Tindik telinga pada bayi tidak boleh dilakukan sembarangan. Beberapa hal penting perlu diperhatikan oleh setiap orang tua, baik dalam hal usia bayi, siapa yang menindik, bentuk anting, hingga vaksinasi untuk mencegah infeksi. Perawatan setelah penindikan pun perlu dilakukan dengan cara yang tepat.
Banyak orang tua yang melakukan tindik telinga pada bayi perempuan beberapa hari setelah ia dilahirkan. Menindik telinga bayi yang baru lahir biasanya dilakukan sebagai pembeda antara anak laki-laki dan anak perempuan, atau mempercantik Si Kecil. Selain itu, ada juga manfaat tindik telinga pada bayi dari kacamata medis.
Fakta dan Manfaat Tindik Telinga Bayi
Melakukan tindik telinga pada bayi bisa dilakukan pada usia berapa pun, tergantung pada keputusan masing-masing orang tua. Namun, memang ada beberapa kelebihan dari menindik telinga sejak masih bayi.
Makin muda usia bayi ditindik, makin kecil kemungkinannya untuk mengingat proses penindikan yang mungkin bisa traumatis. Selain itu, bayi juga kemungkinan besar tidak akan banyak bergerak sehingga memudahkan penindikan. Ia juga tidak akan menarik-narik telinganya saat dalam masa penyembuhan setelah ditindik.
Manfaat yang tidak kalah penting, menindik telinga sejak masih bayi bisa mengurangi risiko munculnya jaringan parut atau keloid di lokasi tindikan. Menurut beberapa penelitian, keloid atau bekas luka yang menebal lebih sering muncul pada telinga anak yang ditindik ketika berusia lebih dari 11 tahun.
Namun, jika Bunda atau keluarga pasangan memiliki riwayat keloid, para ahli menyarankan untuk tidak melakukan penindikan saat masih bayi.
Beberapa Hal yang Wajib Diperhatikan Sebelum Tindik Telinga Bayi
Sebelum melakukan tindik telinga pada bayi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Usia bayi
Meski bisa dilakukan sejak usia 1 bulan, para ahli merekomendasikan agar tindik telinga pada bayi dilakukan minimal di usia 2 bulan. Selama tindik telinga dilakukan di tempat yang bersih dan perawatannya tepat, telinga yang ditindik pun bisa sembuh lebih cepat.
2. Tindikan dilakukan oleh profesional
Tindik telinga pada bayi tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Tindakan ini dianjurkan agar dilakukan oleh dokter. Dokter biasanya akan menggunakan alat tindik steril yang terbuat dari bahan hipoalergenik khusus untuk bayi.
Hindari melakukan tindik telinga bayi di toko perhiasan. Tempat ini biasanya menggunakan senjata penusuk yang tidak bisa disterilkan. Selain itu, orang yang melakukan tindikan juga kemungkinan belum berpengalaman dalam menindik bayi.
3. Jarum tindik
Untuk melakukan tindik telinga pada bayi, dianjurkan untuk menggunakan jarum tindik yang terbuat dari emas, perak, platinum, titanium, atau stainless steel. Bahan-bahan tersebut dapat meminimalkan risiko terjadinya infeksi, ruam, dan alergi.
Hindari logam yang mengandung nikel dan kobalt, karena logam dengan campuran kedua bahan tersebut sering kali menimbulkan alergi.
4. Bentuk anting
Pilih anting yang berbentuk bulat, kecil, datar, dan tidak tajam. Penutup anting pun harus menutupi seluruh bagian belakang anting. Selain itu, tidak dianjurkan untuk memakaikan anting yang menjuntai pada bayi, karena bayi bisa menarik anting hingga terlepas dan melukai dirinya sendiri atau memasukkannya ke mulut dan tersedak.
Anting menjuntai atau anting berbentuk lingkaran (hoops earring) yang terlalu besar kemungkinan juga bisa tersangkut pada pakaian, perhiasan, dan rambut orang dewasa, atau bisa ditarik oleh anak lain.
5. Anestasi
Meskipun dilakukan hanya dalam hitungan detik, bayi pasti akan merasa sakit jika tindik telinga dilakukan tanpa anestesi (pembiusan). Oleh karena itu, Bunda bisa menanyakan ke dokter apakah kulit telinga bayi bisa diberi anestesi sebelum tindik dilakukan.
6. Vaksinasi tetanus
Sebaiknya tunggu sampai Si Kecil menerima vaksin tetanus (DPT) sebelum menindik telinganya. Infeksi tetanus sebenarnya jarang terjadi dan risiko terkena tetanus dari tindik telinga sebenarnya kecil. Namun, tidak salahnya untuk melakukan pencegahan dari infeksi tetanus melalui vaksinasi.
Tips Merawat Telinga Bayi yang Ditindik
Setelah tindik telinga pada bayi dilakukan, jangan melepas anting selama 6 minggu atau hingga lukanya kering. Oleskan alkohol atau larutan pembersih yang direkomendasikan dokter di sekitar cuping telinga 2 kali sehari, dan putar anting setidaknya 1 kali sehari.
Setiap anak selesai mandi, keringkan daerah sekitar tindik agar tidak lembap. Setelah 6 minggu, tindikan biasanya akan mengering dan Bunda bisa mengganti anting anak agar lubangnya tidak tertutup.
Jika setelah tindik telinga terdapat gejala infeksi, alergi, telinga berdarah, bernanah, dan meradang, atau jika telinga robek karena anting terlepas, segera periksakan ke dokter atau bawa ke rumah sakit terdekat.
Tindik telinga pada bayi memang tidak dilarang, tetapi jangan lupa untuk memperhatikan keamanan dan kebersihannya. Selain itu, tindik telinga bayi sebaiknya dilakukan oleh dokter atau bidan untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi atau komplikasi lain.