Jahitan operasi robek bisa terjadi akibat beberapa kondisi. Hal ini juga rentan terjadi bila operasi dilakukan di area gerak tubuh, seperti perut atau lutut. Meski belum tentu berbahaya, jahitan operasi yang terbuka sebaiknya tidak dianggap sepele, terlebih bila robeknya besar atau disertai tanda infeksi
Jahitan operasi robek ditandai dengan terbukanya luka bekas sayatan bedah. Kondisi ini bisa terjadi setelah jenis operasi apa pun. Namun, jahitan robek lebih umum dialami setelah operasi di area perut, anus, atau bagian tubuh yang sering digerakkan, misalnya lutut.
Selain jahitan yang terbuka, kondisi ini juga ditandai dengan keluarnya nanah, terjadinya pembengkakan, dan tampak kemerahan. Bahkan, jaringan lemak atau otot di bawahnya bisa saja terlihat atau menonjol.
Risiko terjadinya jahitan operasi yang robek dapat meningkat pada beberapa kondisi, seperti:
- Infeksi di jahitan bekas operasi
- Malnutrisi
- Penurunan aliran darah ke area jahitan, misalnya karena diabetes yang tidak terkontrol
- Muntah, bersin, batuk, atau kebiasaan mengejan terlalu keras sehingga memberi tekanan besar ke perut
- Kebiasaan mengangkat beban berat atau berulang yang akhirnya menekan jahitan di perut
- Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang
Cara Mengatasi Jahitan Operasi Robek
Jahitan operasi robek biasanya diketahui saat Anda mengganti perban secara mandiri di rumah sebagai prosedur perawatan luka. Bila Anda melihat sedikit robekan di bekas operasi tetapi jaringan lainnya mengering, tidak disertai perdarahan, atau tanda infeksi, cukup rawat luka operasi dengan benar.
Jahitan operasi yang robeknya kecil biasanya tidak memerlukan perawatan medis segera karena dapat menutup dengan sendirinya. Namun, bila robekannya besar atau ada tanda infeksi, seperti muncul nanah, bau tidak sedap, nyeri, atau ruam yang luas, maka perlu perawatan medis.
Bila kondisi itu terjadi, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan perawatan segera. Bila ditunda atau dibiarkan tanpa penanganan, justru bisa memperlama proses penyembuhan dan memperburuk tanda-tanda infeksi.
Berikut ini adalah beberapa cara menangani jahitan operasi robek yang umum dilakukan dokter:
1. Pembersihan luka
Jaringan mati yang menutupi luka operasi membuat luka lama sembuh dan jaringan yang baru tumbuh di sekitarnya mudah robek atau rapuh. Sebagai penanganan jahitan operasi yang robek, dokter akan membersihkan luka terlebih dahulu dari jaringan mati maupun kotoran.
2. Pengeluaran nanah
Jika jahitan operasi robek disebabkan oleh penumpukan gumpalan darah atau nanah di bawah kulit, dokter akan mengeluarkannya dengan tindakan medis yang bisa saja didahului pemberian obat bius bila memang dibutuhkan.
Pengeluaran nanah dapat dilakukan secara manual dengan menekan jaringan berisi nanah, baik disertai sayatan kecil maupun tidak. Selain itu, tindakan ini juga bisa dilakukan dengan teknik negative pressure wound therapy (NPWT).
Teknik ini menggunakan pompa dan selang hisap untuk menyedot nanah. NPWT juga dapat mencegah infeksi, meningkatkan aliran darah, menghilangkan penumpukan, dan mendorong pertumbuhan jaringan baru.
3. Penanganan terhadap faktor risiko
Dokter juga akan mengatasi jahitan operasi robek sesuai dengan faktor risiko yang dialami penderita. Sebagai contoh, jika penderita mengalami diabetes, dokter akan mengendalikan kadar gula darah dengan obat-obatan antidiabetes.
4. Pemberian obat pereda nyeri
Dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit yang menetap saat jahitan operasi robek. Pemilihan jenis obatnya pun akan disesuaikan dengan tingkat keparahan nyeri dan kondisi medis pasien. Beberapa pilihan obat antinyeri yang umum diresepkan adalah paracetamol, ketorolac, dan celecoxib.
5. Pemberian antibiotik
Selain obat pereda nyeri, dokter juga akan memberikan antibiotik untuk mengatasi jahitan operasi robek yang disertai infeksi bakteri. Antibiotik yang diresepkan dokter umumnya berupa obat minum, baik tablet atau kapsul.
Infeksi pada luka bekas operasi perlu ditangani, karena bila menetap bisa menghambat proses penyembuhan luka atau bahkan menimbulkan penyebaran luka ke organ lain.
Agar dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah jahitan operasi robek kembali, beberapa hal berikut dapat dilakukan, yaitu:
- Hindari mengangkat beban berat.
- Jangan melakukan aktivitas berat, termasuk olahraga.
- Konsumsi makanan tinggi protein.
- Jauhi rokok maupun paparan asapnya.
- Hindari mengonsumsi miuman beralkohol.
Apabila Anda mengalami tanda maupun gejala jahitan operasi robek, terutama jika robekannya lebar dan disertai tanda infeksi, segeralah ke dokter untuk mendapatkan penanganan sesuai kondisi Anda.