Buta warna parsial adalah jenis buta warna yang paling umum terjadi. Berbeda dengan buta warna total, buta warna ini membuat penderitanya memiliki persepsi yang berbeda ketika melihat warna sehingga sulit membedakan warna tertentu.
Secara umum, ada dua jenis penyakit buta warna, yaitu buta warna parsial (sebagian) dan buta warna total. Kedua jenis buta warna ini dibedakan berdasarkan kemampuan penderita untuk melihat dan mengenal warna.
Penderita buta warna parsial biasanya mengalami kesulitan membedakan sebagian warna saja. Sementara itu, buta warna total atau penglihatan monokromatik membuat penderitanya tidak dapat melihat warna sama sekali, sehingga dunia dan berbagai benda di sekitarnya akan terlihat berwarna hitam atau putih saja.
Buta Warna Parsial dan Penyebabnya
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab seseorang mengalami buta warna parsial, di antaranya:
1. Faktor keturunan
Buta warna parsial biasanya terjadi karena faktor keturunan. Misalnya, ayah atau ibu memiliki kelainan pada fotopigmen, yaitu zat yang berfungsi untuk mendeteksi warna dalam sel-sel kerucut yang ada di bagian belakang retina mata.
2. Cedera mata atau otak
Buta warna parsial juga bisa dipicu oleh cedera pada retina mata. Selain itu, cedera di kepala yang menimbulkan kerusakan bagian otak yang berfungsi untuk mengenal persepsi warna juga bisa menjadi pemicu buta warna parsial.
3. Penyakit tertentu
Kerusakan saraf di retina mata dan otak yang menyebabkan buta warna parsial bisa terjadi akibat penyakit tertentu, seperti glaukoma, degenerasi makula, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, stroke, dan diabetes.
4. Efek samping obat-obatan tertentu
Buta warna parsial juga bisa terjadi akibat efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat antipsikotik klorpromazin dan tioridazin, obat antituberkulosis etambutol, dan hydroxychloroquine. Namun, buta warna akibat efek samping obat-obatan biasanya dapat membaik dengan sendirinya saat pengobatan selesai.
5. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, fungsi penglihatan pun akan menurun. Risiko buta warna parsial meningkat pada lansia yang memiliki penyakit mata akibat penuaan, misalnya penyakit degenerasi makula dan katarak.
Buta Warna Parsial dan Jenisnya
Penyakit buta warna parsial sendiri digolongkan menjadi dua jenis, yaitu buta warna merah-hijau dan buta warna biru-kuning. Buta warna merah-hijau disebabkan oleh ketiadaan atau berkurangnya fungsi sel kerucut merah atau kerucut hijau pada retina. Buta warna jenis ini terbagi lagi menjadi empat macam, yaitu:
Deuteranopia
Tidak terdapat sel kerucut hijau membuat pengidap kondisi ini cenderung melihat warna merah menjadi kuning kecokelatan dan warna hijau menjadi krem.
Protanopia
Tidak terdapat sel kerucut merah membuat warna merah tampak abu-abu atau menghitam, sedangkan warna jingga dan hijau akan terlihat kuning. Penderita jenis buta warna parsial ini juga sulit membedakan warna ungu dan biru.
Protanomali
Terjadi akibat adanya gangguan fungsi fotopigmen merah sehingga warna jingga, merah, dan kuning tampak lebih gelap menyerupai warna hijau. Kondisi ini tidak begitu berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.
Deuteranomali
Pengidap deuteranomali melihat warna hijau dan kuning menjadi kemerahan dan sulit membedakan warna ungu dan biru. Kondisi ini disebabkan oleh fotopigmen hijau yang tidak normal.
Sementara itu, buta warna biru-kuning disebabkan oleh hilangnya atau tidak berfungsinya pigmen foto kerucut biru (tritan). Buta warna jenis ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Tritanomali
Adanya gangguan fungsi fotopigmen biru membuat penderita situasi ini melihat warna biru tampak lebih hijau serta sulit membedakan warna kuning dan merah. Kondisi ini sangat jarang terjadi.
Tritanopia
Tidak terdapat sel kerucut biru yang cukup menyebabkan warna biru lebih tampak hijau dan warna kuning tampak menjadi ungu atau abu-abu muda. Kondisi seperti ini juga sangat jarang terjadi
Buta warna parsial yang bersifat keturunan tidak dapat disembuhkan, karena tidak mungkin menggantikan sel pigmen warna di retina. Selama tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini tidak memerlukan penanganan khusus karena memang tidak menimbulkan gangguan kesehatan kronis.
Namun, jika buta warna parsial disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu atau kondisi kesehatan yang telah ada sebelumnya, konsultasikan ke dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter. Nantinya, dokter akan memberikan saran dan arahan sesuai kondisi.