Bekerja dengan giat memang baik, tapi jangan sampai membuat kamu lupa untuk beristirahat. Kalau sudah merasakan beberapa tanda kamu butuh cuti kerja, artinya kamu perlu segera melakukannya. Cari tahu tanda-tandanya di artikel ini, yuk!
Tidak sedikit orang yang menyia-nyiakan kesempatan untuk cuti karena kesibukan pekerjaan. Padahal, menyisihkan sedikit waktu untuk beristirahat itu sangat penting, lho. Saat cuti, kamu bisa melakukan beragam aktivitas yang bisa membuatmu senang, mulai dari bersantai di rumah hingga berlibur ke luar kota.
Manfaat Cuti Kerja
Mengambil cuti dari pekerjaan bisa membawa serangkaian manfaat bagi kesehatanmu, baik fisik maupun mental. Berikut ini adalah beberapa manfaat cuti kerja yang bisa kamu peroleh:
- Mengurangi dan mengontrol stres
- Memulihkan energi
- Menjernihkan pikiran
- Menjaga suasana hati tetap baik
- Meningkatkan produktivitas dan kreativitas
Menyempatkan waktu untuk cuti juga dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas.
Tidak hanya itu, studi juga menyebutkan bahwa orang yang rutin berlibur serta memiliki kehidupan kerja dan pribadi yang seimbang (work life balance) berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit tertentu, misalnya serangan jantung atau stroke.
Tanda-Tanda Kamu Butuh Cuti Kerja
Ada beberapa hal yang menandakan bahwa kamu butuh waktu untuk beristirahat dan cuti kerja, di antaranya:
1. Motivasi kerja menurun
Kamu sering merasa malas dan tidak ada motivasi saat harus bekerja? Atau pekerjaanmu menjadi terasa sangat monoton? Hal-hal ini bisa menjadi tanda utama kamu butuh cuti. Soalnya, salah satu penyebab menurunnya motivasi, terutama pada aktivitas yang biasanya dinikmati, adalah tingkat stres yang tinggi.
2. Konsentrasi menurun
Konsentrasi yang menurun akan membuat kamu susah fokus pada tugas yang sedang dikerjakan, sehingga membuatmu merasa lebih sulit bekerja atau membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas dan deadline.
Menurunnya konsentrasi saat melakukan banyak hal, termasuk saat bekerja, bisa jadi menandakan bahwa kamu sudah lelah secara fisik dan mental untuk menyelesaikan pekerjaanmu. Jika kamu merasakannya, ini merupakan tanda kamu butuh cuti.
3. Kebiasaan makan berubah
Berubahnya kebiasaan makan juga dapat menjadi indikator bahwa kamu sedang stres dan butuh istirahat, termasuk cuti dari pekerjaan. Saat kebiasaan makan berubah, kamu mungkin mendapati dirimu makan lebih sedikit atau justru lebih banyak daripada biasanya.
4. Kekurangan energi
Kalau kamu sering merasa lemas atau tidak berenergi untuk bekerja meski merasa sudah makan dan tidur dengan benar, ini juga bisa menjadi tanda kamu sedang mengalami stres yang berlebihan (burnout). Jika begitu, cobalah beristirahat dari rutinitas pekerjaanmu dengan mengambil cuti kerja.
5. Lebih sering sakit
Apakah akhir-akhir ini kamu jadi lebih mudah terserang penyakit, seperti flu atau batuk pilek? Jika iya, sebaiknya segeralah ambil cuti dari pekerjaanmu untuk sejenak beristirahat.
Soalnya, sering sakit juga bisa menjadi pertanda kamu mengalami stres parah. Stres berat bisa mengakibatkan sistem imunitas tubuhmu melemah, sehingga kamu rentan sakit.
6. Merasa hampa dan tidak semangat
Rutinitas dan kesibukan sehari-hari, backlog pekerjaan yang semakin menumpuk, ditambah lagi adanya masalah tertentu dalam hidup, seperti konflik keluarga, tentu bisa membuat kamu stres berat. Ingat, kamu tidak harus menyelesaikannya semua sekaligus, kok.
Jika sudah merasa tidak mampu lagi menjalani beban dan tantangan dalam hidupmu, ini artinya kamu butuh cuti untuk beristirahat dan me time.
Waktu cuti juga penting untuk mengembalikan semangat dan kesehatan mentalmu, apalagi jika sudah membuatmu merasa hampa, tidak semangat, atau bahkan mengalami gejala depresi, seperti susah tidur, tidak lagi menikmati hobi, perubahan gairan seksual, atau cenderung ingin menyendiri dan menjauhi orang terdekatmu.
Ingat, jangan anggap enteng tanda-tanda tersebut kalau kamu merasakannya agar kamu tidak merasa semakin tersiksa dalam menjalankan pekerjaanmu. Kalau kamu sudah menyempatkan waktu untuk cuti tapi tetap berat untuk bekerja, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran lebih lanjut.