Perbedaan telat haid dan hamil penting untuk dipahami oleh setiap wanita. Pasalnya, tanda ini bisa memberi arti bahwa kamu sedang hamil atau mengalami gangguan pada siklus menstruasi. Nah, supaya nggak bingung lagi, yuk kenali perbedaannya lewat artikel ini.
Meski tandanya tampak serupa, bukan berarti telat haid dengan hamil tidak bisa dibedakan, ya. Haid dan kehamilan dimulai dari proses yang sama, yakni ovulasi. Ovulasi merupakan bagian dari siklus menstruasi yang melibatkan pelepasan sel telur dari indung telur (ovarium). Masa ovulasi biasanya terjadi sekitar 2 minggu sebelum dimulainya periode haid selanjutnya.
Setelah sel telur dilepaskan, tubuh mulai memproduksi hormon progesteron. Hormon ini berperan untuk mempertahankan kehamilan jika sel telur dibuahi. Namun, bila tidak terjadi pembuahan, produksi hormon progesteron akan menurun dan menyebabkan dinding rahim luruh atau haid.
Nah, telat haid tidak selalu berarti hamil, ya. Ada berbagai kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan seorang wanita mengalami telat haid, seperti stres berat, PCOS, efek samping pil kontrasepsi, atau kelebihan berat badan.
Perbedaan Telat Haid dengan Hamil
Siklus menstruasi setiap wanita berbeda-beda. Namun, normalnya, siklus menstruasi adalah 21–35 hari, terhitung dari menstruasi terakhir. Kamu dikatakan telat haid jika tidak menstruasi selama lebih dari 35 hari. Jadi, kalau baru telat 1–2 hari dan ini baru terjadi pertama kali, hal tersebut belum dianggap sebagai telat haid, ya.
Lantas, apa perbedaan antara telat haid dengan hamil? Berikut adalah penjelasannya:
1. Perdarahan
Perbedaan telat haid dengan hamil yang paling signifikan adalah jumlah darah yang keluar dari vagina. Wanita yang sedang hamil akan mengalami perdarahan implantasi yang ditandai dengan munculnya bercak atau flek dengan warna merah muda atau cokelat tua. Sebaliknya, wanita yang telat haid tidak mengalami perdarahan sama sekali.
2. Mual dan muntah
Mual dan muntah juga merupakan perbedaan telat haid dengan hamil yang mudah dikenali lainnya. Pada wanita hamil, mual dan muntah bisa terjadi sepanjang hari dan bertahan selama bulan pertama hingga keempat kehamilan. Gejala ini bisa disertai dengan meningkatnya ketajaman indra penciuman.
Sementara pada wanita yang telat haid, biasanya mereka cenderung tidak mengalami mual atau muntah dan tidak terdapat perubahan pada indra penciumannya.
3. Kelelahan
Wanita yang sedang hamil biasanya merasa mudah lelah pada awal-awal masa kehamilan dan akan membaik saat memasuki trimester kedua. Hal ini terjadi akibat tingginya kadar progesteron dalam tubuh.
Sementara itu, wanita yang telat haid tidak mengalami kelelahan. Kalaupun merasa sangat lelah, hal ini mungkin disebabkan oleh aktivitas fisik yang berat atau mengalami sindrom pramenstruasi (PMS) dan biasanya akan menghilang saat menstruasi dimulai.
4. Ngidam
Baik wanita yang telat haid maupun sedang hamil sama-sama bisa mengalami ngidam. Bedanya, ngidam pada wanita yang telat haid biasanya muncul akibat kondisi yang mendasari telat haid, misalnya stres. Ngidam ini menjadi salah satu cara mengalihkan stres dan tidak spesifik pada makanan tertentu.
Di sisi lain, ngidamnya wanita hamil bisa lebih spesifik, misalnya ingin makan durian atau mangga muda. Ngidam juga bisa dirasakan terus-menerus atau hanya sesekali selama masa kehamilan.
5. Kebiasaan makan
Selain ngidam, perbedaan telat haid dengan hamil juga bisa dilihat dari perubahan kebiasaan makan. Karena sering mengalami mual atau muntah, nafsu makan pada wanita hamil cenderung menurun. Di samping itu, wanita hamil mungkin tidak menyukai makanan tertentu karena aroma ataupun rasanya, padahal sebelumnya ia sukai.
Sementara pada wanita yang telat haid, mereka terkadang bisa mengalami peningkatan nafsu makan karena adanya perubahan hormon.
6. Perubahan pada payudara
Karena peningkatan kadar progesteron, payudara bengkak dan terasa nyeri bisa dialami oleh wanita yang mengalami telat haid maupun hamil. Bedanya, perubahan payudara pada wanita hamil kerap terjadi pada 1–2 minggu setelah ovulasi dan disertai perubahan puting areola menjadi lebih besar dan gelap.
Sementara pada wanita yang telat haid, perubahan payudara ini hanya berlangsung sebentar dan akan kembali normal setelah menstruasi muncul.
7. Kram perut
Kram perut menjadi perbedaan telat haid dengan hamil selanjutnya. Telat haid jarang sekali menimbulkan gejala kram perut. Namun, saat memasuki pramenstruasi, gejala ini bisa muncul pada 24–48 jam menjelang menstruasi. Rasa sakitnya akan berkurang saat menstruasi muncul.
Pada wanita hamil, kram perut ringan seperti menstruasi akan datang dan pergi selama beberapa hari. Kram ini tak hanya dirasakan di perut, tetapi juga punggung bagian bawah.
8. Perubahan suasana hati (mood swing)
Perubahan suasana hati bisa terjadi pada wanita yang telat haid dan hamil. Namun, pada wanita yang telat haid, mood swing bisa disebabkan karena stres atau PCOS. Bila kondisi ini ditangani dengan tepat, suasana hati bisa membaik dengan cepat.
Sementara pada wanita hamil, mood swing disebabkan oleh perubahan hormon dan dapat berlangsung sepanjang kehamilan.
Penting untuk mengenali perbedaan telat haid dengan hamil karena hal ini akan menentukan penanganan yang kamu dapatkan. Jika tanda yang kamu rasakan lebih mengarah ke kehamilan atau kamu ragu apakah gejala yang kamu rasakan mengarah ke tanda kehamilan atau telat haid, sebaiknya coba tes kehamilan dengan test pack.
Agar lebih akurat, coba lakukan tes ini dalam waktu sekitar 1 seminggu setelah telat haid. Bila test pack menunjukkan hasil yang positif, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter untuk dilakukan memastikan kehamilanmu.
Jika hasilnya negatif dan sudah 3 bulan berturut-turut tidak menstruasi, kamu juga perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebab telat haid yang dialami.