Skrining TB dilakukan sebagai upaya untuk deteksi dini penyakit TB. Ada beberapa kelompok yang perlu mendapatkan skrining TB, mulai dari orang dengan riwayat kontak langsung dengan penderita, orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk, hingga pekerja kantoran. 

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB sangat mudah menular melalui percikan ludah (droplet) penderita TB yang batuk atau bersin.

Informasi Seputar Skrining TB yang Perlu Diketahui - Alodokter

Infeksi bakteri TB bisa menyerang hampir ke seluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru dan jaringan atau organ di luar paru, seperti otak, selaput meningen, kelenjar limfa, ginjal, hingga tulang.

Kelompok yang Membutuhkan Skrining TB

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa kelompok orang yang perlu mendapatkan skrining TB. Berikut ini adalah kelompok-kelompok yang kemungkinan perlu melakukan skrining TB:

  • Orang yang kontak langsung dengan penderita TB, seperti tenaga medis
  • Orang yang tinggal serumah dengan penderita TB
  • Orang yang tinggal di lingkungan padat penduduk, lingkungan kumuh, atau barak pengungsian
  • Orang yang bekerja di lingkungan yang ramai, seperti perkantoran
  • Orang yang bekerja di tempat penampungan tunawisma, panti jompo, atau penjara
  • Perokok, orang lanjut usia, atau orang yang menderita malnutrisi, DM (diabetes melitus), atau HIV/AIDS

Meski begitu, perlu tidaknya skrining akan ditentukan berdasarkan hasil kuesioner khusus yang akan diberikan oleh petugas kesehatan. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk melihat seberapa besar risiko pasien terinfeksi TB dan apakah pasien memerlukan skrining TB.

Skrining TB pada Orang Dewasa

Skrining sebagai upaya penanggulangan TB bisa dilakukan pada orang dewasa dan anak-anak. Pada orang dewasa, setelah melakukan anamnesis atau tanya jawab, akan dilakukan serangkaian tes berikut ini:

Tes dahak

Tes dahak atau BTA menggunakan sampel dahak untuk mendeteksi bakteri TB. Dokter akan memberikan wadah khusus yang sudah disteril untuk menampung dahak.

Dahak yang diperlukan dalam pemeriksaan BTA diambil sewaktu, yaitu dahak pertama yang diambil saat berkunjung ke fasilitas kesehatan, serta yang diambil pada pagi hari. Dahak yang diambil pada pagi hari adalah dahak yang ditampung segera setelah bangun tidur. Sampel dahak tersebut kemudian dibawa ke faskes, baik itu puskesmas atau rumah sakit.

Agar lebih mudah mengeluarkan dahak, ada beberapa tips yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Minum lebih banyak supaya dahak lebih mudah keluar.
  • Saat pagi hari sebelum mengambil sampel dahak, gosok gigi tanpa menggunakan cairan antiseptik atau obat kumur.
  • Tarik napas dalam-dalam dan tahan beberapa detik, kemudian keluarkan batuk dengan agak keras agar dahak keluar.
  • Ulangi langkah tadi beberapa kali sampai dahak yang keluar cukup untuk sebagai sampel.
  • Pastikan yang keluar bukanlah air liur, melainkan dahak yang bertekstur kental dan berwarna.
  • Simpan dahak di dalam wadah yang telah disediakan dan tutup rapat.
  • Simpan wadah tersebut di ruangan yang dingin, sebisa mungkin jangan simpan di dalam suhu ruang. 

Bila kesulitan mengeluarkan dahak, pasien dianjurkan untuk menghirup uap hangat dari air panas atau ketika mandi dengan air panas. Namun, lakukanlah dengan hati-hati agar kulit tidak mengalami luka bakar.

Bila dari hasil tes dahak ditemukan bakteri TB, orang tersebut didiagnosis menderita TB dan perlu mendapatkan penanganan.

Foto Rontgen

Foto Rontgen dada juga dilakukan sebagai bagian skrining TB. Skrining dengan Rontgen dada bisa dilakukan oleh orang-orang di lingkungan yang berisiko terinfeksi TB, seperti asrama dan lapas, serta kelompok orang tertentu, seperti ODHA (orang dengan HIV/AIDS) atau penderita diabetes melitus. 

Skrining TB pada Anak-Anak

Sama seperti pada orang dewasa, skrining TB pada anak-anak juga dilakukan dengan melakukan tes dahak dan foto Rontgen. Namun, yang membedakan adalah anak-anak juga perlu menjalani beberapa tes berikut ini:

Tes Mantoux

Pada tes ini, dokter akan menyuntikkan sedikit tuberkulin, yaitu protein yang mengandung bakteri TBC, ke kulit lengan bawah. Setelah itu, kulit yang telah mendapat suntikan ini akan dipantau reaksinya selama 48–72 jam dan selanjutnya dilakukan penilaian. 

Skoring TB

Setelah menjalani tes Mantoux, anak akan menjalani tes dahak dan foto Rontgen. Selanjutnya, dokter juga akan melakukan skoring TB. Jumlah skor yang didapat bisa menjadi landasan dokter untuk menentukan terapi pada anak.

Sistem skoring untuk mendiagnosis TB anak adalah sebagai berikut:

Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga, BTA negatif atau BTA tidak jelas, BTA tidak tahu BTA (+)
Uji tuberkulin (tes Mantoux) Negatif - - Positif (≥10 mm atau  ≥5 mm pada imunokompromais)
Berat badan/keadaan gizi - BB/TB<90% atau BB/U<80% Klinis gizi buruk atau BB/TB<70% atau BB/U<60% -
Demam yang tidak diketahui penyebabnya - ≥2 minggu - -
Batuk kronis - ≥3 minggu - -
Pembesaran kelenjar limfe leher, ketiak, lipat paha - ≥1 cm, >1, tidak nyeri - -
Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang - Ada pembengkakan - -
Foto toraks Normal/ kelainan tidak jelas Gambaran sugestif TB - -
Skor total

 

Penyakit TB harus dideteksi sejak dini dan diobati sampai tuntas. Hal ini karena TB merupakan penyakit yang mudah menular, berisiko resisten terhadap pengobatan, serta bisa menyebabkan berbagai komplikasi dan kematian. Makin cepat terdeteksi, makin tinggi pula peluangnya kesembuhannya. 

Oleh karena itu, bila ada kecurigaan bahwa Anda terinfeksi TB, segeralah periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan skrining TB bila memang dinilai perlu dan memberikan pengobatan sesuai kondisi Anda.