Istilah pasteurisasi pada makanan dan minuman mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Saking bermanfaatnya, produk yang sudah dipasteurisasi bahkan direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh orang-orang dengan kondisi medis tertentu. Yuk, kenali lebih jauh tentang pasteurisasi lewat artikel ini.
Pasteurisasi adalah teknik sterilisasi produk makanan atau minuman dengan cara dipanaskan dengan suhu yang tinggi dalam kurun waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme yang ada di dalam sebuah produk makanan.
Manfaat Proses Pasteurisasi dan Risikonya
Sebenarnya banyak kekhawatiran kalau proses pasteurisasi yang membuat makanan terpapar suhu tinggi ini bisa mengubah nilai gizinya. Faktanya, tidak banyak nutrisi yang hilang kok saat makanan atau minuman melewati proses pasteurisasi.
Contohnya, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral mungkin memang akan berkurang sedikit kadarnya setelah dipanaskan, tapi penurunannya tidak signifikan. Jadi kamu tidak perlu khawatir yang berlebihan.
Bahkan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses pasteurisasi yang tujuannya adalah membunuh kuman justru bisa membuat umur simpan produk jadi lebih lama dibandingkan dengan produk yang tidak melalui proses ini.
Selain itu, dengan terbunuhnya kuman, risiko terjadinya keracunan makanan akibat kontaminasi kuman tertentu, seperti Listeria, Salmonella, atau Brucella, juga bisa menurun.
Infeksi kuman-kuman tersebut bisa lebih fatal jika terjadi pada ibu hamil, anak-anak, dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kondisi kesehatan tertentu, misalnya kanker.
Nah, walau punya beragam manfaat, pasteurisasi tetap tidak luput dari kekurangan, ya. Saat terpapar panas, rasa, warna, aroma, bahkan bentuk asli dari makanan atau minuman bisa saja berubah.
Selain itu, meski awalnya kumannya sudah hilang, tetapi kontaminasi kuman masih bisa terjadi jika penyimpanan atau pengolahan lanjutan dari makanan atau minuman tersebut tidak sesuai dengan ketentuan.
Jenis-Jenis Makanan yang Melalui Proses Pasteurisasi
Berdasarkan suhu saat pemanasan ada beberapa jenis sterilisasi makanan dan minuman yang bisa dilakukan, yaitu:
- Ultra high temperature (UHT), yaitu saat suhu yang digunakan mencapai 138–150oC selama 1–2 detik
- High temperature short time treatment, yaitu saat suhu yang digunakan 72oC selama 15 detik
- Low temperature long time treatment, yaitu saat suhu yang digunakan 62,5oC selama 30 menit
Prosedur pasteurisasi umumnya menggunakan jenis high temperature short time treatment, yaitu saat suhu yang digunakan 72oC selama 15 detik. Hanya ada beberapa jenis makanan atau minuman yang bisa melewati prosedur ini, yaitu:
- Susu dan produk olahannya, seperti keju, yoghurt, es krim, mayones, atau krim
- Jus kemasan
- Telur
- Daging
- Kacang-kacangan, seperti kacang almond dan kacang tanah
- Tepung dan produk olahannya, seperti roti dan sereal
Makanan dan minuman yang telah dipasteurisasi biasanya memiliki label “pasteurisasi” atau “pasteurized” di kemasannya. Meski sudah dipasteurisasi, jus kemasan, susu, dan produk olahannya sebaiknya segera dimasukkan ke kulkas karena produk tersebut tidak bisa bertahan lama dalam suhu ruangan.
Namun, jika produk tersebut melalui proses UHT dan segera dikemas dalam kemasan kedap udara, biasanya umur simpan di dalam suhu ruang bisa lebih lama, hingga mencapai 90 hari sebelum kemasan dibuka. Susu kemasan atau dikenal juga dengan susu UHT adalah produk yang paling sering melalui proses UHT.
Nah, jadi sudah jelas ya, kalau makanan dan minuman yang sudah dipasteurisasi aman untuk dikonsumsi. Jika masih bingung atau ragu tentang proses sterilisasi yang tepat untuk jenis makanan lain, tanyakan langsung ke dokter, ya.