Tidur berjalan sering dialami oleh anak-anak. Faktanya, gangguan tidur ini memang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Apakah kondisi ini wajar? Mari ketahui penyebab anak tidur berjalan serta cara mengatasinya.
Tidur berjalan atau somnabulisme (sleepwalking) pada anak adalah kondisi di mana seorang anak berjalan atau melakukan aktivitas dalam keadaan tidur. Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak berusia 4−8 tahun.
Selain berjalan saat tidur, anak yang mengalami somnambulisme pun bisa melakukan hal lain secara tidak sadar ketika tidur, seperti membuka pintu, memutar keran, hingga menyalakan televisi. Biasanya kondisi ini akan hilang sendiri ketika anak beranjak remaja atau dewasa.
Tidur Berjalan pada Anak dan Penyebabnya
Tidur berjalan termasuk ke dalam jenis gangguan tidur yang dikenal dengan parasomnia, yakni perilaku abnormal saat seseorang tidur. Parasomnia terjadi di perbatasan waktu antara terjaga dan tidur. Karena itulah, anak-anak biasanya tidak ingat apa saja yang mereka lakukan selama tidur berjalan.
Penyebab anak tidur berjalan belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
Faktor genetik
Berbagai riset menunjukkan bahwa faktor genetik atau turunan turut berperan dalam membuat anak mengalami gangguan tidur berjalan. Riset tersebut menyebutkan bahwa anak-anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan riwayat tidur berjalan lebih berisiko mengalami hal yang serupa.
Kualitas dan jam tidur yang kurang
Memiliki pola tidur yang kurang teratur bisa membuat kualitas dan jam tidur anak berkurang. Hal ini bisa menyebabkan anak jadi kurang tidur. Bunda dan Ayah perlu tahu bahwa kebiasaan kurang tidur atau tidur yang sering terganggu bisa meningkatkan risiko anak mengalami tidur berjalan.
Stres atau cemas
Gangguan psikologis, seperti stres atau cemas berlebihan, juga dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan tidur berjalan. Selain gangguan tidur berjalan, anak-anak yang mengalami masalah psikologis tersebut, juga bisa mengalami masalah tidur lain, seperti sering mimpi buruk atau night terror.
Efek samping pengobatan tertentu
Penggunaan obat-obatan dengan efek sedatif, misalnya obat penenang atau obat pereda cemas dan serangan panik, bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan tidur berjalan. Biasanya anak-anak akan berhenti mengalami gangguan tidur berjalan ketika obat tersebut berhenti digunakan.
Tidur berjalan biasanya akan mulai terjadi 1 atau 2 jam setelah anak tertidur pulas. Durasi tidur berjalan umumnya tidak berlangsung lama, Bun, yakni hanya terjadi selama 5 hingga 15 menit saja.
Apakah Berbahaya bila Anak Tidur Berjalan?
Sebenarnya, anak tidur berjalan bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan karena umumnya gangguan tidur ini bisa hilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia anak atau ketika anak beranjak remaja. Namun, pada sebagian kasus, keluhan ini bisa berlanjut hingga dewasa.
Selain itu, anak yang tidur berjalan jarang sekali melakukan aktivitas yang berbahaya saat sleepwalking berlangsung. Hanya saja, karena tidur berjalan dilakukan tanpa sadar, yang dikhawatirkan adalah lokasi yang dituju saat berjalan dalam tidur.
Anak yang tidur berjalan bisa saja membuka pintu atau jendela secara tidak sadar, lalu naik atau turun tangga. Hal tersebut dapat membahayakan keselamatan anak dan menimbulkan cedera.
Oleh karena itu, yang perlu menjadi perhatian Bunda dan Ayah adalah keamanan kamar tidur Si Kecil. Bila ia mengalami masalah tidur berjalan, Bunda dan Ayah juga perlu menjaga dan memantau kondisinya ketika tidur.
Cara Mengatasi Anak Tidur Berjalan
Walaupun tidur berjalan adalah hal yang cukup sering dialami oleh anak-anak dan biasanya tidak berbahaya, bukan berarti Bunda dan Ayah boleh lengah, ya. Jika anak mengalami tidur berjalan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:
1. Membimbing anak untuk kembali tidur
Ketika Si Kecil tidur berjalan, jangan dulu panik dan langsung membangunkannya. Bimbinglah ia untuk kembali ke tempat tidurnya dengan berbicara yang lembut dan mengarahkannya secara perlahan.
Jika Si Kecil tidak dalam kondisi yang berbahaya, Bunda dan Ayah tidak perlu membangunkannya dengan berteriak, karena ini hanya akan membuatnya terkejut, takut, atau bahkan merasa trauma. Si Kecil juga mungkin jadi susah untuk kembali tidur.
2. Memastikan keamanan kamar anak
Seperti yang telah dipaparkan di atas, gangguan tidur berjalan bisa saja menyebabkan anak terluka. Demi menghindarinya, pastikan kamar tidur Si Kecil aman.
Bunda dan Ayah mungkin bisa memindahkan kamar Si Kecil ke lantai dasar, jika saat ini kamarnya ada di lantai atas. Jauhkan pula benda-benda berbahaya dari sekitar tempat Si Kecil tidur, misalnya benda tajam atau tumpukan mainan yang bisa membuatnya tersandung.
Selain itu, pastikan untuk mengunci jendela kamarnya. Bila memungkinkan, pasang alarm di tempat tidur atau pintu kamarnya yang bisa memberi tahu Bunda dan Ayah bila Si Kecil bangun dari tempat tidur atau keluar kamar.
3. Membuat pola tidur anak teratur
Salah satu kemungkinan yang bisa menyebabkan anak mengalami tidur berjalan adalah kurang tidur. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko terjadinya hal tersebut, biasakanlah Si Kecil tidur secara teratur.
Jadwalkan ia untuk tidur siang dan malam secara teratur. Selain bisa menurunkan risiko tidur berjalan, mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas juga sangat baik untuk proses tumbuh kembangnya, Bun. Ingat, waktu tidur ideal bagi anak-anak berusia 6–12 tahun adalah selama kurang lebih 9 sampai 12 jam.
4. Melakukan aktivitas menenangkan sebelum tidur
Mengajak Si Kecil untuk melakukan aktivitas yang menenangkan suasana hatinya sebelum tidur, seperti mendengarkan musik bersama atau membacakan dongeng, mungkin bisa membantu mengurangi stres dan rasa cemas yang dirasakannya sebelum tidur. Hal ini juga bisa mengurangi risiko anak tidur berjalan.
Selain itu, menciptakan kamar yang nyaman dengan mengatur suhu ruangan yang sejuk dan meredupkan lampu kamar juga dapat membuat Si Kecil tidur lebih nyenyak.
Nah, itulah berbagai informasi tentang penyebab anak tidur berjalan dan cara mengatasinya yang perlu orang tua ketahui.
Jika cara-cara di atas sudah dilakukan tapi belum bisa mengurangi gangguan tidur berjalan pada Si Kecil, atau gangguan tidur ini cukup sering terjadi hingga membuatnya sangat mengantuk di siang hari, Bunda dan Ayah perlu memeriksakan Si Kecil ke dokter.
Jika memungkinkan, Bunda dan Ayah bisa membuat catatan tentang jadwal tidur Si Kecil dan kapan ia biasanya melakukan tidur berjalan, setidaknya beberapa minggu sebelum memeriksakannya ke dokter. Catatan ini bisa memudahkan dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan penangan yang tepat.