Batuk merupakan respons alami tubuh untuk mengeluarkan dan membersihkan zat asing atau iritan dari dalam tenggorokan atau saluran pernapasan. Secara umum, batuk dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batuk berdahak dan tidak berdahak.
Biasanya batuk hanya terjadi sesekali dan tidak bertahan lama. Meski sebagian batuk dapat sembuh dengan sendirinya, namun jangan juga dianggap remeh. Batuk perlu disikapi dengan tepat, agar tidak mengganggu aktivitas dan tidak berkembang menjadi kondisi yang akan memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan, seperti penurunan nafsu makan, lemas, sakit kepala, insomnia, hingga luka pada tenggorokan.
Penyebab dan Faktor Risiko Batuk
Batuk umumnya terjadi karena adanya gangguan pada saluran pernapasan, yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Peradangan dan infeksi saluran pernapasan, seperti faringitis, laringitis, sinusistis, dan tuberkulosis, seringkali ditandai dengan gejala batuk.
Selain itu, batuk dapat disebabkan oleh iritasi pada saluran pernapasan, baik karena debu, kotoran, atau polusi. Batuk juga dapat terjadi akibat reaksi alergi.
Siapapun dapat mengalami batuk, tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya batuk serta memperparah batuk yang sudah ada, antara lain:
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Memiliki riwayat alergi atau asma.
- Tinggal atau beraktivitas di lingkungan yang kotor dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
- Mengalami penyakit paru, seperti bronkiektasis dan PPOK.
Cara Cepat Mengatasi Batuk
Umumnya batuk akan sembuh sendiri dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus. Meski begitu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhannya, yaitu:
- Mencukupi istirahat dan minum banyak air putih.
- Minum obat batuk alami, seperti campuran air jeruk lemon dengan madu.
- Berkumur dengan air garam secara rutin untuk membersihkan dan mengeluarkan dahak secara alami.
- Mengganjal beberapa bantal di bawah punggung saat tidur agar posisi kepala lebih tinggi dari tubuh.
- Menjaga kebersihan ruangan dari debu dan kotoran, termasuk yang menempel pada kipas angin atau AC. Jaga juga kebersihan barang yang sering Anda sentuh, misalnya ponsel.
- Berhenti merokok, dan hindari asap rokok.
- Menggunakan masker, terutama saat beraktivitas di area berdebu atau berasap.
- Rutin mencuci tangan, terutama setelah batuk dan juga sebelum dan sesudah makan, ke WC, atau merawat orang sakit.
Agar batuk lebih cepat reda, Anda dapat mengonsumsi obat batuk sesuai jenis batuk yang dialami. Obat batuk yang mengandung diphenhydramine HCl dan ammonium chloride dapat menjadi pilihan untuk meredakan batuk, terutama yang disebabkan oleh alergi. Selain itu, kedua kandungan obat tersebut juga bisa membantu Anda untuk beristirahat.
Jika mengalami batuk berdahak, Anda bisa memilih obat batuk yang mengandung bromhexine HCl dan guaifenesin. Kedua kandungan obat ini berfungsi untuk mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Karena tidak menyebabkan kantuk, Anda tetap bisa beraktivitas seperti biasa setelah mengonsumsi obat batuk jenis ini.
Anda patut waspada jika batuk terjadi secara terus menerus dan selama lebih dari tiga minggu. Kondisi ini sebaiknya segera diobati, karena bisa jadi batuk yang tak kunjung reda merupakan gejala dari suatu penyakit yang serius, seperti bronkitis kronis dan batuk rejan.
Untuk menghindari risiko timbulnya efek samping yang berbahaya, sebaiknya baca keterangan penggunaan obat yang tertera di kemasan obat. Jika batuk Anda semakin parah, tak kunjung sembuh selama lebih dari tiga minggu, disertai nyeri dada, sesak napas, dan penurunan berat badan, segera konsultasi ke dokter. Dikhawatirkan, batuk tersebut muncul sebagai gejala dari suatu penyakit yang perlu cepat ditangani.