Asidosis merupakan kondisi ketika kadar asam dalam darah meningkat hingga melebihi batas normal. Kondisi ini terjadi saat fungsi paru-paru atau ginjal terganggu. Dengan penanganan yang tepat, kadar asam pada penderita asidosis bisa kembali seperti sedia kala.
Kadar keasaman darah dan cairan tubuh dikendalikan oleh paru-paru dan ginjal. Bila kedua organ ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya, keseimbangan asam dan basa dalam tubuh pun bisa terganggu.
Normalnya, tingkat keasaman (pH) dalam darah adalah 7,4. Pada penderita asidosis, pH darah menurun hingga di angka 7,35 dan bahkan bisa lebih rendah lagi. Angka pH yang rendah menjadi tanda bahwa kadar asam dalam darah tinggi.
Berdasarkan penyebabnya, asidosis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.
Seputar Asidosis Respiratorik
Jenis asidosis terjadi ketika paru-paru tidak berfungsi dengan baik dalam mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang diproduksi oleh tubuh. Akibatnya, CO2 tertahan di dalam darah sehingga menyebabkan penurunan pH darah.
Asidosis respiratorik dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, di antaranya:
- Gangguan pernapasan kronis, misalnya penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK
- Cedera di bagian dada
- Obesitas
- Penyumbatan saluran udara, misalnya akibat tersedak
- Penyalahgunaan obat penenang
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Gangguan saraf tulang belakang di area punggung atas
Asidosis respiratorik biasanya ditandai dengan sakit kepala, sesak napas, kecemasan, penglihatan kabur, serta tangan dan kaki berwarna kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Seputar Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik terjadi ketika ginjal tidak mampu mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga terjadi penumpukan asam dalam darah dan penurunan pH darah.
Penderita asidosis metabolik biasanya mengalami sesak napas yang khas, yaitu napas yang panjang dan dalam. Selain itu, penderita juga kerap mengalami sakit kepala, kelelahan, detak jantung meningkat, sakit perut, dan nafsu makan berkurang.
Asidosis metabolik terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Asidosis laktat
Asidosis laktat disebabkan oleh penumpukan asam laktat dalam tubuh. Sel-sel tubuh memproduksi asam laktat ketika tubuh kekurangan oksigen. Penyakit jantung dan lever, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan olahraga yang berlebihan, dapat memicu terjadinya peningkatan produksi asam laktat.
2. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik terjadi ketika kadar hormon insulin dalam tubuh sangat rendah akibat diabetes. Pada kondisi ini, tubuh tidak bisa menggunakan gula darah sebagai sumber energi.
Sebagai gantinya, tubuh akan membakar lemak untuk mendapatkan energi. Selain menghasilkan energi, pembakaran lemak juga menghasilkan keton yang bisa membuat darah menjadi terlalu asam.
3. Asidosis hiperkloremik
Asidosis yang satu ini terjadi saat tubuh kehilangan banyak sodium bikarbonat, yaitu senyawa yang dapat menetralkan asam dalam darah. Hilangnya sodium bikarbonat bisa disebabkan oleh gangguan ginjal atau diare berat yang disertai muntah-muntah.
4. Asidosis renalis
Asidosis tubulus ginjal atau renalis terjadi ketika ginjal tidak dapat mengeluarkan asam melalui urine, sehingga darah menjadi asam. Berbagai kondisi bisa memicu kerusakan sistem ginjal dan menyebabkan jenis asidosis ini, seperti penyakit ginjal, gangguan sistem kekebalan tubuh, maupun kelainan genetik tertentu.
Cara Mengobati Asidosis
Ketika ada kecurigaan asidosis, dokter akan melakukan tes darah, terutama analisa gas darah dan tes urine, untuk menetapkan diagnosis dan mengetahui jenis asidosisnya.
Pada kasus asidosis respiratorik, pengobatan akan difokuskan untuk membantu kerja paru-paru, misalnya pemberian oksigen dan obat-obatan guna melegakan saluran pernapasan.
Penanganan pada kasus asidosis metabolik bisa bermacam-macam, tergantung jenisnya. Asidosis hiperkloremik, asidosis renalis, dan asidosis laktat biasanya diatasi dengan pemberian sodium bikarbonat untuk menyeimbangkan asam dalam darah.
Sementara itu, terapi asidosis yang dipicu oleh diabetes difokuskan pada pemberian cairan infus dan insulin.
Meski umumnya dapat diatasi, asidosis juga bisa mengancam nyawa bila kondisinya semakin parah akibat penanganan yang terlambat. Oleh karena itu, deteksi dini sangatlah penting dilakukan. Selain itu, berbagai langkah pencegahan juga dapat diterapkan guna mencegah terjadinya kondisi ini.
Anda bisa mulai melakukan langkah pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, minum air putih 8 gelas setiap hari, menghindari paparan asap rokok, dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
Jika Anda memiliki penyakit yang bisa memicu asidosis, seperti diabetes atau penyakit paru kronis, pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter guna memantau kondisi kesehatan secara berkala.