Program vaksinasi COVID-19 dari pemerintah menggunakan berbagai merek vaksin. Salah satunya adalah vaksin AstraZeneca. Akan tetapi, muncul isu bahwa vaksin ini memiliki efek samping yang berbahaya. Sebenarnya, bagaimanakah fakta tentang keamanan vaksin AstraZeneca untuk COVID-19?
Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin hasil kerja sama Universitas Oxford dan perusahaan farmasi di Inggris, yaitu AztraZeneca. Vaksin ini mengandung virus hasil rekayasa genetika (viral vector) dari virus flu biasa yang tidak berbahaya.
Vaksin COVID-19 AstraZeneca bekerja dengan cara merangsang tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat melawan infeksi virus SARS-CoV-2. Setelah melalui beberapa fase uji klinis, disimpulkan bahwa efektifitas vaksin AstraZeneca untuk melawan penyakit COVID-19 mencapai 63–75%.
Fakta Keamanan Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca cukup efektif untuk memberikan perlindungan terhadap COVID-19. Meski begitu, tidak sedikit orang menolak vaksin ini karena munculnya kabar bahwa vaksin tersebut dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, seperti pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit atau keping darah.
Faktanya, vaksin AstraZeneca sudah lulus uji klinis dan dinyatakan aman. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin AstraZeneca dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah mengeluarkan fatwa bahwa vaksin ini halal untuk digunakan.
Selain itu, European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa inidikasi adanya pembekuan darah dengan penurunan jumlah trombosit setelah disuntikkan vaksin AstraZeneca merupakan kasus yang sangat jarang terjadi, yaitu hanya pada 1 dari 100.000 orang yang divaksinasi.
Kondisi tersebut juga lebih berisiko terjadi pada orang yang memang memiliki penyakit DVT atau penggumpalan darah. Penting untuk diingat pula bahwa pembekuan darah bisa terjadi karena banyak hal, misalnya kebiasaan merokok, kelainan darah, atau efek samping obat-obatan, seperti pil KB, bukan serta-merta karena vaksinasi.
EMA dan WHO pun menyebutkan bahwa manfaat dari vaksin AstraZeneca untuk mencegah COVID-19 masih lebih besar daripada risiko efek sampingnya. Jadi, meski tetap perlu waspada terhadap terjadinya efek samping atau KIPI, masyarakat diimbau untuk tidak menolak vaksin COVID-19, termasuk vaksin AstraZeneca.
Jika Anda memiliki gangguan pembekuan darah, sebenarnya Anda juga masih bisa menggunakan vaksin AstraZeneca. Tidak ada penelitian yang menyatakan bahwa orang dengan kelainan pembekuan darah akan mengalami efek samping penggumpalan darah setelah disuntikkan vaksin AstraZeneca.
Namun, bila Anda ragu, berkonsultasilah dulu dengan dokter atau Anda juga bisa menggunakan vaksin lain, seperti vaksin Sinovac atau vaksin Pfizer, sebagai alternatif.
Risiko Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Sama halnya dengan vaksin COVID-19 lainnya maupun vaksin untuk penyakit apa pun, vaksin AstraZeneca dapat menimbulkan efek samping. Namun, umumnya efek samping ini hanya bersifat ringan hingga sedang dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Berikut adalah efek samping yang umum terjadi setelah disuntikkan vaksin AstraZeneca:
- Nyeri, bengkak, atau memar pada bagian tubuh yang yang disuntik
- Menggigil
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri sendi dan otot
Pada kasus yang tergolong jarang terjadi, orang yang disuntikkan vaksin AstraZeneca mengalami efek samping selain yang disebutkan di atas, termasuk muntah, diare, dan penggumpalan darah.
Bila seseorang mengalami gejala tertentu setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca, seperti nyeri dada, jantung berdebar, kaki atau tangan sulit digerakkan, atau pingsan, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.
Jika Anda masih ragu untuk menjalani vaksinasi karena kondisi kesehatan Anda, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan saran dan informasi yang benar. Bijaklah dalam memilih informasi agar tidak termakan isu-isu vaksin COVID-19 yang berpotensi mengganggu keberhasilan program vaksinasi.
Sama halnya dengan vaksin COVID-19 yang lain, seperti Sinovac, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax, vaksin Astrazeneca yang digunakan di Indonesia pun tergolong baru dan masih terus diteliti efektivitas serta keamanannya.
Bila memiliki pertanyaan COVID-19 atau masalah kesehatan lainnya, Anda bisa chat langsung dengan dokter menggunakan aplikasi ALODOKTER. Melalui aplikasi ini, Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit jika memerlukan pemeriksaan langsung.