Ada masa ketika bayi sering terbangun di malam hari. Bila hal ini terjadi terus-menerus, Bunda dan Ayah pun bisa kurang tidur dan tentunya tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab Si Kecil terbangun di malam hari agar Ayah dan Bunda bisa mengatasinya.
Normalnya, bayi akan tidur lebih lama di malam hari dan terjaga saat pagi tiba. Namun, sebagian bayi sulit mendapatkan tidur yang nyenyak sepanjang malam dan sering terbangun di malam hari.
Walau tidak selalu menangis, bayi yang terbangun di malam hari tetap membutuhkan perhatian sehingga orang tua harus bergantian menemaninya. Agar bisa mengatasinya dengan baik, Bunda dan Ayah perlu mengetahui penyebab Si Kecil terbangun di malam hari.
Inilah Penyebab Bayi Sering Terbangun di Malam Hari
Ada beberapa penyebab bayi terbangun di malam hari yang perlu orang tua ketahui, yaitu:
1. Lapar
Salah satu tanda bayi lapar adalah terbangun ketika ia sedang tidur, apalagi bila sampai menangis. Menangis sebenarnya tanda bahwa ia sudah sangat lapar. Ketika rasa laparnya masih ringan, bayi akan terbangun dan menunjukkan tanda lain, misalnya mengisap tangan atau mencoba meraih payudara Bunda.
Umumnya, bayi yang hanya diberi ASI memang lebih mudah lapar dibandingkan bayi yang minum susu formula. Alasannya, karena ASI lebih mudah dicerna sehingga lambung bayi akan cepat kosong dan “minta” diisi kembali.
Agar tidak sering terbangun di malam hari karena lapar, Bunda perlu mencatat kebiasaan waktu menyusu buah hati, khususnya di malam hari. Tujuannya agar Bunda bisa memberikan susu sebelum Si Kecil mulai terbangun karena lapar.
2. Kedinginan
Saat merasa kedinginan, bayi yang terlelap tidur di malam hari bisa saja terbangun dan sulit tidur kembali. Oleh karena itu, Bunda perlu memperhatikan pengaturan suhu kamar agar Si Kecil tidak kedinginan. Jika ia menangis, Bunda bisa melakukan metode kanguru untuk menenangkannya.
Jika kamar Si Kecil menggunakan AC, aturlah suhu AC sekitar 20–22o C. Setelah itu, pakaikan Si Kecil baju berbahan katun. Bila dibutuhkan, Bunda bisa menambah selimut tipis untuknya. Bunda juga bisa menggunakan fitur pengatur waktu (timer) agar AC bisa menyala atau mati secara otomatis pada jam tertentu.
3. Popok penuh
Jangankan bayi, Bunda dan Ayah tentu tidak merasa nyaman jika harus tidur dengan baju basah. Jadi, wajar bila bayi terbangun dan menangis saat popoknya penuh, apalagi jika sprei kasurnya juga basah.
Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengecek popok Si Kecil secara berkala, khususnya jika ia sering menyusu tiap 2 jam sekali.
4. Pola tidur belum teratur
Tidak semua bayi memiliki pola tidur yang teratur, terutama bayi baru lahir. Bayi baru lahir umumnya belum bisa mengenal perbedaan pagi dan malam, sehingga mereka bisa saja terbangun di malam hari tanpa alasan tertentu dan terlelap lagi di pagi hari.
Hal ini tentu bisa membuat Bunda kewalahan karena jam tidur Si Kecil dengan Bunda menjadi bertolak belakang. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengenalkan perbedaan waktu kepada Si Kecil dengan melakukan berbagai aktivitas rutin sebelum tidur, misalnya mematikan lampu, menyusui, atau menyanyikan lagu.
5. Tidak enak badan
Ketika merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya, misalnya karena sedang sakit, tumbuh gigi, atau demam setelah imunisasi, bayi bisa saja terbangun di malam hari dan menjadi rewel. Ini adalah hal yang normal terjadi pada bayi.
Namun, penting bagi Bunda untuk mengetahui penyebab sakit yang dialami Si Kecil agar ia bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Itulah beberapa penyebab bayi sering terbangun di malam hari. Dengan mengetahui informasi di atas, kini Bunda tidak perlu bingung ketika menghadapi Si Kecil yang tiba-tiba terjaga di malam hari.
Tidur adalah momen penting untuk mengistirahatkan tubuh bagi semua orang, tak terkecuali bayi. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa tercukupinya waktu tidur bayi dapat mendukung proses tumbuh kembang dan sistem kekebalan tubuhnya.
Jadi, bila semua cara yang Bunda terapkan tidak berpengaruh pada pola tidur Si Kecil, penting bagi Bunda untuk segara berkonsultasi ke dokter guna mengetahui penanganan yang tepat.