Kehadiran buah hati bisa membawa kebahagiaan bagi pasangan suami istri. Namun terkadang, kesibukan mengurus Si Kecil membuat pasutri lupa untuk menjaga keharmonisan, sehingga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan dalam rumah tangga.
Setelah bayi lahir, banyak pasangan suami istri yang mengeluhkan munculnya beragam konflik dalam rumah tangga. Keluhannya beragam, mulai dari suami yang berlaku seenaknya, kurangnya rasa saling pengertian, hingga hubungan seksual yang semakin jarang.
Perubahan yang Mungkin Terjadi Setelah Memiliki Anak
Kehidupan rumah tangga tidak selamanya mulus, terutama ketika sudah memiliki anak karena akan lebih banyak tuntutan yang harus dipenuhi. Perubahan yang sering dikeluhkan pasutri setelah memiliki buah hati antara lain:
-
Perhatian yang berkurang
Merawat bayi baru lahir bisa menguras banyak waktu, tenaga, dan perhatian. Hal ini berpotensi menyebabkan berkurangnya perhatian pada pasangan, terutama dari istri ke suami. Sayangnya, tidak semua pria bisa memahami kondisi tersebut, sehingga menimbulkan anggapan bahwa istrinya jadi kurang perhatian padanya.
-
Seks menjadi terlupakan
Sekitar 6 minggu pascapersalinan, pasutri sebenarnya sudah boleh melakukan seks setelah melahirkan. Hanya saja, tidak semua wanita siap melakukannya, biasanya karena masih trauma dengan rasa sakit atau lelah mengurus bayi. Jika tidak dikomunikasikan dengan baik, keintiman pasutri bisa berkurang.
-
Sulit memiliki waktu berdua
Saat belum memiliki bayi, pasangan suami istri bisa dengan mudah meluangkan waktu berdua. Namun, hal ini akan lebih sulit dilakukan setelah memiliki anak, karena sebagian besar waktu tersita untuk mengurus keperluan Si Kecil.
-
Keuangan tidak terkelola dengan baik
Banyak wanita yang memutuskan berhenti bekerja untuk merawat anaknya, sehingga penghasilan satu-satunya hanya berasal dari suami. Hal ini dapat memicu stres dan keluhan karena sumber penghasilan menjadi berkurang, sementara pengeluaran pasti bertambah karena adanya bayi.
Tips Menjaga Keharmonisan Suami Istri Setelah Memiliki Anak
Peralihan peran sebagai orang tua bisa saja membuat tanggung jawabmu bertambah. Namun, jangan sampai semua kesibukan ini akhirnya membuat hubungan suami istri jadi berantakan, ya.
Kamu bisa coba lakukan beberapa tips di bawah ini untuk menjaga hubungan suami istri tetap harmonis setelah memiliki bayi:
1. Meluangkan waktu untuk berbincang
Tak peduli seberapa lelahnya kamu dan pasangan, sisihkanlah waktu untuk tetap berbincang, misalnya dengan menceritakan bagaimana perasaanmu hari ini atau apa yang sedang dilalui oleh pasanganmu. Meski hanya 5 menit sehari, itu masih lebih baik daripada tidak sama sekali.
2. Menjaga keintiman
Setelah memiliki anak, usahakan juga untuk tetap menjaga keintiman dengan baik. Caranya sebenarnya tidak sulit, cukup berikan pelukan dan ciuman setiap hari, baik ketika pasangan ingin pergi bekerja ataupun menjelang tidur bersama.
3. Membicarakan keluh kesah yang dirasakan
Ingat, jika menemukan masalah dalam rumah tangga, jangan sampaikan hal tersebut kepada pasangan dengan amarah. Meski mungkin tidak mudah, tapi cobalah untuk mengutarakannya dengan cara yang lebih lembut.
4. Meluangkan waktu berduaan
Sempatkan juga waktu berdua untuk melakukan kegiatan menyenangkan bersama pasangan, seperti kencan di malam minggu. Selama waktu tersebut, kamu dan pasangan bisa menitipkan Si Kecil kepada pengasuh atau keluarga.
5. Menyusun rencana keuangan
Setelah memiliki anak, kamu dan pasangan perlu kembali meninjau rencana keuangan agar tetap stabil, misalnya hal-hal apa saja yang menjadi prioritas dan tidak. Kalau perlu, berkonsultasi dengan perencana keuangan juga bisa menjadi pilihan. Uang memang sering jadi masalah, tapi jangan sampai merusak hubungan suami istri, ya.
Hubungan suami istri memang akan berubah setelah memiliki anak, tapi jadikanlah perubahan-perubahan tersebut sebagai cara untuk mempererat hubungan. Walau tidak mudah, jika dihadapi bersama-bersama segalanya akan terasa lebih ringan kok, termasuk dalam hal mengurus anak bersama.
Namun, kalau perubahan setelah memiliki anak yang terjadi terasa sangat berat, bahkan hingga menggangu keharmonisan rumah tanggamu dan pasangan, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog terkait hal tersebut.