Sering sakit kepala dan tidak nyaman saat mencium parfum atau bau tertentu? Bisa jadi kamu mengalami hiperosmia, yaitu kondisi penciuman terlalu sensitif terhadap bau. Istilah ini berasal dari kata “hyper” yang berarti berlebihan dan “osmia” yang berarti bau.
Hiperosmia merupakan kondisi yang jarang terjadi jika dibandingkan masalah indra penciuman seperti hiposmia dan anosmia. Orang yang mengalami hiperosmia biasanya akan merasa terganggu saat mencium bau tertentu, misalnya, bau parfum, sampo, bahan sintetis, bahan bakar, atau bahan pembersih. Yuk, cermati kemungkinan penyebab dan cara mengatasinya.
Berbagai Kemungkinan Penyebab Hiperosmia
Penyebab hiperosmia bisa berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab hiperosmia yang perlu kamu ketahui:
1. Migrain
Selain sakit kepala, penderita migrain juga dapat mengalami beberapa gejala lain yang berhubungan dengan indra perasa. Salah satunya adalah lebih sensitif terhadap bau atau hiperosmia. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai aura atau tanda bahwa migrain akan muncul.
2. Kehamilan
Perubahan hormon di awal kehamilan dapat membuat ibu hamil menjadi lebih sensitif terhadap bau. Kondisi inilah yang juga dapat memicu sakit kepala, mual, dan muntah pada trimester pertama kehamilan. Hiperosmia juga dianggap berkaitan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
3. Penyakit Lyme
Hiperosmia merupakan salah satu gejala dari penyakit Lyme, tetapi penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia. Penyakit Lyme ditularkan ke manusia lewat gigitan kutu yang terinfeksi bakteri B. burgdorferi, setelah kutu tersebut menggigit tikus atau kijang yang terinfeksi. Menurut penelitian, hampir 50% pasien penyakit ini mengalami peningkatan indra penciuman.
4. Penyakit autoimun
Hiperosmia juga dapat menjadi salah satu gejala penyakit autoimun, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh keliru dan malah menyerang tubuh sendiri. Salah satu penyakit autoimun yang bisa menimbulkan gejala hiperosmia adalah penyakit Addison.
5. Gangguan saraf
Hiperosmia terkadang juga dapat terjadi pada orang dengan kondisi gangguan sistem saraf. Beberapa kondisi ini meliputi epilepsi, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, dan penyakit Alzheimer.
Selain kondisi-kondisi di atas, hiperosmia juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, seperti alergi, diabetes, sindrom Cushing, tumor, polip hidung, dan kekurangan nutrisi. Jadi, mungkin memang agak sulit untuk menentukan apakah hiperosmia yang kamu alami disebabkan oleh penyakit lain yang lebih berbahaya.
Cara yang Dapat Membantu Meredakan Hiperosmia
Untuk menangani hiperosmia, sebenarnya ada ada langkah-langkah sederhana yang bisa kamu lakukan, seperti mengunyah permen karet peppermint. Permen jenis ini dapat membantu mengurangi efek bau. Kamu juga disarankan untuk menghindari aroma yang membuatmu tidak nyaman, ya.
Namun, langkah tersebut tidak dapat menghilangkan hiperosmia, tetapi hanya meredakan gejalanya saja. Guna mengobatinya, kamu perlu mengetahui penyebab yang mendasari hiperosmia.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan hiperosmia atau terlalu sensitif terhadap bau. Keluhan ini tidak boleh dibiarkan karena bisa memicu kecemasan dan depresi, terutama jika kamu tidak yakin apa penyebabnya.
Untuk mengetahui penyebab hiperosmia, kamu perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebab yang ditemukan. Hiperosmia terkadang juga memerlukan tindakan operasi, terutama jika penyebabnya adalah tumor atau polip.