Istilah pasteurisasi pada makanan dan minuman mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Proses ini memiliki banyak manfaat, terutama dalam menjaga keamanan pangan dan memperpanjang umur simpan produk. Yuk, kenali lebih jauh tentang pasteurisasi lewat artikel ini.
Pasteurisasi adalah teknik pemanasan pada produk makanan atau minuman dengan tujuan mengurangi jumlah mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit atau mempercepat pembusukan.
Proses pasteurisasi terdiri dari beberapa metode berdasarkan suhu dan waktu pemanasan, seperti:
- Ultra high temperature (UHT), yaitu pemanasan dengan suhu 138–150ºC selama 1–2 detik.
- High temperature short time (HTST), yaitu pemanasan pada suhu 72ºC selama 15 detik.
- Low temperature long time (LTLT), yaitu pemanasan pada suhu 62,5ºC selama 30 menit.
Manfaat Proses Pasteurisasi
Pasteurisasi memiliki berbagai manfaat penting yang membuatnya banyak diterapkan dalam industri makanan dan minuman, seperti:
1. Membunuh kuman berbahaya
Pasteurisasi dapat mengurangi risiko kontaminasi bakteri patogen, seperti Listeria, Salmonella, dan Brucella, yang dapat menyebabkan penyakit serius jika dikonsumsi dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi.
2. Memperpanjang umur simpan produk
Karena dapat menekan jumlah kuman berbahaya dalam produk, proses pasteurisasi mampu memperpanjang umur simpan makanan dan minuman sehingga lebih tahan lama dibandingkan produk yang tidak dipasteurisasi.
3. Menjaga keamanan konsumsi
Produk yang telah dipasteurisasi lebih aman untuk dikonsumsi, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem imun lemah. Proses ini mengurangi risiko infeksi akibat bakteri berbahaya.
4. Menjaga kualitas produk
Meskipun mengalami pemanasan, banyak nutrisi penting seperti protein, lemak, dan mineral tetap terjaga dalam produk yang dipasteurisasi, sehingga manfaat gizinya masih bisa dinikmati oleh konsumen.
5. Mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui makanan
Berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dalam makanan, seperti keracunan makanan dan infeksi bakteri dari susu atau daging mentah, dapat dicegah dengan konsumsi produk yang telah dipasteurisasi.
Nah, walau punya beragam manfaat, pasteurisasi tetap tidak luput dari kekurangan, ya. Saat terpapar panas, rasa, warna, aroma, bahkan bentuk asli dari makanan atau minuman bisa saja berubah.
Selain itu, meski awalnya kumannya sudah hilang, tetapi kontaminasi kuman masih bisa terjadi jika penyimpanan atau pengolahan lanjutan dari makanan atau minuman tersebut tidak sesuai dengan ketentuan.
Jenis Makanan dan Minuman yang Dipasteurisasi
Banyak produk makanan dan minuman yang melewati proses pasteurisasi, seperti:
- Susu dan produk olahannya, seperti keju, yoghurt, es krim, dan mayones
- Telur atau olahan telur
- Daging olahan
- Kacang-kacangan, seperti kacang almond
- Produk berbasis tepung seperti roti dan sereal
- Madu, terutama di industri makanan
- Minuman berbasis nabati, seperti susu kedelai dan susu almond
Produk yang telah dipasteurisasi biasanya memiliki label “pasteurisasi” atau "pasteurized" di kemasannya. Meskipun sudah dipasteurisasi, beberapa produk seperti susu dan jus tetap harus disimpan dalam lemari pendingin untuk menjaga kualitas dan keamanannya.
Produk seperti susu UHT melalui proses pemanasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasteurisasi biasa, sehingga memiliki umur simpan lebih lama tanpa perlu pendinginan sebelum kemasan dibuka. Susu UHT dapat bertahan hingga 90 hari dalam suhu ruang jika masih dalam kemasan tertutup.
Meskipun pasteurisasi membantu membunuh sebagian besar bakteri, kontaminasi tetap dapat terjadi jika penyimpanan dan pengolahan lanjutan tidak dilakukan dengan benar. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas produk pasteurisasi adalah:
- Simpan produk sesuai dengan petunjuk pada kemasan, misalnya di dalam kulkas jika diperlukan.
- Pastikan kemasan tetap tertutup rapat sebelum digunakan.
- Konsumsi produk sebelum tanggal kedaluwarsa yang tertera.
Nah, jadi sudah jelas ya, kalau makanan dan minuman yang sudah dipasteurisasi aman untuk dikonsumsi. Jika masih bingung atau ragu tentang proses sterilisasi yang tepat untuk jenis makanan lain, tanyakan langsung ke dokter, ya.