Jangan patah arang jika Anda baru saja mengalami keguguran. Pasalnya, ada beragam program hamil setelah keguguran yang bisa Anda coba untuk memperbesar peluang hamil lagi. Dokter akan menentukan program hamil yang tepat, sesuai hasil pemeriksaan.
Program hamil setelah keguguran sebenarnya sudah bisa dilakukan 2 minggu setelah keguguran. Meski begitu, memutuskan untuk hamil lagi setelah mengalami keguguran mungkin bukanlah hal yang mudah bagi beberapa wanita. Anda mungkin perlu waktu untuk kembali siap menghadapi kehamilan. Ini adalah hal yang sangat wajar.
Jika Anda sudah merasa siap untuk hamil kembali, ceritakan ke dokter kandungan mengenai rencana Anda tersebut. Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Anda dan pasangan secara menyeluruh sehingga dapat merekomendasikan program hamil setelah keguguran yang paling cocok.
Pemeriksaan untuk Menentukan Program Hamil Setelah Keguguran
Sebelum memutuskan program kehamilan apa yang akan Anda dan pasangan jalani, dokter terlebih dahulu akan melakukan beberapa pemeriksaan, terutama jika Anda sudah mengalami keguguran hingga 2 kali berturut-turut. Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter:
Tes darah
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan masalah yang berkaitan dengan hormon atau sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu, tes darah juga bisa dilakukan untuk pemeriksaan TORCH.
Pemeriksaan TORCH bertujuan untuk mengetahui apakah Anda mengidap infeksi yang dapat membahayakan kehamilan, seperti toksoplasmosis, infeksi HIV, rubella, cytomegalovirus, atau campak.
Tes kromosom
Anda dan pasangan juga mungkin akan disarankan melakukan tes kromosom untuk mencari tahu apakah ada kelainan kromosom yang dapat menjadi alasan keguguran.
Selain kedua tes di atas, ada beberapa pemeriksaan lain yang berfungsi untuk mendeteksi masalah pada bentuk rahim, tuba falopi, maupun ovarium, yang bisa menyebabkan keguguran. Pemeriksaan tersebut dapat berupa USG, histeroskopi, atau MRI.
Ragam Program Hamil Setelah Keguguran
Setelah memeriksa kondisi kesehatan Anda dan pasangan, barulah dokter bisa merekomendasikan program hamil setelah keguguran apa yang bisa diambil.
Apabila pada pemeriksaan didapatkan kondisi yang diduga menjadi penyebab keguguran, Anda dan pasangan mungkin perlu menjalani pengobatan yang diputuskan dokter sesuai dengan kondisi yang diderita. Setelah kondisi tersebut tertangani, program hamil bisa dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa program hamil setelah keguguran yang bisa dilakukan:
1. Program hamil alami
Program hamil alami dilakukan dengan berhubungan seks seperti biasa. Anda bisa memulai program ini paling cepat 2 minggu setelah keguguran. Cobalah untuk melakukan hubungan seks setidaknya 2–3 kali setiap minggunya guna meningkatkan peluang untuk hamil.
Selain itu, mengetahui masa subur juga dapat membantu meningkatkan peluang untuk hamil. Anda bisa mengetahui masa subur berdasarkan hari haid terakhir maupun menggunakan alat tes masa subur. Namun, apabila tanggal haid terakhir jadi rancu karena kehamilan yang gugur sebelumnya, Anda bisa meminta bantuan dokter untuk menentukan masa subur.
2. Inseminasi buatan
Inseminasi buatan adalah salah satu program hamil yang bisa dilakukan setelah keguguran. Program ini dilakukan dengan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim wanita pada saat terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi).
Tujuan inseminasi buatan adalah untuk memperbanyak jumlah sperma yang berhasil mencapai tuba falopi, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan.
Inseminasi buatan biasanya akan dianjurkan oleh dokter apabila Anda memiliki kondisi-kondisi di bawah ini:
- Menderita gangguan kesehatan pada leher rahim yang dapat menghambat sperma masuk ke rahim
- Memiliki keterbatasan fisik atau masalah psikologis yang membuat Anda dan pasangan tidak dapat berhubungan seks
- Menderita kondisi kesehatan yang membuat tidak disarankannya berhubungan seks tanpa pengaman, seperti infeksi HIV
Inseminasi buatan memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda pada setiap pasangan. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, seperti usia dan kondisi kesehatan. Namun, jika inseminasi buatan dilakukan secara teratur setiap bulan, tingkat keberhasilan dapat meningkat hingga 20% per siklusnya.
3. Bayi tabung
Jika kedua program hamil di atas tak kunjung membuahkan hasil, dokter mungkin akan menyarankan Anda dan pasangan untuk menjalani program bayi tabung.
Bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) dilakukan dengan cara mempertemukan sel telur dan sperma di luar tubuh, yakni di dalam sebuah alat khusus berupa tabung. Sel telur yang sudah dibuahi akan menjadi embrio atau calon anak. Setelah itu, embrio akan dipindahkan ke dalam rahim.
Bayi tabung biasanya akan direkomendasikan oleh dokter jika Anda dan pasangan memiliki kondisi-kondisi berikut ini:
- Kelainan genetik
- Berusia di atas usia 40 tahun
- Gangguan pada tuba falopi atau rahim yang menghambat jalannya sperma menuju ke sel telur
- Produksi sperma dengan kualitas yang rendah
Tingkat keberhasilan program bayi tabung tergantung pada sejumlah faktor, di antaranya usia dan gaya hidup.
Selain melakukan program hamil setelah keguguran sesuai rekomendasi dari dokter, penting juga bagi Anda dan pasangan untuk menerapkan gaya hidup yang sehat demi mengurangi risiko terjadinya keguguran lagi di masa depan.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang, aktiflah berolahraga, dan kurangi asupan kafein. Selain itu, hindari hal-hal yang dapat membuat Anda stres, jauhi juga rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.
Jika Anda berhasil hamil, jaga kehamilan Anda dengan pikiran yang positif. Jangan lupa untuk memeriksakan kondisi kesehatan dan kondisi kehamilaln Anda ke dokter kandungan secara rutin, agar kesehatan janin bisa terpantau.