Bahaya mengonsumsi daging babi bisa muncul, jika daging ini dikonsumsi terlalu sering atau dimasak tidak matang. Itulah sebabnya pengolahan menjadi kunci penting dalam menikmati daging babi, agar tetap dapat menikmati tanpa khawatir akan risiko terjadinya penyakit, seperti kanker hati atau hepatitis E.
Pengolahan daging babi harus dilakukan dengan tepat, untuk mematikan bakteri atau virus di dalamnya. Ini artinya, Anda harus mengonsumsi daging babi yang benar-benar matang, yang ditandai dengan tidak adanya lapisan daging berwarna merah atau merah muda.
Selain teknik pengolahan yang tidak tepat, konsumsi daging babi secara berlebihan juga bisa memicu gangguan kesehatan. Pasalnya, kandungan lemak jenuh dalam daging babi sangat tinggi dan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Jika kadar kolesterol darah tinggi, risiko terjadinya penyakit jantung pun akan meningkat.
Risiko Penyakit di Balik Bahaya Mengonsumsi Daging Babi
Selain memicu penyakit jantung, konsumsi daging babi juga berisiko menyebabkan berbagai penyakit berikut ini:
1. Infeksi parasit (cacingan)
Perlu diketahui, mengonsumsi daging babi yang masih mentah atau setengah matang berisiko tinggi menyebabkan infeksi parasit. Hal ini bisa terjadi jika daging babi yang Anda konsumsi mengandung cacing pita dan cacing Trichinella spiralis.
Cacing pita babi (Taenia solium) sebenarnya tidak berbahaya, tetapi tak jarang menimbulkan penyakit sistiserkosis yang dapat menyebabkan epilepsi. Sementara itu, cacing Trichinella spiralis merupakan cacing gelang parasit yang menyebabkan penyakit trichinosis dengan gejala berupa diare, sakit perut, atau mual.
2. Kanker hati dan sirosis
Meski masih perlu diteliti lebih lanjut, sebuah penelitian menunjukkan adanya kaitan antara mengonsumsi daging babi dengan munculnya penyakit hati, terutama kanker hati dan sirosis.
Hal ini diduga karena senyawa N-nitroso yang kerap ditemukan dalam produk olahan daging babi, yang dimasak pada suhu tinggi. Selain itu, tingginya kandungan lemak tak jenuh ganda pada daging babi juga dapat mendasari terjadinya penyakit hati.
Selain kanker hati, penelitian menunjukkan bahaya mengonsumsi daging babi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar dan kanker payudara pada wanita.
3. Hepatitis E
Infeksi hepatitis E biasanya diakibatkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Namun, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh konsumsi daging babi yang masih mentah atau setengah matang, terutama organ hatinya.
4. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang selaput pelindung saraf dan saraf tulang belakang. Para peneliti menemukan adanya kaitan antara mengonsumsi daging babi dengan peningkatan risiko terjadinya multiple sclerosis.
Hal ini diduga akibat kandungan prion, yaitu protein yang dapat memicu gangguan dan kerusakan saraf.
Tips Menghindari Bahaya Mengonsumsi Daging Babi
Sama seperti jenis daging lainnya, daging babi dapat diolah dengan beragam cara. Namun untuk menghindari bahaya daging babi, perhatikan beberapa hal di bawah ini sebelum Anda mengolah dan mengonsumsinya:
- Cek label produk daging babi sebelum membeli. Pilihlah produk daging babi yang telah memiliki ijin edar.
- Cuci bersih kedua tangan sebelum mengolah daging babi.
- Pilihlah potongan daging babi tanpa lemak.
- Hindari menggoreng daging babi dengan minyak. Proses menggoreng akan meningkatkan jumlah kalori pada daging babi, karena lemak dari minyak akan terserap ke dalam daging.
- Jika Anda makan di restoran, pesanlah menu daging babi yang direbus atau dipanggang daripada digoreng, sebagai pilihan yang lebih sehat.
- Hindari menambahkan lemak babi ke dalam makanan atau sebagai bahan untuk mengolah masakan.
- Hindari mengonsumsi daging babi mentah atau memasaknya setengah matang, karena dapat memicu terjadinya infeksi cacing dan hepatitis.
Daging babi memang merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral yang baik bagi tubuh. Mengonsumsi daging ini pun dapat memberikan berbagai manfaat, seperti meningkatkan performa fisik dan massa otot.
Namun, pastikan pemilihan dan pengolahan daging dilakukan dengan tepat, untuk mencegah bahaya mengonsumsi daging babi. Satu hal lagi, hindari mengonsumsi daging babi secara berlebihan, yakni tidak lebih dari 0,8–1 gram/kgBB per hari. Hal ini karena daging babi mengandung asam lemak jenuh yang cukup tinggi.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti kolesterol tinggi maupun riwayat sakit jantung, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum konsumsi daging babi. Dengan melakukan konsultasi, dokter akan membantu memberikan saran makanan, termasuk jumlah dan cara mengolah daging, agar bahaya konsumsi daging babi pun bisa dihindari.