Tahukah Ayah dan Bunda jika minuman berenergi sebaiknya tidak dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja? Hal ini karena minuman berenergi mengandung zat yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada anak, mulai dari susah tidur hingga gangguan jantung.
Minuman berenergi adalah jenis minuman nonalkohol yang diklaim dapat meningkatkan stamina dan tenaga tubuh. Bagi orang dewasa yang sehat, minuman ini relatif aman untuk dikonsumsi, asalkan dalam batas wajar atau tidak berlebihan.
Namun, bagi anak-anak, konsumsi minuman berenergi tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuhnya secara keseluruhan.
Kandungan Berbahaya dalam Minuman Energi
Kebanyakan minuman berenergi merupakan minuman berkarbonasi atau bersoda dengan kafein yang tinggi. Kafein merupakan zat stimulan yang dapat merangsang otak lebih aktif, sehingga membuat orang yang mengonsumsinya menjadi lebih terjaga dan bertenaga.
Minuman berenergi juga mengandung zat perangsang tambahan yang berfungsi layaknya kafein, seperti taurin, L-carnitine, dan guarana. Tidak hanya itu, kandungan gula yang tinggi dalam minuman berenergi juga berbahaya untuk anak karena dapat menimbulkan efek ketagihan, merusak gigi, dan menyebabkan obesitas pada Si Kecil.
Sebenarnya, anak kecil berusia 12–18 tahun masih boleh mengonsumsi kafein di bawah 100 mg per hari. Namun yang harus diketahui, 1 kaleng minuman berenergi saja sudah mengandung lebih dari 200 mg kafein. Oleh sebab itu, dokter menyarankan untuk membatasi atau bahkan menjauhi pemberian kafein pada anak.
Bahaya Konsumsi Minuman Berenergi pada Anak
Jika dikonsumsi terlalu sering atau terlalu banyak, minuman berenergi berisiko menimbulkan beberapa masalah kesehatan pada anak, seperti:
- Sakit kepala
- Gangguan pencernaan, seperti sakit perut, diare, dan mual muntah
- Gelisah
- Sulit konsentrasi
- Sulit tidur atau insomnia
- Sering buang air kecil
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan jantung, seperti kelainan irama jantung (aritmia) atau gagal jantung
- Dehidrasi
- Kejang-kejang
Menurut sejumlah laporan, kasus kematian pada anak-anak maupun orang dewasa karena mengonsumsi minuman energi sudah cukup banyak terjadi. Jadi, sebaiknya jangan biarkan anak mengonsumsi minuman berenergi, apalagi secara berlebihan.
Jika Si Kecil sudah terbiasa mengonsumsi minuman berenergi, Ayah dan Bunda perlu membantunya menghentikan kebiasaan tersebut. Caranya dengan memperhatikan pola makannya, termasuk apa yang dimakan atau diminum anak saat jajan.
Daripada mengonsumsi minuman berenergi, lebih baik biasakan anak untuk mengonsumsi minuman sehat, seperti air putih, infused water, air kelapa, jus, susu tanpa pemanis tambahan dan rendah lemak, atau teh herbal, seperti teh chamomile.
Selain itu, Ayah, Bunda, dan anggota keluarga lainnya juga harus bisa menjadi contoh yang baik, yaitu dengan tidak mengonsumsi minuman berenergi di depan anak-anak.
Apabila Ayah dan Bunda masih memiliki pertanyaan terkait bahaya makanan dan minuman yang dikonsumsi anak, termasuk minuman berenergi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter.
Dengan berkonsultasi, Ayah dan Bunda dapat mengetahui makanan atau minuman yang harus dihindari oleh Si Kecil, sehingga tumbuh kembang dan kesehatan anak akan makin optimal.