Sesuai dengan namanya, obat penghancur batu ginjal memiliki fungsi utama untuk menghancurkan batu ginjal. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mencegah terbentuknya batu ginjal kembali dan membantu mengeluarkan batu ginjal melalui urine.
Batu ginjal adalah kristal padat yang terbentuk di dalam ginjal. Terbentuknya batu ginjal disebabkan oleh penumpukan zat mineral tertentu dalam darah yang mengendap di ginjal dan seiring waktu mengeras hingga menyerupai batu.
Penyakit batu ginjal tidak selalu bergejala, terutama jika batu yang terbentuk ukurannya kecil dan dapat keluar sendiri melalui saluran kemih. Namun, ketika batu yang terbentuk cukup besar dan menimbulkan sumbatan pada saluran kemih, maka batu ginjal tersebut dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:
- Nyeri punggung dan pinggang yang bisa terasa menjalar ke perut bagian bawah
- Merasa sering ingin pipis
- Pipis tersendat-sendat dan terasa nyeri
- Warna urine gelap dan kemerahan atau pipis berdarah
- Demam
- Mual dan muntah
Jika terdapat tanda gejala batu ginjal di atas, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Mengobati Batu Ginjal dengan Obat-obatan
1. Allopurinol
Allopurinol adalah obat yang digunakan untuk membantu menghancurkan jenis batu asam urat. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi produksi asam urat dalam tubuh.
2. Penghambat alfa
Obat penghambat alfa (alpha-blockers) berfungsi untuk membantu menghancurkan batu ginjal yang berukuran cukup besar, yaitu sekitar 5–10 milimeter. Setelah dihancurkan, sisa batu ginjal yang berukuran kecil akan keluar dengan sendirinya melalui urine. Obat ini juga bekerja dengan cara melemaskan otot saluran kemih, sehingga batu ginjal lebih mudah keluar.
Beberapa jenis obat yang termasuk dalam golongan penghambat alfa,di antaranya adalah tamsulosin, doxazosin, dan terazosin.
3. Diuretik
Obat diuretik adalah obat yang dapat meningkatkan produksi urine dan membuat lebih sering berkemih. Salah satu jenis diuretik yang banyak digunakan untuk mengobati batu ginjal adalan diuretik jenis thiazide. Contohnya adalah hydrochlorothiazide.
Obat ini bekerja dengan cara mengurangi penyerapan garam dan mineral di dalam ginjal, sehingga meningkatkan produksi urine dalam tubuh. Hal ini akan membuat Anda lebih sering buang air kecil dan batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar melalui urine. Obat ini juga berfungsi untuk mencegah terbentuknya batu ginjal berulang.
4. Natrium bikarbonat
Obat yang disebut juga dengan natrium sitrat ini biasanya diberikan untuk mengatasi gejala yang muncul akibat produksi asam lambung berlebih. Obat ini juga membantu ginjal mengeluarkan kandungan asam urat yang memicu terbentuknya batu ginjal.
Selain itu, natrium bikarbonat juga digunakan untuk mencegah penyakit batu ginjal berkembang semakin parah.
Untuk meringankan rasa nyeri atau tidak nyaman akibat adanya batu ginjal di saluran kemih, biasanya penderita batu ginjal akan diresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan diclofenac. Untuk nyeri yang sangat berat dan tidak mereda dengan obat nyeri biasa, dokter mungkin akan memberikan obat antinyeri yang lebih kuat, seperti ketorolac, morfin, dan fentanyl.
Selain dengan obat-obatan, untuk membantu mengeluarkan batu ginjal dan mencegah terbentuknya batu berulang, Anda juga perlu banyak minum air putih.
Perlu diingat, beberapa obat penghancur batu ginjal yang sudah disebutkan di atas sebaiknya hanya dikonsumsi melalui resep dokter.
Untuk kasus tertentu, misalnya batu ginjal yang berukuran besar, jumlahnya banyak, dan menyumbat saluran kemih sepenuhnya, maka batu ginjal tersebut perlu ditangani dengan prosedur khusus, seperti menghancurkan batu ginjal dengan gelombang kejut (ESWL) atau operasi batu ginjal.
Beberapa produk herbal atau suplemen diklaim dapat mengobati batu ginjal. Namun, Anda disarankan tidak mengonsumsi obat-obatan herbal yang belum teruji khasiatnya sebagai obat penghancur batu ginjal.
Bila gejala belum membaik setelah minum obat atau batu ginjal sudah menyebabkan penyumbatan saluran kemih total, segeralah konsultasikan ke dokter agar penanganan dapat segera dilakukan.