Interferon alfa-2b adalah obat untuk mengatasi leukemia sel berambut (hairy cell leukemia), limfoma folikuler, kanker kulit melanoma, kutil kelamin (condyloma acuminata), hingga sarkoma Kaposi terkait AIDS. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan hepatitis B kronis atau hepatitis C kronis.

Interferon alfa-2b memiliki efek yang mirip dengan interferon alami tubuh. Obat ini akan mempengaruhi respon tubuh, termasuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan virus, menghambat proliferasi sel tumor/kanker, dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Interferon Alfa-2b

Merek dagang Interferon Alfa-2b: Multiferon

Apa Itu Interferon Alfa-2b

Golongan Obat resep
Kategori Interferon
Manfaat Mengatasi leukemia, limfoma, kanker kulit, atau mengobati kutil kelamin, hepatitis B kronis, atau hepatitis kronis
Dikonsumsi oleh Dewasa
Interferon alfa-2b untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Kategori X (interferon alfa-2b yang dikombinasikan dengan ribavirin): Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin.

Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.

Interferon alfa-2b dapat terserap ke dalam ASI. Jadi, obat ini tidak boleh digunakan selama menyusui.

Bentuk obat Suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Interferon Alfa-2b

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan interferon alfa-2b, yaitu:

  • Jangan menggunakan interferon alfa-2b jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Jangan menggunakan interferon alfa-2b jika Anda menderita hepatitis autoimun atau penyakit hati yang parah.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit mata, PPOK,  asma, diabetes, sistem imun lemah, penyakit tiroid, radang usus, penyakit ginjal, gangguan pembekuan darah, emboli paru, penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati, atau pernah menjalani transplantasi organ.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, atau gangguan mental, seperti depresi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu,
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek samping serius setelah mengonsumsi interferon alfa-2b.

Dosis dan Aturan Pakai Interferon Alfa-2b

Berikut ini adalah dosis Interferon Alfa-2b suntik untuk orang dewasa berdasarkan kondisi yang ingin ditangani:

  • Kondisi: Kutil kelamin (condyloma acuminata)
    Dosisnya adalah 1 juta unit, disuntikkan ke setiap lesi, 3 kali seminggu, selama 3 minggu. Dosis dapat diulang setelah 12–16 minggu.
  • Kondisi: Leukemia sel berambut (hairy cell leukemia)
    Dosisnya 2 juta unit/m2 luas tubuh, dengan suntikan melalui otot (intramuskular/IM) atau ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu selama 6 bulan atau sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
  • Kondisi: Hepatitis C kronis
    Dosisnya 3 juta unit, dengan suntikan melalui otot (intramuskular/IM) atau ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu. Durasi pengobatan 6–12 bulan jika digunakan bersama ribavirin. Durasi pengobatan 6–18 bulan sebagai monoterapi.
  • Kondisi: Hepatitis B kronis aktif
    Dosisnya 5–10 juta unit, dengan suntikan melalui otot (intramuskular/IM) atau ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu, selama 4–6 bulan atau 5 juta unit per hari selama 16 minggu.
  • Kondisi: Melanoma
    Dosis awal 20 juta unit/m2 luas tubuh per hari, dengan suntikan melalui pembuluh darah (intravena/IV), 5 hari per minggu, selama 4 minggu. Dosis perawatan 10 juta unit/m2 luas tubuh, dengan suntikan ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu, selama 48 minggu.
  • Kondisi: Sarkoma Kaposi terkait AIDS
    Dosisnya 30 juta unit/m2 luas tubuh, dengan suntikan melalui otot (intramuskular/IM) atau ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu.
  • Kondisi: Leukemia myeloid kronis
    Dosisnya 4–5 juta unit/m2 luas tubuh, dengan suntikan ke bawah kulit (subkutan/SC), hingga kondisi membaik.
  • Kondisi: Tumor karsinoid
    Dosisnya 3–9 juta unit, dengan suntikan ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu. Untuk kondisi parah, dosisnya 5 juta unit per hari.
  • Kondisi: Limfoma folikuler
    Sebagai tambahan kemoterapi, 5 juta unit, dengan suntikan ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu selama 18 bulan.
  • Kondisi: Multiple myeloma
    Sebagai dosis perawatan setelah kemoterapi, 3 juta unit/m2, dengan suntikan ke bawah kulit (subkutan/SC), 3 kali seminggu.

Cara Menggunakan Interferon Alfa-2b dengan Benar

Interferon alfa-2b suntik akan diberikan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter. Ikuti instruksi dan anjuran yang diberikan oleh dokter selama menjalani pengobatan dengan interferon alfa-2b.

Interferon alfa-2b akan disuntikkan secara langsung ke lesi kulit atau melalui otot (intramuskular/IM), atau bawah kulit (subkutan/SC). Interferon alfa-2b juga bisa diberikan melalui suntikan intravena (IV) secara perlahan selama 20 menit. Rute pemberian obat akan disesuaikan dengan kondisi yang ingin ditangani.

Selama menjalani pengobatan dengan interferon alfa-2b, Anda akan diminta untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk pemeriksaan darah, tes fungsi hati, atau pemeriksaan jantung.

Interaksi Interferon Alfa-2b dengan Obat Lain

Penggunaan interferon alfa-2b bersama obat lain bisa menyebabkan beberapa efek interaksi, antara lain:

  • Berkurangnya pembuangan teofilin dari dalam tubuh, sehingga kadarnya di dalam darah meningkat
  • Peningkatan efek mielosupresif dari interferon alfa 2-b jika digunakan dengan zidovudine  

Efek Samping dan Bahaya Interferon Alfa-2b

Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan Interferon Alfa-2b adalah:

  • Gejala flu, seperti pilek atau hidung tersumbat
  • Sakit kepala atau pusing
  • Rasa lelah yang tidak biasa
  • Mual, muntah, hilang nafsu makan
  • Diare atau sakit perut
  • Rambut menipis
  • Nyeri, bengkak, atau iritasi di lokasi penyuntikan suntik

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak segera membaik atau semakin parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut ini:

  • Demam, batuk, atau sesak napas
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram
  • Nyeri perut yang disertai dengan diare berdarah
  • Depresi, kebingungan, munculnya pikiran untuk bunuh diri
  • Gagap, gangguan keseimbangan, kelemahan atau atau mati rasa pada satu sisi tubuh
  • Gangguan jantung, yang bisa ditandai dengan nyeri dada atau denyut jantung cepat
  • Kambuhnya gejala penyakit autoimun, seperti sendi bengkak atau terasa nyeri
  • Gangguan hati atau pankreas, yang bisa ditandai dengan kehilangan nafsu makan, nyeri pada perut, mual, muntah, urine lebih gelap, atau penyakit kuning