Operasi mata juling bertujuan untuk mengatasi posisi mata yang tidak sejajar atau juling. Operasi ini dilakukan dengan mengendurkan atau mengencangkan otot mata, atau menggeser posisi mata yang bermasalah.
Mata juling (strabismus) adalah posisi kedua mata yang tidak sejajar atau tidak melihat ke arah yang sama. Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan koordinasi pada otot penggerak mata sehingga posisi mata tidak selaras antara satu sama lain.
Ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mata juling, salah satunya adalah operasi. Operasi mata juling dilakukan dengan mengatur kembali otot-otot mata yang menyebabkan buruknya koordinasi antara kedua mata.
Operasi mata juling juga dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan penglihatan akibat mata juling, seperti penglihatan ganda, dan mencegah gangguan tersebut terjadi dalam jangka panjang.
Indikasi Operasi Mata Juling
Operasi mata juling umumnya dilakukan pada pasien mata juling yang kondisinya tetap tidak membaik meski telah menjalani pengobatan lain, seperti penggunaan kacamata khusus, pemberian obat tetes mata, atau penggunaan penutup mata.
Mata juling biasanya dapat diatasi dengan tiga pengobatan tersebut, terutama apabila kondisinya masih ringan. Jika mata juling sudah tergolong berat, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi kepada pasien.
Meski umumnya dilakukan kepada pasien mata juling yang masih anak-anak, operasi ini juga bisa dilakukan pada orang dewasa.
Peringatan dan Kontraindikasi Operasi Mata Juling
Operasi mata juling dapat dilakukan pada penderita mata juling yang berat. Namun, dokter tidak menyarankan operasi mata juling kepada pasien yang:
- Mengalami infeksi mata
- Mengalami cedera pada mata
- Menderita gangguan pembekuan darah
- Menderita penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh, seperti HIV/AIDS
Selain kondisi di atas, operasi mata juling juga tidak dapat dilakukan pada pasien yang menderita mata juling akibat gangguan saraf, seperti stroke atau tumor otak.
Perlu diketahui bahwa operasi mata juling dapat menimbulkan komplikasi. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pasien mengalami komplikasi setelah operasi adalah:
- Usia lanjut
- Banyak otot mata yang bermasalah
- Riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi
- Riwayat operasi otot mata sebelumnya
Sebelum Operasi Mata Juling
Sebelum menganjurkan operasi, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter juga akan menjalankan pemeriksaan mata, terutama tes gerakan bola mata atau ortoptik.
Jika pasien setuju untuk menjalani operasi, dokter akan memastikan pasien dalam kondisi yang baik. Pasien juga akan diminta untuk menghentikan sementara konsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin, warfarin, atau heparin. Obat dan suplemen lain yang pasien konsumsi juga harus diinformasikan kepada dokter.
Pasien akan diminta untuk berpuasa sebelum menjalani operasi guna menghindari efek samping obat bius, seperti mual dan muntah. Jika pasien menderita penyakit tertentu selain mata juling, dokter akan menunda operasi sampai pasien cukup sehat.
Prosedur Operasi Mata Juling
Operasi mata juling umumnya berlangsung selama 1–2 jam. Dalam operasi tersebut, dokter dapat menentukan teknik operasi, tergantung pada masalah otot mata yang dialami pasien. Beberapa tekniknya adalah:
- Reseksi, dengan memotong jaringan otot tertentu di sekitar mata untuk mengecilkan atau memendekkan otot dan menjahitnya kembali ke posisi semula
- Resesi, dengan melepaskan otot dari tempatnya dan memindahkannya ke posisi lain di mata
- Plication, dengan melipat otot dan menjahitnya kembali untuk membuat bentuk otot yang baru
Seperti yang telah dijelaskan, operasi mata juling dapat dilakukan pada anak-anak atau orang dewasa. Pada anak-anak, dokter akan memberikan bius total. Dokter juga dapat memberikan obat penenang untuk mengatasi kecemasan.
Sementara pada orang dewasa, dokter umumnya akan memberikan bius lokal untuk membuat area sekitar mata kebas. Setelah obat bius bekerja, dokter mata akan melakukan beberapa tahap operasi mata juling. Berikut adalah beberapa tahapannya:
- Membuka dan menahan kelopak mata pasien dengan spekulum
- Membuat sayatan atau irisan kecil (insisi) pada selaput bening tipis yang menutupi bagian putih mata (konjungtiva)
- Mengoreksi dan mengatur kembali otot-otot mata yang menyebabkan mata pasien menjadi juling dengan teknik yang telah disebutkan di atas
- Menutup kembali sayatan pada konjungtiva mata dengan jahitan
Pada orang dewasa, otot-otot mata yang diatur dan diperbaiki selama operasi bisa dipasang sementara. Pasien yang otot matanya diperbaiki secara sementara daat menjalani pengujian gerakan bola mata setelah sadar kembali pascaoperasi.
Jika koordinasi gerakan kedua bola mata dirasa belum sempurna atau masih juling, pasien akan menjalani operasi kembali untuk mengatur ulang otot-otot mata tersebut. Jika juling sudah hilang dan koordinasi gerakan kedua mata sudah baik, otot-otot bola mata akan dipasang secara permanen.
Setelah Operasi Mata Juling
Operasi mata juling umumnya dilakukan tanpa rawat inap. Dengan kata lain, pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi selesai. Namun, pasien mungkin akan merasakan beberapa keluhan selama beberapa hari setelah operasi, seperti mata merah, gatal, atau nyeri.
Setelah menjalani operasi mata juling, pasien dianjurkan untuk tidak menggaruk mata guna mencegah infeksi dan menjaga hasil operasi tetap baik.
Selain itu, pasien dianjurkan untuk menjaga mata yang sudah dioperasi tetap bersih dan terhindar dari debu, serta benda atau bahan yang dapat menyebabkan iritasi. Jika diperlukan, dokter akan memberikan antibiotik dalam bentuk obat tetes atau salep guna mencegah infeksi pada mata.
Dokter akan mengatur jadwal kontrol bagi pasien 1–2 minggu setelah operasi. Selama kontrol, dokter akan memantau kondisi dan penyembuhan mata pasien pascaoperasi. Perlu diketahui, beberapa pasien mengalami gangguan penglihatan setelah operasi, khususnya anak-anak.
Anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan pascaoperasi disarankan untuk tetap memakai penutup mata. Hal ini untuk melatih mata yang lebih lemah setelah menjalani operasi. Terapi dengan penutup mata tidak hanya melatih bola mata yang lemah, tetapi juga melatih otak untuk menerjemahkan penglihatan dari mata.
Pada pasien dewasa yang sudah menjalani operasi mata juling dan mengalami gangguan penglihatan, dokter akan menyarankan untuk menggunakan kacamata sampai gangguan penglihatan dapat diatasi.
Komplikasi atau Efek Samping Operasi Mata Juling
Setiap tindakan operasi memiliki risiko, begitu pula operasi mata juling. Meski begitu, komplikasi akibat operasi mata juling jarang terjadi.
Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat operasi mata juling adalah:
- Infeksi pada mata
- Perdarahan mata
- Posisi bola mata berubah akibat jahitan otot mata terlepas
- Kerusakan pembuluh darah pada mata
- Kelopak mata terkulai (ptosis)
- Pandangan kabur akibat gangguan refraksi mata
- Penglihatan ganda
- Luka pada konjungtiva atau kornea mata
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala berikut pascaoperasi:
- Demam
- Keluar nanah atau darah dari mata
- Penglihatan kabur
- Nyeri parah
- Mata makin membengkak