Seperti orang dewasa, anak juga bisa mudah lupa. Penyebab anak mudah lupa bisa beragam mulai dari kurang tidur, sedang cemas, atau justru sedang menderita kondisi kesehatan tertentu. Nah, supaya lebih jelas, berikut akan diuraikan lebih lanjut kemungkinan penyebab anak mudah lupa.
Lupa merupakan hal yang bisa dialami semua orang, termasuk anak-anak. Jika anak sesekali lupa, hal itu masih tergolong normal. Namun, bila anak terlalu sering lupa hingga menghambat aktivitasnya di rumah maupun di sekolah, penting bagi Bunda untuk segera mencari tahu penyebabnya.
Penyebab Anak Menjadi Mudah Lupa
Pada orang dewasa, mudah lupa kerap dikaitkan dengan faktor penuaan. Lalu, bagaimana dengan anak-anak? Berikut adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan anak mudah lupa:
1. Kurang tidur
Salah satu penyebab umum anak mudah lupa adalah kurang tidur. Jika Si Kecil tidak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas, perkembangan otaknya bisa terganggu. Akibatnya, anak lebih tidak perhatian dengan lingkungan sekitar dan fungsi memorinya menurun. Inilah yang membuatnya jadi mudah lupa.
Oleh sebab itu, pastikan Si Kecil mencukupi waktu tidurnya ya, Bun. Bila Si Kecil sudah sekolah, pastikan ia mendapatkan 9–12 jam waktu tidur setiap harinya.
2. Kurang asupan nutrisi
Penurunan daya ingat yang dialami anak bisa saja disebabkan oleh kurangnya asupan protein dan lemak sehat. Kekurangan nutrisi ini dapat memengaruhi perkembangan otak anak, sehingga ia menjadi mudah lupa.
Tidak hanya itu, kekurangan vitamin B, terutama vitamin B1 dan B12, juga turut berdampak pada penurunan daya ingatan anak. Nah, supaya daya ingat Si Kecil tetap terjaga, Bunda bisa memberinya makanan yang kaya akan nutrisi untuk otak, seperti susu, telur, ikan, brokoli, bayam, dan buah-buahan segar.
3. Kecemasan
Bertengkar dengan teman, gagal dalam ujian, atau pindah sekolah terkadang membuat anak merasa cemas. Meskipun tergolong normal, jika dibiarkan, kondisi ini dapat menurunkan kemampuan konsentrasi dan daya ingat anak. Ditambah lagi, kecemasan juga bisa membuat anak susah tidur.
Untuk mengatasi rasa cemas yang dialami Si Kecil, ajak ia berbicara tentang kecemasannya. Dengarkan segala keluh kesahnya dan tunjukkan bahwa Bunda mengerti apa yang ia rasakan.
4. Efek samping obat-obatan tertentu
Ada beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan efek samping berupa penurunan daya ingat, seperti antihistamin, antiansietas (obat untuk mengatasi gangguan kecemasan), dan obat tidur. Agar Si Kecil terhindar dari efek samping tersebut, pastikan Bunda memberi obat sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada label kemasan obat, ya.
5. Gangguan kesehatan
Anak mudah lupa juga bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan yang dialaminya. Untuk alasan yang satu ini, Bunda harus waspada dan tidak boleh menganggapnya remeh, ya. Umumnya, gangguan kesehatan yang membuat anak menjadi mudah lupa adalah attention deficit hyperactive disorder (ADHD).
Kondisi ini membuat anak mengalami kesulitan untuk fokus dalam mengerjakan sesuatu, sehingga ia menjadi mudah lupa dengan apa yang sudah ia lakukan. Selain itu, tumor otak, penyakit Huntington dan cedera kepala juga dapat menyebabkan anak mengalami gangguan dalam menerima, menyimpan, dan mengolah informasi.
Mudah lupa awalnya mungkin terlihat sepele. Namun, jika ini mulai cukup sering terjadi, Bunda harus jeli akan hal-hal yang mungkin menjadi penyebabnya. Awasi aktivitas Si Kecil mulai dari pola makan hingga kehidupan sosialnya di sekolah.
Untuk membantu meningkatkan daya ingat Si Kecil, buatlah jadwal atau agenda harian mengenai apa yang harus dilakukannya dari pagi hingga menjelang tidur malam. Kemudian, tempelkan jadwal tersebut di tempat yang mudah dibaca oleh Si Kecil. Jadi, Si Kecil akan terlatih untuk mengingat kegiatan yang harus ia lakukan setiap harinya.
Selain itu, berikan Si Kecil tempat-tempat khusus untuk barang-barangnya dan ajarkan ia untuk selalu menaruh barangnya di tempat yang sama. Dengan begitu, Si Kecil akan terbiasa untuk menyimpan benda apa pun sesuai dengan tempatnya dan mudah mengambilnya saat dibutuhkan.
Anak mudah lupa bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Apalagi, jika setelah menerapkan beberapa tips tadi, tetapi Si Kecil tidak menunjukkan perbaikan dan makin sering lupa, atau mungkin guru melaporkan Si Kecil kesulitan belajar di sekolah, sebaiknya Bunda segera memeriksakannya ke dokter, ya.