Posisi tidur bayi agar tidak gumoh yang dianjurkan adalah telentang. Namun, sebagian orang tua mungkin masih beranggapan bahwa posisi tidur tengkurap jauh lebih baik untuk mencegah gumoh. Padahal, bayi justru akan lebih mudah tersedak dan gumoh ketika tidur pada posisi tengkurap.
Bayi gumoh atau muntah setelah diberikan ASI atau susu formula mungkin membuat Bunda khawatir. Padahal, gumoh adalah hal yang biasa dialami oleh bayi.
Bayi gumoh karena otot bagian atas lambungnya, khususnya yang bertugas sebagai klep pemisah dengan kerongkongan, belum berkembang dengan sempurna. Saat bayi terlalu banyak minum susu dalam waktu yang cepat, ditambah dengan menghirup banyak udara, ia bisa saja memuntahkan susu yang sudah diminumnya.
Jika Bunda ingin menidurkan Si Kecil setelah disusui, tidurkanlah dalam posisi tidur bayi agar tidak gumoh.
Hindari Posisi Tidur Tengkurap
Anggapan tengkurap sebagai posisi tidur bayi agar tidak gumoh sebenarnya salah. Pada posisi ini, kemungkinan bayi untuk gumoh sebenarnya justru lebih besar. Selain itu, susu yang keluar saat gumoh berpotensi menggenang di saluran napas bayi, sehingga bisa membuatnya tersedak.
Oleh karena itu, setelah selesai menyusui Si Kecil, Bunda sebaiknya tidak langsung menidurkannya dalam posisi tengkurap. Selain bisa membahayakan bayi ketika gumoh, posisi ini juga dapat menyebabkan masalah pada sistem pernapasan dan sistem pencernaannya.
Namun, lain halnya jika bayi sudah mencapai usia 1 tahun. Di usia ini, bayi sudah mampu untuk membalikan tubuhnya sendiri, sehingga sudah cukup aman baginya untuk tidur dalam posisi tengkurap.
Pilih Posisi Tidur Telentang
Untuk menghindari bayi gumoh, sebaiknya pilih posisi tidur telentang. Posisi tidur ini dapat membawa susu masuk ke dalam perut dan tidak kembali ke esofagus atau kerongkongan. Jadi, posisi tidur telentang tidak akan meningkatkan risiko bayi tersedak ketika gumoh.
Bayi tidur dalam posisi telentang memang sangat disarankan. Selain sebagai posisi tidur bayi agar tidak gumoh, tidur telentang juga menjadi posisi tidur yang aman untuk mencegah SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Tips untuk Mengurangi Gumoh pada Bayi
Selama berat badan bayi tetap bertambah dan mau menyusu dengan baik, sebenarnya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan ketika bayi gumoh. Namun, untuk meredakan kekhawatiran, Bunda dapat melakukan beberapa tips di bawah ini untuk mengurangi gumoh pada Si Kecil:
- Beri waktu bayi untuk bersedawa setelah meminum susu untuk mencegah penumpukan udara di perut bayi.
- Posisikan atau gendong bayi dalam posisi tegak selama 15−30 menit setelah ia minum susu.
- Hindari memberikan susu dalam jumlah yang banyak sekaligus. Sebaiknya susui bayi sedikit, tetapi lebih sering.
- Tinggikan sedikit posisi kelapa bayi saat ia tidur telentang.
- Jaga bayi tetap tenang setidaknya selama 20 menit setelah minum susu dan jangan langsung mengajaknya bermain.
- Jangan menekan perut bayi setelah ia selesai minum susu.
Gumoh sebenarnya merupakan hal wajar dialami oleh bayi. Meski demikian, tetap saja muncul kekhawatiran di benak orang tua ketika melihat buah hatinya gumoh. Sebelum panik dan membawa Si Kecil ke dokter, Bunda dapat memerhatikan beberapa gejala kondisi serius ketika bayi gumoh.
Jika berat badan bayi tidak bertambah, bayi memuntahkan cairan berwarna kuning, hijau, atau darah, menolak minum susu, kesulitan bernapas, dan popoknya lebih kering dari biasanya, tidak ada salahnya untuk membawanya ke dokter.
Namun, selama tidak ada gejala yang mengarah pada kondisi serius, Bunda dapat terlebih dulu menerapkan tips dan mengatur posisi tidur bayi agar tidak gumoh seperti yang telah disebutkan di atas.