoskopi atau kolonoskopi, untuk memeriksa kondisi saluran pencernaan
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan di usus atau organ lain yang dicurigai terinfeksi parasit, untuk diperiksa di laboratorium
Pengobatan Infeksi Parasit
Pengobatan infeksi parasit tergantung pada jenis parasit yang menyerang tubuh dan tingkat keparahannya. Pada beberapa kasus, infeksi parasit bisa pulih dengan sendirinya. Sementara pada kasus lain, infeksi parasit perlu ditangani dengan obat-obatan antiparasit, seperti:
- Ivermectin
- Albendazole
- Mebendazole
- Nitazoxanide
- Thiabendazole
Perlu diketahui, tidak semua infeksi parasit dapat diatasi hanya dengan obat antiparasit. Pada kasus tertentu, dokter juga akan meresepkan obat antibiotik dan antijamur untuk membantu mengatasi infeksi parasit.
Untuk membunuh parasit penyebab malaria, dokter dapat memberikan obat antimalaria. Sementara itu, untuk mengatasi malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, organisasi kesehatan dunia (WHO) membuat suatu regimen kombinasi obat yang disebut dengan artemisinin-based combination therapies (ACT), antara lain:
- Artemether dan lumefantrine
- Artesunate dan amodiaquine
- Dihydroartemisinin dan piperaquine
- Artesunate, sulfadoxine, dan pyrimethamine
Sedangkan pada malaria yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium vivax, dokter dapat memberikan kombinasi obat ACT atau obat chloroquine.
Diare yang timbul akibat infeksi parasit membuat penderitanya lebih rentan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, dokter juga akan menganjurkan pasien untuk banyak minum guna mencegah terjadinya dehidrasi.
Komplikasi Infeksi Parasit
Komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi parasit tergantung pada jenis penyakitnya. Pada kasus cacing kremi, komplikasi yang mungkin muncul meliputi peradangan di vagina (vaginitis) dan infeksi saluran kemih.
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada kriptosporidiosis antara lain malnutrisi, serta peradangan di kantung empedu, liver, dan pankreas. Infeksi askariasis juga bisa menimbulkan komplikasi malnutrisi pada anak.
Infeksi cacing hati yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang berupa infeksi saluran empedu hingga kolangiokarsinoma.
Pencegahan Infeksi Parasit
Infeksi parasit dapat terjadi di mana pun. Oleh karena itu, penting melakukan upaya pencegahan guna menurunkan risiko terinfeksi parasit. Hal tersebut bisa dilakukan melalui upaya berikut:
- Mencuci tangan sampai benar-benar bersih
- Memasak makanan sampai matang sempurna
- Mencuci sayuran dan buah-buahan hingga bersih sebelum mengolahnya
- Mengonsumsi air yang sudah matang atau air dalam kemasan
- Menjaga kebersihan air dan lingkungan di sekitar tempat tinggal
- Mencegah tertelannya air saat berenang di sungai, kolam, atau danau
- Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti sisir, handuk, topi, atau pakaian dalam, dengan orang lain
- Memandikan hewan peliharaan dan membersihkan kandangnya secara rutin