Eosinofil merupakan salah satu jenis sel darah putih yang memiliki peranan penting bagi sistem kekebalan tubuh. Dalam keadaan tertentu, kadar eosinofil dalam tubuh bisa menunjukkan gambaran kesehatan seseorang.
Eosinofil diproduksi di sumsum tulang belakang. Kadar normal eosinofil adalah 30–350 sel eosinofil tiap mikroliter darah. Untuk mengetahui kadar eosinofil di dalam tubuh, Anda perlu melakukan tes hitung jenis darah putih. Hasil tes ini akan memperlihatkan kadar setiap jenis sel darah putih, termasuk eosinofil.
Fungsi Eosinofil
Sama dengan jenis sel darah putih lainnya, eosinofil juga merupakan bagian sistem imun yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Namun, eosinofil memiliki peranan khusus, yaitu:
- Melawan parasit dan bakteri yang relatif besar, misalnya cacing
- Membantu mengontrol respons imun, terutama terhadap alergi
Karena perannya yang khas ini, kadar eosinofil dalam darah dapat menjadi petunjuk adanya kondisi tertentu, seperti infeksi cacing dan alergi.
Hubungan Jumlah Eosinofil dan Kesehatan Tubuh
Beberapa penyakit bisa menyebabkan kadar eosinofil menjadi tidak normal, baik itu lebih tinggi maupun lebih rendah. Kadar eosinofil di bawah normal bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan atau kelebihan hormon kortisol dalam tubuh (sindrom Cushing).
Sementara itu, kadar eosinofil yang tinggi bisa ditemukan pada beberapa penyakit berikut ini:
1. Eksim
Kadar eosinofil yang tinggi bisa menandakan adanya alergi, dan salah satunya adalah eksim. Selain peningkatan kadar eosinofil, eksim juga ditandai dengan kulit kering, gatal, bersisik, bentol-bentol, hingga munculnya bercak merah kecokelatan.
2. Infeksi cacing
Tingginya kadar eosinofil juga bisa menjadi pertanda dari infeksi cacing, salah satunya adalah filariasis. Filariasis, atau yang lebih sering disebut dengan kaki gajah, merupakan infeksi cacing jenis filaria yang menyerang pembuluh getah bening dan ditularkan melalui gigitan nyamuk.
3. Rheumatoid arthritis
Peningkatan kadar eosinofil bisa didapatkan pada penyakit rheumatoid arthritis. Penderita penyakit ini umumnya mengalami gejala berupa nyeri sendi, sendi bengkak dan kaku, kelelahan, demam, serta tidak nafsu makan.
4. Leukemia
Leukemia merupakan kanker darah yang juga bisa menyebabkan kadar eosinofil meningkat. Penyebab leukemia belum diketahui dengan pasti. Meski begitu, ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukimia, yaitu faktor keturunan, paparan radiasi, kelainan genetik, dan riwayat pengobatan kanker (kemoterapi).
Selain penyakit-penyakit di atas, tingginya kadar eosinofil juga bisa menandakan beberapa penyakit lain, seperti kolitis ulseratif, penyakit Crohn, vaskulitis, sindrom hipereosinofilia, dan kanker ovarium.
Kondisi lain yang juga mungkin menyebabkan peningkatan kadar eosinofil adalah penggunaan obat jenis tertentu, seperti obat penekan nafsu makan (amphetamine), obat laksatif yang mengandung psyllium, dan antibiotik.
Jumlah eosinofil dalam darah memang bisa menjadi petunjuk kondisi kesehatan seseorang. Namun untuk memastikannya, tidak bisa hanya berpatokan pada kadar eosinofil. Dokter akan menggabungkan hasil pemeriksaan lain, seperti pemeriksaan fisik, sebelum menentukan diagnosa suatu penyakit.