Tali pusar atau tali pusat akan dipotong sesaat setelah bayi dilahirkan hingga hanya menyisakan sedikit bagian. Sisa tali pusar ini perlu dijaga kebersihannya sampai terlepas dengan sendirinya. Perawatan ini penting dilakukan agar tali pusar tidak terinfeksi dan menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi.
Selama berada di dalam kandungan, janin mendapatkan asupan makanan dan oksigen dari plasenta atau ari-ari yang melekat pada dinding rahim. Kedua asupan tersebut disalurkan melalui tali pusar yang terhubung dengan tubuh janin.
Setelah bayi lahir, tali pusar beserta ari-arinya ini tidak lagi dibutuhkan dan akhirnya dipotong. Proses pemotongan ini meninggalkan sisa tali sepanjang 2–3 cm yang melekat pada pusar bayi.
Biasanya, sisa tali pusar ini akan mengering secara bertahap dan terlepas dengan sendirinya dalam waktu 10–14 hari atau bahkan lebih lama. Namun, sebelum tali pusar terlepas, penting untuk selalu menjaga kulit di sekitarnya tetap bersih dan kering guna mencegah infeksi serta membantu tali pusar copot dan pulih lebih cepat.
Cara Menjaga Kebersihan dan Merawat Tali Pusar Bayi
Proses mengeringnya tali pusar hingga terlepas membutuhkan waktu. Selama itu, Bunda harus membersihkannya dengan tepat dan hati-hati guna mencegah infeksi pada area di sekitar tali pusar.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk merawat dan membersihkan tali pusar:
1. Bersihkan area sekitar tali pusar setidaknya satu kali sehari
Pastikan Bunda membersihkan kulit di sekitar tali pusar Si Kecil setidaknya sekali setiap harinya, terutama ketika mengganti popok atau memandikannya. Bunda bisa menggunakan kapas yang telah direndam di dalam air hangat dan sabun bayi yang berbahan lembut.
Setelah itu, jangan lupa untuk selalu mengeringkan kulit Si Kecil dengan cara menepuk-nepuknya menggunakan kain bersih dan kering secara lembut.
2. Hindari membersihkan tali pusar dengan alkohol
Bunda mungkin pernah mendengar anjuran untuk membersihkan sisa tali pusar menggunakan alkohol setiap mengganti popok. Pernyataan ini telah berubah karena kini para peneliti menyatakan bahwa pusar bisa lebih cepat lepas dan sembuh jika dibiarkan begitu saja.
Apabila sisa tali pusar kotor atau lengket, Bunda cukup membersihkannya dengan air, lalu keringkan dengan kain yang mudah menyerap air. Bunda juga bisa mengeringkannya dengan menggunakan kipas.
Selain itu, hindari membersihkan sisa tali pusar dengan antiseptik karena justru membuat tali pusar sulit kering dan lebih lama lepas.
3. Perhatikan penggunaan popok pada bayi
Jika Si Kecil memakai popok, pastikan ujung popok berada di bawah tali pusar atau tidak menutupi pusar. Bila popok terlalu panjang, potong atau lipat ujung popok agar pusar tetap terkena udara dan tidak bergesekan dengan popok.
Selain bertujuan untuk menjaga pusar tetap kering, hal ini juga dapat mencegah pusar terkena kotoran atau urine dari popok yang dapat menyebabkan iritasi.
4. Mandikan bayi dengan hati-hati
Selama tali pusar belum terlepas, jagalah agar posisi permukaan air selalu berada di bawah pusar saat memandikan Si Kecil. Hal ini harus Bunda terapkan hingga tali pusar lepas dan sembuh.
Bunda juga bisa menggunakan spons atau waslap untuk menyeka tubuh Si Kecil agar tali pusar tidak langsung terkena air. Bayi biasanya baru bisa dimandikan secara menyeluruh atau dengan badan terendam setelah sisa tali pusar terlepas.
5. Kenakan pakaian yang tepat untuk bayi
Biarkan Si Kecil hanya mengenakan popok dan kaus longgar jika cuaca terasa panas. Hal ini dilakukan agar sirkulasi udara tetap terjaga dan mempercepat keringnya sisa tali pusar. Hindari memakaikan Si Kecil dengan pakaian model bodysuit atau yang menutupi seluruh tubuh.
Selain itu, ganti pakaian bayi secara berkala dan jaga kebersihan area tali pusar untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi.
Tali pusar akan lepas dengan sendirinya sehingga Bunda tidak perlu berusaha untuk mencopotnya. Ketika sisa tali pusar lepas, akan ada sedikit darah di pusar Si Kecil. Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena ini adalah hal yang normal terjadi.
Selain itu, terkadang ada cairan bening atau kekuningan dan sisa jaringan pusar yang disebut umbilical granulomas. Sisa jaringan ini dapat hilang dengan sendirinya atau ditangani oleh dokter anak bila memang diperlukan.
Jika Si Kecil menangis saat kulit di sekitar pusarnya disentuh atau muncul gejala infeksi tali pusar, seperti demam, pusar berdarah atau bernanah, serta kemerahan dan bengkak di kulit sekitar pusar, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.