Pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI untuk bayi tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari kesiapan bayi untuk makan, jenis makanan yang diberikan, hingga cara pemberian MPASI yang tepat.
Pemberian MPASI pertama kepada bayi perlu dilakukan secara benar. Pasalnya, jika MPASI diberikan dengan jumlah, komposisi, dan waktu yang tidak tepat, bayi justru bisa jadi susah makan. Akibatnya, asupan nutrisi bayi tidak tercukupi, sehingga kesehatan serta tumbuh kembangnya pun dapat terganggu.
Strategi Pemberian MPASI yang Baik Menurut Anjuran Dokter
Ada 4 poin yang perlu diperhatikan dalam memberikan MPASI pertama pada bayi, yaitu:
1. Kesiapan bayi
Makanan pertama pendamping ASI dapat diberikan ketika bayi berusia 6 bulan. Pada usia tersebut, sistem pencernaannya sudah cukup berkembang sehingga bisa mencerna makanan padat dengan baik. Pemberian makanan padat, seperti bubur pisang, bubur nasi, atau bahkan bubur bayi kemasan, sebelum bayi mencapai usia 6 bulan cenderung berbahaya karena bayi belum siap menerimanya.
Selain usia, kesiapan Si Kecil untuk menerima MPASI juga dapat dilihat dari beberapa tanda berikut:
- Suka memasukkan tangan atau mainan ke dalam mulut
- Sudah bisa duduk dan menahan kepalanya dalam posisi tegak, walau masih membutuhkan sandaran untuk menahan tubuhnya
- Tertarik saat melihat seseorang makan, misalnya dengan bersuara “aah” atau mencoba meraih sendok atau makanan yang sedang Bunda atau Ayah pegang
- Adanya respons dari bayi dengan membuka mulutnya saat diberikan makanan atau sendok
- Mulai meraih makanan dan memasukkannya ke mulut
2. Jenis makanan yang diberikan
MPASI harus mengandung gizi seimbang agar dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta serat. MPASI perdananya juga harus dimulai dengan makanan yang sudah dihaluskan atau bisa juga makanan encer yang sudah disaring.
Secara bertahap, Bunda bisa mengubah tekstur makanan yang semula lebih encer atau cair menjadi semakin padat. Namun, pastikan Bunda tidak menambahkan gula, garam, atau penyedap rasa ke dalam MPASI-nya.
Berikut ini adalah tahapan MPASI perdana yang bisa diberikan kepada bayi:
-
Bubur khusus bayi
Bubur khusus bayi atau sereal bayi adalah salah satu jenis MPASI awal yang praktis dan mudah dibuat. Untuk memperkaya asupan nutrisi Si Kecil, Bunda bisa mencampurkan bubur atau sereal bayi dengan ASI atau susu formula.
-
MPASI sayur dan buah
Sesekali Bunda bisa memberikan Si Kecil sayur rebus atau kukus. Beberapa jenis sayuran yang baik untuk diberikan sebagai MPASI meliputi kentang, wortel, brokoli, dan ubi.
Tidak cuma sayur, buah-buahan tertentu, seperti melon, apel, alpukat, pisang, dan pepaya, juga baik untuk diberikan ke Si Kecil sebagai MPASI.
-
Finger food
Finger food adalah makanan yang dipotong kecil hingga seukuran jari Bunda, agar mudah digenggam dan dimakan oleh Si Kecil. Bunda dapat memberikan Si Kecil potongan pisang atau alpukat yang sudah matang sebagai finger food. Namun, finger food biasanya baru boleh diberikan kepada bayi mulai usia 9–12 bulan.
-
Makanan lanjutan
Jika sudah terbiasa mengonsumsi MPASI dan Si Kecil menikmatinya, coba berikan makanan lain, seperti nasi, roti, tahu, tempe, telur rebus, serta ikan dan daging. Jenis makanan ini sudah bisa diberikan ke Si Kecil saat usianya 9 bulan.
Namun, makanan-makanan tersebut tetap perlu Bunda masak hingga lunak atau cincang halus agar Si Kecil lebih mudah memakannya dan tidak tersedak.
Bunda juga dianjurkan untuk mengajari Si Kecil minum langsung dari cangkir atau gelas saat mulai memberikan MPASI. Hal ini akan melatih kemampuannya untuk minum, sekaligus baik untuk pertumbuhan giginya.
3. Frekuensi dan jumlah MPASI
Awalnya, bayi diberi makan setidaknya 2–3 kali sehari, dengan 1 kali makanan selingan atau camilan. Namun, setelah berusia 8–9 bulan, bayi sudah mulai bisa makan sebanyak 3 kali sehari. Selanjutnya, pada usia 12 bulan ke atas, bayi sudah bisa untuk makan 3–4 kali sehari.
Adapun jumlah MPASI awal yang disarankan adalah sekitar 2–3 sendok makan. Selanjutnya, Bunda bisa memperbanyak porsi MPASI secara bertahap sesuai nafsu makan Si Kecil.
4. Tidak memaksa bayi untuk makan
Pemberian MPASI harus dengan cara yang responsif. Artinya, Bunda disarankan untuk memberikan MPASI ketika Si Kecil mulai lapar dan berhenti memberikannya ketika ia sudah mulai kenyang atau menolak untuk makan. Agar lebih mudah, Bunda dianjurkan untuk memberikan Si Kecil MPASI teratur sesuai jadwal makannya.
Proses pengenalan MPASI untuk bayi memang tidak selalu berjalan lancar. Bahkan, tak jarang Si Kecil akan menolak makanan yang Bunda berikan dan tidak memakannya sama sekali. Meski begitu, Bunda tidak perlu cemas. Bila kali ini ia tidak tertarik, bersabarlah dan cobalah lagi di lain waktu.
Selain itu, pastikan Bunda tidak memaksa Si Kecil untuk mau makan atau menghabiskan makanan, supaya ia bisa menikmati makanannya setiap kali waktu makan tiba.
Berikan pula berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat, agar Si Kecil bisa mengenal lebih banyak rasa dan melatihnya tidak menjadi ‘pemilih makanan’. Bila Si Kecil menunjukkan minat untuk makan sendiri, berikan ia kesempatan sesekali untuk makan dengan tangannya langsung.
Namun, ingat! Pastikan makanan yang diberikan kepada Si Kecil selalu bersih, segar, dan tidak terlalu panas.
Sesuai dengan namanya, MPASI bersifat sebagai pendamping bukan untuk menggantikan asupan ASI atau susu formula sebagai sumber nutrisi utama bayi sehari-hari. Oleh sebab itu, Bunda dianjurkan untuk tetap menyusui Si Kecil hingga usianya 2 tahun.
Itulah informasi seputar panduan memperkenalkan MPASI untuk bayi yang perlu Bunda ketahui. Apabila Bunda masih merasa bingung untuk mulai memperkenalkan MPASI kepada Si Kecil, jangan ragu berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.